Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/163732
Title: Respon Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) Pada Pemberian Air dan Kalium
Authors: Murdiyarso
Situmorang, Lisken Lampita Martiana
Issue Date: 1995
Publisher: IPB University
Abstract: Tanaman kedelai merupakan tanaman yang ditanam pada periode tanam sela sehingga kekurang-an air merupakan masalah yang umum ditemui pada pertanaman kedelai. Dari penelitian terdahulu telah diketahui bahwa pemberian Kalium dapat berpengaruh terhadap kemampuan tanaman mengatasi cekaman air akibat air tanah yang tidak cukup. Selain itu peningkatan kualitas varietas dan jenis varietas yang baru menuntut perhatian penuh dalam pengujian kemampuan varietasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon dua varietas kedelai yaitu Varietas Malabar dan Galur S/887-96 terhadap beberapa tingkat pemberian air dan pemberian Kalium. Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Kelti Fisiologi Balittan Bogor dengan menggunakan tanah Podsolik Merah Kuning Jasinga. Penelitian disusun dalam rancangan acak kelompok dengan tiga faktor yaitu varietas sebagai petak utama, pemberian air sebagai anak-anak petak dan pemberian Kalium sebagai anak-anak petak. Perlakuan terdiri dari dua varietas kedelai yaitu Varietas Malabar dan Galur S/887-96, tiga perlakuan ketersediaan air tanah yaitu: 50% air tanah tersedia, 75% air tanah tersedia dan 100% air tanah terse-dia; dan tiga takaran pupuk KCI yaitu: tanpa pemupukan Kalium, 150 kg KCI/Ha, dan 300 kg KCI/Ha. Pertumbuhan dan hasil kedelai dipengaruhi oleh varietas kedelai, pemberian air, dan pemberian Kalium. Ada interaksi antara perlakuan tersebut yaitu pada bobot kering polong total bagian atas 6 MST dan 8 MST; tinggi tanaman 4 MST dan 8 MST: luas daun 6 MST dan 8 MST; bobot kering polong total 10 MST dan saat panen: jumlah polong total 6 MST; dan umur panen. Karakteristik kedelai Varietas Malabar dan Galur S/887-96 berbeda nyata ditandai oleh perbe-daan bobot kering total bagian atas, luas daun, tinggi tanaman, bobot kering polong, jumlah biji total saat panen, umur panen, dan laju pertumbuhannya. Kedelai Varietas Malabar menunjukkan pertumbuhan dan hasil yang lebih tinggi dibandingkan Galur S/887-96, kecuali pada jumlah polong totalnya yang tidak berbeda nyata. Selain itu berdasar-kan pengamatan, Varietas Malabar lebih tegar, berbatang lebih tebal, dan berwarna lebih hijau di-bandingkan Galur S/887-96. Peningkatan pemberian pupuk KCI dari 150 kg/ha menjadi 300 kg/ha memberikan pengaruh nya-ta terhadap peningkatan bobot kering total bagian atas, luas daun, tinggi tanaman, bobot kering polong total, jumlah polong total, umur panen, LAN (laju asimilasi netto). LTR (laju tumbuh relatif), dan NLD (nisbah luas daun) kedelai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian air nyata mempengaruhi bobot kering total bagian atas, luas daun, tinggi tanaman, umur panen, bobot polong total, jumlah polong total, dan jumiah biji total saat panen. Hal yang sama terjadi pula pada pemberian Kalium. Pemberian 100% air tersedia memberikan respon pertumbuhan dan hasil yang lebih baik. Pada umunınya bobot kering total, luas daun, bobot polong total, dan umur panen Varietas Malabar lebih besar dibandingkan Galur S/887-96 kecuali pada peubah tinggi tanaman dimana Galur S/887-96 jauh lebih besar. Sedangkan pada jumlah polong total dan jumlah biji total saat panen tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Interaksi perlakuan terbanyak antara perlakuan varietas dengan perlakuan pemberian air, antara perlakuan varietas dengan perlakuan pemberian Kalium, dan antara perlakuan pemberian air dengan perlakuan pemberian Kalium. Interaksi ini terbanyak menandai stadium perkembangan tanaman terutama awal pengisian polong pada 6 MST. Interaksi perlakuan tersebut menunjukkan dengan jelas pengaruh varietas terhadap kemampuan adaptasi tanaman kedelai selain keterbatasan kadar air tanah tersedia dan takaran pupuk KCI yang diberikan. Berdasarkan hal tersebut, Varitas Malabar menunjukkan kensampuan untuk memberikan pertumbuhan dan hasil yang lebih baik dibandingkan Galur S/887-96. Namun respon hasil kedelai pada 50% air tanah tersedia relatif sama. Umur panen nyata dipengaruhi oleh kadar air tanah tersedia dan takaran pupuk KCI yang diberi-kan, interaksi antara 100% air tanah tersedia dengan takaran pupuk KCI 150 kg/ha dan 300 kg/ha menunjukkan umur panen terpanjang sedangkan terpendek pada interaksi antara perlakuan 50% air tanah tersedia dengan tanpa pemupukan. Umur panen mempengaruhi larnanya waktu pengisian biji sehingga secara tidak langsung mempengaruhi bobot kering polong total saat panen. Varitas Malabar dengan pemberian 100% air tersedia dan pemberian pupuk KCI 300 kg/ha memberikan bobot kering polong total tertinggi.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/163732
Appears in Collections:UT - Geophysics and Meteorology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
G95LLM.pdf
  Restricted Access
Fulltext42.83 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.