Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/163865
Title: Koefisien Penyirnaan (k) Pada Lapisan Tajuk Hutan Primer Dan Hutan Bekas Tebangan
Authors: Rozari, de
Murdiyarso, Daniel
Fudiyanto, Dedy Hari
Issue Date: 1996
Publisher: IPB University
Abstract: Penebangan hutan secara fisik merupakan kegiatan yang akan merubah sifat permukaan dan tata guna lahan. Kegiatan ini secara langsung akan menimbulkar dampak terhadap proses transfer bahang (heat) dan Massa (mass). Dampak langsung mi selanjutnya akan mempengaruhi neraca energi, air dan hara. Sedangkan dampak tak langsung penebangan hutan yang mungkin tidak terjadi secara drastis berhubungan dengan perubahan sifat biologis hutan. Akibat perubahan luas dan kondisi hutan menyebabkan jumlah dan jenis vegetasi yang ada menjadi berkurang sehingga berakibat terjadinya perubahan karakteristik permukaan. Ekosistem yang semula tertutup menjadi terbuka sehingga berakibat terjadinya perubahan struktur tajuk yang pada akhirnya berpengaruh terhadap radiasi surya yang dapat menembus sampai ke dasar hutan dan menyebabkan perubahan kesetimbangan energi dan air. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai koefisien penyirnaan (k) pada trap-tiap lapisan tajuk pada dua tipe vegetasi hutan yaitu hutan primer dan hutan bekas tebangan. Pola radiasi surya pada dua tipe vegetasi hutan primer dan hutan bekas tebangan tersebut mempunyai kecenderungan yang sama. Radiasi surya meningkat nilainya dari jam 06.00-13.00 atau 14.00 kemudian menurun lagi sampai pukul 19.00. Radiasi surya pada puncak tajuk nilainya berkisar antara 156.10-725.00 Wart im Pada lokasi penelitian hutan primer radiasi surya pada tajuk I berkisar antara 2.00-95,10 Watt/m², tajuk II berkisar antara 0.6-60,10 Watt/m² sedangkan pada lokasi penelitian hutan bekas tebangan radiasi surya pada lapisan tajuk I nilamya herkisar antara 1.70-139.30 Watt/m², tajuk 11 berkisar 0.40-29.80 Watt/m² seria lapisan tajuk III radiasi surya berkisar 0.40-9.50 Watt/m². Koefisien penyirnaan pada lokasi penelitian hutan bekas tebangan lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan hutan primer. Hal ini disebabkan nilai indeks luas daus pada hutan primer lebih besar jika dibandingkan dengan hutan bekas tebangan. Selanjutnya pada lapisan tajuk utama (tajuk 1) hutan bekas tebangan saling berbeda nyata dengan hutan primer pada hasil uji beda dua nilai tengah dengan taraf uji 99 . Koefisien penyirnaan pada lokasi penelitian hutan primer lapisan tajuk I nilainya berkisar antara 1.00-0.52. lapisan tajuk II nilainya berkisar antara 1.00-0.63. Pada lokasi penelitian hutan bekas tebangan lapisan tajuk utama (tajuk 1) nilainya berkisar antara 1.00-0.81. Koefisien penyirnaan pada lokasi penelitian hutan bekas tebangan lapisan tajuk I rata-rata lebih besar 0.48 lebih tinggi dibandingkan dengan lapisan tajuk I lokasi penelitian hutan primer.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/163865
Appears in Collections:UT - Geophysics and Meteorology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
G96DHF.pdf
  Restricted Access
Fulltext38.38 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.