Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/163889
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorRisnayeti-
dc.contributor.advisorSjahriza, Ahmad-
dc.contributor.authorMuzuni-
dc.date.accessioned2025-07-04T06:24:44Z-
dc.date.available2025-07-04T06:24:44Z-
dc.date.issued1996-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/163889-
dc.description.abstractSelama ini, labu siam hanya dikenal sebagai sayuran. Namun dibalik itu, labu siam merupakan sumber pektin yang potensial. Kandungan pektin dalam labu siam sebesar 2,7 -3,0% (b/b)(Kertesz, 1952). Senyawa-senyawa pektin yang secara umum disebut substansi pektat dibagi atas tiga bagian, yaitu protopektin, asam pektinat, dan asam pektat. Pektin adalah asam pektinat yang larut dalam air dengan kandungan metil ester yang berbeda-beda dan mampu membentuk gel dengan gula dan asam pada kondisi yang cocok. Berdasarkan kandungan metoksilnya, pektin dibagi atas dua macam, yaitu pektin bermetoksil tinggi yang mengandung 7-12% metil ester dan pektin bermetoksil rendah yang mengandung 3-7% metil ester (Kirk dan Othmer, 1952). Kondisi yang cocok dalam pembentukan gel pektin metoksil tinggi adalah kadar gula antara 5875% dan keasaman pH 2,8 3,5. Pektin metoksil rendah, kemampuan membentuk gel dengan gula dan asam, hilang dan pektin ini membentuk gel dengan ion kalsium (Glicksman, 1969). Karena kemampuannya membentuk gel, maka pektin banyak digunakan sebagai pengental dalam berbagai produk, misalnya jam, jelly, marmalade, dan sebagainya. Berat molekul suatu polimer dapat menentukan kelarutan polimer tersebut. Semakin besar berat molekulnya, semakin berkurang kelarutannya. Pektin sebagai polimer alam, merupakan material yang mempunyai distribusi berat molekul. Berat molekul yang terdistribusi tersebut dapat dipisahkan dengan menggunakan teknik fraksinasi polimer. Tujuan penelitian ini adalah untuk memisahkan polimer alam, yaitu pektin, menjadi beberapa fraksi dengan menggunakan teknik pengendapan bertingkat dan menentukan karakterisasi fisik dari fraksi-fraksi tersebut. Jenis karakterisasi yang dilakukan adalah penetapan kadar air, penetapan kadar abu, penetapan kadar metoksil, dan penetapan viskositas intrinsik. Dari hasil ekstraksi pektin dari labu siam (Sechium edule Sw.) yang berumur ± 1 bulan, diperoleh rendemen pektin sebesar 2,73% (w/w). Pektin hasil ekstraksi ini merupakan polimer polidispersi dan dapat difraksinasi menjadi beberapa fraksi. Fraksi-fraksi pektin yang dihasilkan adalah pektin fraksi 1, pektin fraksi 2, dan pektin fraksi 3. Pektin fraksi 2 mempunyai kadar air tertinggi (18,77%, w/w) lalu pektin fraksi 3 (18,17%, w/w) dan terakhir pektin fraksi 1 (17,70%, w/w). Pektin fraksi 1 mempunyai kadar abu tertinggi (1,32%, w/w) lalu pektin fraksi 3 (0,72%, w/w), dan terakhir pektin fraksi 2 (0,57%, w/w). Pektin fraksi 1 mempunyai kadar metoksil tertinggi (2,88%, w/w) lalu pektin fraksi 3 (2,57%, w/w) dan terakhir pektin fraksi 2 (2,35%, w/w). Pektin fraksi I mempunyai viskositas intrinsik tertinggi (0,28) lalu pektin fraksi 2 (0,23) dan terakhir pektin fraksi 3 (0,10).id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleFraksinasi dan Karakterisasi Pektin dari Labu Siam (Sechium edule Sw.) sebagai Model Teknik Fraksinasi Polimer Alam.id
dc.typeUndergraduate Thesisid
Appears in Collections:UT - Chemistry

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
G96muz.pdf
  Restricted Access
Fulltext12.47 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.