ANALISIS MODEL PENGHITUNGAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN PROPINSI D.I. YOGYAKARTA

Abstract

Data jumlah penduduk miskin sangat diperlukan untuk menunjang program pemerintah dalam merencanakan penanggulangan dan pengentasan kemiskinan. Dari data SUSENAS BPS data jumlah penduduk miskin dapat dihitung 3 tahun sekali. Perlu suatu metode untuk menghitung jumlah penduduk miskin setiap tahun. Data SUSENAS yang tersedia setiap tahun adalah data pengeluaran makanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan suatu model regresi penghitungan jumlah penduduk miskin menurut daerah perkotaan dan pedesaan dari pendekatan pengeluaran makanan agar didapat data jumlah penduduk miskin setiap tahun. Pemilihan model dilakukan dengan melihat pola sebaran data antara pengeluaran makanan dan kalori, dan diterapkan pada tiga model regresi yaitu regresi linier sederhana, regresi kuadratik dan regresi bersegmen (spline). Untuk model regresi spline terlebih dahulu dibuat suatu batasan pengeluaran makanan yang didapat dari regresi antara pengeluaran makanan dan pengeluaran total yang telah dikelompokkan menurut golongan yang dibuat oleh BPS. Pencilan data pengeluaran makanan dan kalori yang dilihat dari diagram kotak garis dikeluarkan, dan dari ketiga model regresi dipilih model yang mempunyai R2 terbesar dan nilai statistik PRESS terkecil. Pemenuhan asumsi dilakukan pada model yang terpilih untuk daerah perkotaan adalah model regresi spline dan untuk daerah pedesaan model regresi kuadratik. Dengan melihat kenormalan, kehomogenan ragam dan nilai statistik Mallow (Cp). Walau hasil penghitungan yang dilakukan BPS berbeda, tapi batas garis kemiskinan ada diantara selang batas atas dan batas bawah batas garis kemiskinan yang dilakukan dengan regresi bersegmen untuk daerah perkotaan dan regresi kuadratik untuk daerah pedesaan.