Aktivitas Antibakteri dan Antioksidan Ekstrak Metanol Tanaman Pegagan (Centella asiatica)

Abstract

Pegagan (Centella asiatica) tergolong tanaman berbatang pendek yang digunakan dalam ramuan tradisional untuk pengobatan gangguan pernapasan. Kandungan minyak atsiri sebesar 0.22% memiliki aktivitas antibakteri terhadap Gram positif maupun negatif. Ekstrak air pegagan memiliki nilai LD50 8.240 ± 3.5 mg/kg bobot badan adalah tergolong praktis tidak toksik. Kerusakan sel akibat reaksi oksidasi dan serangan radikal bebas dapat dicegah dengan antioksidan. Maserasi serbuk pegagan dalam metanol menghasilkan ekstrak 23.04%. Ekstraksi metode Harborne modifikasi menghasilkan ekstrak terpenoid (17.62%), flavonoid (4.82%), dan alkaloid (4.74%). Ketiga ekstrak berwujud minyak dan berwarna hijau kecokelatan. Turunan terpenoid yang banyak ditemukan adalah asiatikosida dan sitosterol. Uji aktivitas antibakteri metode perforasi tehadap bakteri Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus, dan Escherichia coli menunjukkan bahwa ekstrak metanol memiliki zona bening teratur 0.95, 0.73, dan 1.06 cm. Ekstrak flavonoid menghasilkan zona bening teratur 1.57, 1.57, dan 1.66 cm. Analisis keragaman pada taraf kepercayaan 95% kedua ekstrak saling berbeda nyata. Uji antioksidan metode tiosianat dengan masa inkubasi sepuluh hari memperlihatkan ekstrak flavonoid memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi dibanding ekstrak metanol dan terpenoid, tetapi lebih rendah dibanding ekstrak alkaloid. Berdasarkan analisis keragaman, daya antioksidan sebagai persen penghambatan menyatakan bahwa empat ekstrak saling tidak berbeda nyata.