Model Sistem Hidrologi Sub-sub DAS Batang Asai dan Sub-sub DAS Batang Tabir hulu, DAS Batang Hari

Abstract

Penelitian ini bertujuan unutuk menyusun model sistem hidrologi di Sub-sub DAS Batang Asai dan Sub-sub DAS Batang Tahir hulu dan membandingkan kondisi hidrologis kedua daerah tangkapan tersebut berdasarkan karakteristik fisik dan tataguna Jahannya. Sehingga dapat diketahui potensi sumberdaya air di kedua wilayah yang berguna untuk pertimbangan pada pengelolaan DAS yang berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah (1) menghitung curah hujan wilayah, intersepsi serts alokasi curah hujan dengan model dasar Stanford Watershed Model IV (SWM IV). (2) membagi debit aliran sungai menjadi aliran permukaan, aliran bawah permukaan dan aliran dasar dengan metode konstanta reseccion rate. (3) melihat korelasi antara output model dengan data lapang (aliran sungai dan komponennya). (4) menentukan potensi wilayah dengan melihat karakteristik dan kondisi hidrologi kedua sub-sub DAS tersebut. Sub-sub DAS Batang Tabir hulu dan sub-sub DAS Batang Asai (sub DAS Batang Merangin Tembesi) merupakan salah satu dari hulu DAS Batang Hari. Sub-sub DAS Batang Asai mempungai luas 1283.4 km². Daerah ini berbatasan dengan propinsi Bengkulu bagian utara atau merupakan bagian selatan dari propinsi Jambi. Outlet daerah tangkapan sungai Batang Asai ini terletak di kota Benso. Sub-sub DAS Batang Asai sebagian besar merupakan hutan (Hutan Lindung dan Hutan Produksi Terbatas) terutama di hulu, sedangkan sebagian daerah tengah dan hilir merupakan semak belukar, tegalan, sawah, ladang berpindah dan kampung (pemukiman). Wilayah ini termasuk kedalam tipe iklim A Schmidt-Ferguson, tanpa bulan kering dengan rata-rata curah hujan bulanan mencapai 234 mm. Curah hujan maksimum terjadi pada bulan Desember mencapai 309 mm dan curah hujan minimum terjadi pada bulan Juli sekitar 122 mm. Daerah sub-sub DAS Batang Tahir hulu yang mempunyai luas 1046 km² (6.91% dari luas DAS Batang Hari). Outlet daerah tangkapan Sub-sub DAS Batang Tabir hulu terletak di kota Rantau Panjang. Tataguna lahan di sub-sub DAS Batang Tabir hulu meruupakan hutan (Hutan Produksi Biasa dan Hutan Suaka Alam). Bagian tengah didominasi oleh belukar dan bagian hilir berupa perladangan berpindah, sawah, perkebunan karet dan kampung. Daerah tangkapan sub-sub DAS Batang Tabir hulu termasuk kedalam tipe iklim A Schmidt-Ferguson dengan curah hujan maksimum pada bulan April (305 mm) dan curah hujan minimum pada bulan Juli (110 mm). Konstanta resesi (Kr) aliran bawah permukaan (interflow recession constan) sungai Batang Asai 0.76 dan Sungai Batang Tabir hulu 0.78, sedangkan nilai konstanta aliran dasar (groundwater recession constan) untuk sungai Batang Asai 0.96 dan sungai Batang Tabir 0.98. Pola aliran bawah permukaan sungai Batang Asai dan sungai Batang Tabir hulu mempunyai pola yang sama dengan aliran permukaan yaituu mengikuti pola curah hujan. Sedang kan aliran dasar cenderung tetap setiap bulannya (fluktuasinya kecil). Pada model sistem hidrologi sub-sub DAS Batang Asai, alokasi cuurah hujan netto lebih banyak mengisi cadangan permukaan pada bulan Februari dan Maret, untuk mengisi cadangan bawah permukaan pada bulan April dan Juli sedangkan pada bulan yang lain curah hujan netto paling besar teralokasi pada infiltrasi langsung. Alokasi curah hujan netto ini bergantung pada perbedaan antara curah hujan netto dan infiltrasi kumilatif maksimum. Perkolasi pada bulan Juli di sub-sub DAS Batang Asai tidak terjadi dan relatif kecil pada bulan Juni. Hal ini disebabkan karena lebih banyak air terevapotranspirasi, sedangkan pada bulan-bulan ini aliran dasar yang terjadi berasal dari cadangan aliran danar pada bulan sebelumnya. Pada model sistem hidrologi sub-sub DAS Batang Tabir hulu, alokasi curah hujan netto paling banyak untuk mengisi cadangan permukaan pada bulan Mei dan bulan-bulan lainnya curah hujan netto paling hanyak dialokasikan untuk infiltrasi langsung. Perkolasi di Sub-sub DAS Batang Tabir hulu tidak terjadi pada bulan Mei, Juni dan Juli, sedangkan pada bulan Agustus perkulasi yang terjadi relatif kecil. Dalam perhitungan untuk menentukan besarnya beberapa variabel ditentukan parameter aliran bawah permukaan (PABP) dan parameter aliran dasar (PABT). Pada sub-sub DAS Batang Asai PABP sebesar 0.24 dan PABT sebesar 0.04, sedangkan sub-mih DAS Batang Tabir hulu PABP sebesar 0.22 dan PAВТ 0.02. Secara umum model sistem hidrologi ini menggambarkan proses hidrologi yang terdapat pada daerah tangkapan sub-sub DAS Batang Asai dan sub-sub DAS Batang Tabir hula secara kuantitatif, dalam artian model ini tidak menggambarkan bagaimana terjadinya proses-proses hidrologi secara rinci, akan tetapi menjelaskan jumlah input yang masik, alokasi dari input dan output yang dihasilkan pada kedua daerah tangkapan. Tingkat Fluktuasi Debit (TFD) dihitung berdasarkan rasio debit maksimum dan minimum, dimana semakin besar TFD semakin buruk kondisi hidrologis daerah tersebut. Nilai TFD untuk sungai Batang Asai mencapai 5 dan sungai Batang Tabir hulu mencapai 8, sehingga dapat dikatakan bahwa sub-sub DAS Batang Asai memiliki kondisi hidrologis yang lebih baik dibanding dengan sub-sub DAS Batang Tabir hulu. Arah pengembangan wilayah di kedua sub-sub DAS ini lebih baik dialokasikan di sekitar tengah atau hilir sub DAS, dengan pertimbangan faktor kemiringan lereng. dimana pada bagian tengah kedua sub-sub DAS ini memiliki kemiringan sedang yaitu antara 25%-60% dan daerah hilir cenderung datar dengan kemiringan antara 2%-8%.