Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/163547
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorDarmasetiawan, Hanedi-
dc.contributor.advisorNasrullah-
dc.contributor.authorHASIBUAN, ISMAIL-
dc.date.accessioned2025-07-02T03:20:47Z-
dc.date.available2025-07-02T03:20:47Z-
dc.date.issued1994-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/163547-
dc.description.abstractDaerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu sistem hidrologi yang terdiri atas komponen vegetasi, tanah, sungai dan iklim. Keluaran dari sistem tersebut berupa aliran sungai, sedang-kan masukannya adalah curah hujan. Karakteristik aliran sungai dipengaruhi oleh sifat-sifat masukan dan keempat komponen sistem di atas yang merupakan bagian dari kondisi fisik DAS. Ber-bagai aspek pengelolaan DAS meliputi aspek-aspek sosial, ekonomi, politik, budaya dan juga fisik DAS. Daerah Aliran. Sungai (DAS) Sampean secara geografis terletak antara 7 35 LS 8 9 50 LS dan antara 113 39 BT 114 9 50 BT. Secara administratif wilayah DAS Sampean ini meliputi Daerah Tingkat II kabupaten Bondowoso dan sebagian dari Daerah Tingkat 11 Situbondo (Kecamatan Situbondo) berada di Propinsi Jawa Timur. Sarana perhubungan di daerah ini umumnya baik, jalan aspal terdapat mulai dari pantai utara dan sekitarnya hingga mencapai sekeliling Gunung Ringgit, namun di daerah pegunungan Iyang (G. Argopuro), sarana perhubungan dapat dikatakan kurang, karena daerah ini merupakan hutan Lindung. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari karakteristik aliran sungai dan kondisi fisik-nya, pengelompokan tipe iklim, tipe hujan, zona agroklimat, dan karakteristik penyebaran pola curah hujan di wilayah DAS Sampean Bondowoso, Jawa Timur. Secara umum persentase kelahiran di Kab. Bondowoso lebih besar (0.61%), dibandingkan dengan Kab. Situbondo (0.54%). Nisbah antara penduduk dengan luasan berkisar antara 0.12 hingga 0.43. Penduduk di wilayah DAS Sampean sebagian besar bekerja sebagai petani 174 356 jiwa. Di wilayah DAS Sampean, kecamatan Bondowoso dan Kecamatan Situbondo penduduknya mempu-nyai jumlah usia sekolah terbesar, yaitu berturut-turut 19 356 jiwa dan 13 017 jiwa. Sedangkan kecamatan Wonosari dan kecamatan Cerme mempunyai jumlah usia sekolah terkecil. Berdasarkan Peta Geologi Jawa dan Madura lembar Jawa Timur berskala 1 500 000 dari Direktorat Geologi Bandung bahwa wilayah DAS Sampean tersusun oleh formasi batuan yang dihasil- kan dari aktivitas gunung api kuarter muda, gunung api kuarter tua, bahan alluvium berumur holo- sen, dan batuan yang mengandung leusit. Sedangkan menurut Peta Geologi Bersistem Indonesia ber-skala 1: 100 000 yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung bahwa wilayah DAS Sampean secara geologis memiliki bahan serta formasi batuan seperti formasi batuan holosen/kuarter, formasi batuan pleistosen/kuarter, dan formasi pleiosen/tersier. Daerah ini juga dapat dibedakan kedalam empat satuan morfologi yaitu dataran rendah, Lereng gunung api Landai, perbukitan, dan kompleks kerucut gunung api. Berdasarkan peta jenis tanah Pulau Jawa dan Madura yang dikeluarkan oleh Lembaga Pene-litian Tanah Bogor, pada tingkat pemetaan Tanah Tinjau berskala 1 250 000 untuk Propinsi Jawa Timur, maka di wilayah DAS Sampean terdapat beberapa jenis tanah yang tersusun dalam 12 Satuan Peta Tanah (SPT). Dari data iklim tahun 1970 sampai dengan 1991 yang diwakili oleh 74 stasiun di wilayah DAS Sampean didapat gambaran bahwa rata-rata keadaan jeluk curah hujan wilayah DAS berkisar an-tara 271 mm/tahun sampai dengan 2 449 mm/tahun. Keadaan bulan kering terjadi antara