Perilaku Burung di Hutan Penelitian Dramaga, Bogor

Abstract

Hutan Penelitian Dramaga merupakan salah satu hutan penelitian di pulau Jawa dengan luas 60 hektar. Hutan Penelitian Dramaga sangat cocok untuk berbagai jenis pohon, rotan, bambu, palem dan jenis satwa seperti burung. Burung memiliki peranan penting dalam membantu regenerasi hutan secara alami seperti penyebar biji dan penyerbuk bunga. Pengamatan perilaku burung dilakukan selama 1 jam setiap titik untuk 15 titik pengamatan dan pada tiap titik dilakukan pengamatan 3 kali pada pukul 06.00-10.00 WIB, selama 3 bulan. Metode yang digunakan merupakan kombinasi pengamatan titik dan ad libitum. Burung yang terlihat diidentifikasi dan semua perilaku yang dillakukan diamati dengan menggunakan teropong binokuler. Data yang diperoleh dianalisis secara analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Dari hasil pengamatan diperoleh 29 jenis burung dan 10 diantaranya diamati perilakunya. Perilaku tertinggi berupa terbang terjadi pada burung Cabe dengan persentase perilaku 50%, diikuti oleh Walet (38,9%), Cekakak jawa (29,4%), Cekakak sungai (21,1%), Tekukur (19,6%) dan Kutilang (18,9%). Selanjutnya, bertengger bersuara terjadi pada burung Cipoh (71,4%) dan Perenjak sayap garis (21,4%). Kemudian terbang bersuara pada burung madu kelapa (25%) dan Bondol jawa (18,2%). Perilaku tertinggi pada burung-burung tersebut umumnya terjadi pada kisaran waktu pukul 07.00-09.00 WIB dengan perilaku makan terjadi sekitar pukul 08.00-09.00 WIB. Pada kisaran waktu pukul 06.00-07.00 WIB, burung menunjukkan aktivitas yang rendah. Perilaku yang teramati berbeda untuk setiap burung tergantung dari faktor genetik dan lingkungannya.