Analisis Perubahan Tutupan Lahan dan Peningkatan Suhu Kawasan di Lingkar Kampus IPB Dramaga

Abstract

Proses studentifikasi di wilayah lingkar kampus IPB Dramaga telah menyebabkan perubahan tutupan lahan yang signifikan. Pertumbuhan jumlah penduduk di Dramaga terkait erat dengan lokasi strategis, kemudahan akses, dan kebijakan IPB terkait daya tampung mahasiswa. Studentifikasi ini mengubah lanskap alami, seperti vegetasi dan badan air, menjadi permukaan kedap air yang dapat meningkatkan suhu permukaan lahan (LST). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika perubahan tutupan lahan, pola perubahan suhu kawasan, serta keterkaitan antara keduanya di lingkar kampus IPB Dramaga. Klasifikasi tutupan lahan dilakukan menggunakan pendekatan klasifikasi berbasis piksel dengan metode random forest dengan lima kelas tutupan lahan, yaitu lahan terbangun, vegetasi berkayu, vegetasi herbasea, badan air, dan lahan terbuka. Pemetaan suhu permukaan lahan dilakukan berdasarkan data LST dari RS Lab untuk setiap bulan pada tahun 2018 dan 2024. Analisis hubungan antara LST dan tutupan lahan dilakukan dengan uji korelasi Pearson dan model regresi linier berganda dengan variabel tambahan seperti kepadatan penduduk. Data wawancara lapangan digunakan untuk mengonfirmasi perubahan kondisi suhu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan luas lahan terbesar terjadi pada kategori lahan terbangun, yang terutama disebabkan oleh konversi vegetasi berkayu. Total perubahan tutupan lahan selama enam tahun terakhir mencapai 448,70 hektar. Suhu permukaan tertinggi tercatat pada bulan Oktober, baik pada tahun 2018 maupun 2024, khususnya di Desa Cibanteng dan Kelurahan Balumbang Jaya. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif sedang hingga kuat antara lahan terbangun dan lahan terbuka dengan peningkatan suhu permukaan. Temuan ini sejalan dengan kondisi aktual yang dirasakan masyarakat sekitar kampus, di mana mayoritas warga melaporkan adanya peningkatan suhu akibat pembangunan kawasan dan berkurangnya ruang terbuka hijau.

Studentification in the surrounding IPB Dramaga campus has led to significant changes in land cover. The population growth in Dramaga is closely related to its strategic location, ease of access, and IPB's policy on student accommodation capacity. This studentification has transformed natural landscapes, such as vegetation and water bodies, into impermeable surfaces that increase land surface temperature (LST). This study aims to analyse the dynamics of land cover changes, temperature patterns, and the correlation between both in the IPB Dramaga campus and its vicinity. Land cover was classify following pixel-based approach employing random forest classification method with five land cover classes, namely built-up areas, wooded vegetation, herbaceous vegetation, water bodies, and open land. Land surface temperature was mapped based on LST data from RS Lab for each month in 2018 and 2024, were used to analyse the relationship between LST and land cover Pearson correlation tests, multiple linear regression models with additional variables such as population density, field interview data was used to confirm the change of temperature condition. It was shown that the area with the greatest increase is the built-up land, mainly due to the conversion of wooded vegetation. The land cover change over the last six years was 448.70 hectares. The highest surface temperature was experienced in October during both 2018 and 2024, particularly in Cibanteng Village and Balumbang Jaya Village. Additionally, it indicates a moderate to strong positive correlation between built-up land and open land with increased surface temperature. This aligns with the actual conditions felt by the surrounding community, as the majority of residents around the campus report temperature increases due to urban development and the reduction of green spaces.