bulan April sampai Nopember dan bulan basah terjadi pada bulan Desember sampai Maret. Suhu udara rata-rata bulanan maksimum di wilayah DAS Sampean yang pertama terjadi pada bulan April atau bulan Mei dan yang kedua terjadi pada bulan Oktober atau bulan Nopember. Se-dangkan suhu udara rata-rata minimum terjadi pada bulan Pebruari atau bulan Agustus. Penggunaan Lahan di sekitar wilayah DAS Sampean menurut peta penggunaan lahan yang dike-Luarkan oleh Badan Pertanahan Nasional untuk daerah Bondowoso dan Situbondo dikelompokkan menja-di tegalan (31.40%), sawah (25.30%), hutan (20.50%), perkebunan (18.19%), lain-lain (3.20%), tanah rusak dan tandus (1.20%) dan kebun campuran (0.21%) dari areal DAS Sampean. Diukur secara planimetris pada peta topografi skala. 1:50 000 luas DAS Sampean adalah. 189 600 ha, terdiri dari sebagian besar luas kabupaten Bondowoso ditambah dengan satu kecama-tan yang ada di kabupaten Situbondo (kecamatan Situbondo). Sedangkan menurut Setiawan (1990), Luas DAS Sampean adalah 193 429 ha yang terletak pada dua kabupaten yaitu Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Situbondo. Sungai Sampean adalah sungai yang keberadaannya persis membentang dan membelah daerah Bondowoso di tengah-tengah, dengan hulu sungai berasal dari daerah Kecamatan Maesan serta menga-lir menuju ke daerah Situbondo selanjutnya bermuara ke pantai utara Laut Jawa. Panjang seluruh sungai utama (Kali Sampean) kira-kira 59 km dan panjang dari cabang ser-ta anak-anak sungainya adalah 518.10 km. Corak dan karakteristik aliran sungai Sampean terma-suk pola pengaliran yang melebar (radial). Daerah aliran sungai Sampean mempunyai nilai indeks bentuk sebesar 0.55, sedangkan besarnya harga indeks kerapatan adalah 0.30 per km. Segi bentuk wilayah dan kelerengan DAS Sampean dibedakan menjadi beberapa bentuk wila-yah, yaitu (1) datar (lereng 0% 3%), (2) datar sampai agak berombak (lereng 3% 8%), (3) berombak (Lereng 8% 15%), (4) berombak sampai agak bergelombang (Lereng 15% 25%), (5) berge-Lombang (Lereng 25% 40%), (6) bergelombang sampai agak berbukit (lereng 40%-60%), dan (7) herbukit sampai bergunung (lereng lebih dari 60%). Berdasarkan data debit DAS Sampean dari tahun 1984 sampai dengan tahun 1989, keadaan laju aliran sungai atau debit DAS Sampean adalah 3 199 m² per detik per tahun. Debit tertinggi di DAS Sampean pada bulang februari yaitu 569 per detik sedang debit terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu 107 a per detik. Besarnya nital fluktuasi debit DAS Sampean yaitu 5.32. Debit sungel bulanan relatif lebih rendah terutama pada bulan April sampai bulan Nopenber. Berdasarkan pengelompokan tipe iklim Koppen, maka stasiun stasiun curah hujan yang tersebar di wilayah DAS Sampean termasuk ke dalam tipe Iklim Aw, BSA, dan BWA; tipe hujan C, D, D/B, E, F, F/G, 6 dan tipe hujan k berdasarkan pengelompokan tipe hujan Schmidt Ferguson dan zona agroklimat C3, 03, 04, E3, E4 dan zona agroklimat ES berdasarkan pengelompokan zona agro-klimat Oldetan, Dari 74 stasiun curah hujan di DAS Sampean yang berpola A ("simple waves") terdiri dari 48 stasiun berpola curah hujan Ao, 12 stasiun berpola curah hujan Al dan 14 stasiun yang berpola curah hujan A2,id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleMEMPELAJARI TIPE-TIPE IKLIM DAN KONDISI FISIK WILAYAH DAERAH ALIRAN SUNGAI SAMPEAN, BONDOWOSO, JAWA TIMURid
dc.typeUndergraduate Thesisid
Appears in Collections:UT - Geophysics and Meteorology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
G94IHA.pdf
  Restricted Access
Fulltext56.58 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.