Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/163409| Title: | Pengaruh Perbedaan Iklim Dan Manajemen Ter-Hadap Produksi Susu Sapi Friesian Hols-Tein Pada Musim Hujan Di Jawa Barat Dan Jawa Timur |
| Authors: | Perwito, Heroe S. Soedarsono Surmaini, Elza |
| Issue Date: | 1992 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara produksi susu (jumlah dan kualitas) terhadap sistem manajemen, konsumsi pakan, THI, curah hujan, dan kecepatan angin, mengetahui pada wilayah iklim mana sapi dapat berproduksi optimal, dan membandingkan produksi susu pada wilayah iklim yang berbeda dengan sistem manajemen yang berbeda (perusahaan dan peternakan rakyat). Penelitian dilaksanakan bulan Januari- April 1992 di Jawa Barat: Cileubut (190 m dpl), Ujung Berung (720 m dpl), Pangalengan (1450 m dpl) dan di Jawa Timur: Grati (45 m dpl), Dau (600 m dpl), Nongkojajar (1250 m dpl). Pengamatan produksi dilakukan dua kali sehari, konsumsi TDN dihitung untuk jumlah sehari. Kadar lemak dan berat jenis susu di uji untuk setiap sampel. Iklim mikro kandang yang diukur adalah suhu dan kelembaban udara, sedangkan iklim makro adalah kecepatan angin, suhu dan kelembaban udara. Data curah hujan diambil dari stasiun meteorologi di setiap daerah penelitian. Pengaruh perbedaan daerah, ketinggian, sistem manajemen, dan waktu pengamatan terhadap produksi susu, konsumsi TDN, kadar lemak, dan berat jenis susu dianalaisa dengan rancangan fak-torial. Hubungan antara produksi susu dengan sistem manajemen, konsumsi TDN. dan faktor biometeorologi dianalisa dengan regresi berganda. (Temperature Humidity Index (THI) di Bogor, Ujung Berung, dan Pangalengan adalah 76, 72. dan 67, sedangkan di Grati. Dau, dan Nongkojajar adalah 79, 72. dan 68. Konsumsi TDN tertinggi terdapat di dataran tinggi, kemudian dataran sedang, dan terendah di dataran rendah. Konsumsi TDN lebih tinggi pada peternakan rakyat daripada perusahaan. Produksi susu di Jawa Barat dan Jawa Timur tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Produksi susu tertinggi di dataran tinggi, kemudiaan dataran sedang, dan dataran rendah. Sapi pada peternakan rakyat berproduksi lebih tinggi daripada sapi di perusahaan. Produksi pada pemerahan pagi lebih tinggi daripada pemerahan siang (P<0.05). Kadar lemak lebih tinggi di Jawa Timur. Dataran sedang mempunyai kadar lemak tertinggi. sedangkan antara dataran rendah dan tinggi tidak berbeda nyata, begitu juga antara perusahaan dan peternakan rakyat. Kadar lemak pada pemerahan siang lebih tinggi daripada pemerahan pagi. ... |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/163409 |
| Appears in Collections: | UT - Geophysics and Meteorology |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| G92ESU.pdf Restricted Access | Fulltext | 103.96 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.