Produksi Protein Sel Tunggal (PST) dari Ganggang Spirulina platensis dengan Limbah Lateks Pekat Sebagai Media Pertumbuhan

Abstract

Salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan protein adalah dengan menghasilkan protein melalui jasa mikroorganisme yang disebut Protein Sel Tunggal (PST), karena selain cepat dan tidak memerlukan areal tanah yang luas juga produksinya tidak tergantung pada iklim. Produksi PST akan mempunyai nilai yang lebih bila ditumbuhkan dalam media pertumbuhan yang berupa limbah. Bahan organik dan anorganik yang terdapat dalam limbah dapat dijadikan nutrisi bagi mikroorganisme penghasil PST. Pada penelitian ini ditumbuhkan ganggang S. platensis sebagai penghasil PST dan limbah Jateks pekat sebagai media pertumbuhannya yang mempunyai kadar cemaran limbah cukup tinggi. Tujuan penelitian ini secara garis besar selain untuk memproduksi S. platensis pada limbah lateks pekat juga untuk mengetahui penurunan kadar cemaran limbah yang terjadi. Pada penelitian ini juga dilakukan analisis komposisi asam amino ganggang S. platensis yang ditumbuhkan dalam limbah lateks pekat dan medium sintetik dengan kromatografi (HPLC). Metode yang dilakukan terdiri dari 4 bagian yaitu penumbuhan ganggang S. platensis pada limbah lateks pekat 5%, 10%, 15% dan 20%, penumbuhan ganggang S. platensis teraklimatisasi pada limbah lateks pekat 10%, 15%, dan 25%, penumbuhan ganggang S. platensis pada limbah lateks pekat yang diencerkan 2x,3x,4x, 5x dan 6x setelah ditumbuhkan khamir Saccharomyces sp dan anali-sis komposisi asam amino S. platensis yang ditumbuhkan pada limbah lateks pekat dan medium sinte-tik dengan HPLC. Pada metode pertama, S. platensis dapat ditumbuhkan pada limbah lateks pekat 5% dengan biomassa maksimum yang dihasilkan 3,0705 g/l selama 15 hari. Penurunan COD, nitrogen total dan nitrogen amonia berturut-turut dari 1100,342 ppm, 151,64 ppm, dan 106,21 ppm menjadi 619,116 ppm, 89,01 ppm dan 51,88 ppm. Pada metode kedua, S. platensis dapat teraklimatisasi hingga mencapai konsentrasi 10%. S. platensis teraklimatisasi ini berhasil ditumbuhkan dalam limbah lateks pekat 10% dengan produksi biomassa maksimum 3,2053 g/l selama 15 hari. Nilai COD, nitrogen total dan nitrogen amonia limbah lateks pekat yang ditumbuhkan S. platensis teraklimatisasi turun dari masing-masing 2096,864 ppm, 314,28 ppm, dan 206,42 ppm menjadi 813,672 ppm, 137,44 ppm dan 81,43 ppm. Pada metode ketiga, S. platensis berhasil ditumbuhkan pada limbah lateks pekat dengan pengenceran 6x setelah ditumbuhkan Saccharomyces sp dengan biomassa maksimum yang dihasilkan 2,0506 g/l selama 18 hari. Sedangkan COD, nitrogen total dan nitrogen amonianya berhasil diturun-kan dari masing-masing 1276,729 ppm, 128,95 ppm, dan 62.01 ppm menjadi 673,878 ppm, 67,80 ppm dan 29,03 ppm. Analisis terhadap komposisi asam amino S. platensis yang ditumbuhkan pada limbah lateks pekat dan medium sintetik tidak memperlihatkan perbedaan jenis asam aminonya. Namun kadar asam amino dan total protein yang dihasilkan berbeda antara yang satu dengan yang lain. Misal, kadar asam amino Treonin pada S. platensis yang ditumbuhkan dalam limbah lateks pekat sebesar 12,88% (berat kering sel) sedangkan yang ditumbuhkan dalam medium sintetik 1,56% dan total protein S. platensis pada limbah lateks pekat adalah 63,85% sedangkan pada medium sintetik 68,3%. Ganggang S. platensis dapat digunakan untuk menurunkan kadar cemaran limbah lateks pekat, namun kadar cemaran limbah yang diturunkan belum memenuhi syarat baku mutu lingkungan yang ditetapkan pemerintah, sehingga limbah tersebut belum aman untuk dibuang ke lingkungan.