Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/16285
Title: Sintesis Emulsifaier Dari Tandan Buah Segar (Tbs) Kelapa Sawit Dengan Tingkat Kematangan Berbeda Menggunakan Enzim Lipase In Situ
Authors: Puspitasari, Tigin
Issue Date: 2002
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang penting bagi Indonesia. Produk kelapa sawit menghasilkan devisa yang cukup tinggi bagi Indonesia dengan nilai ekspor mencapai 745.277 US$ pada tahun 2000. Produk kelapa sawit yang paling banyak diproduksi pada saat ini adalah minyak kelapa sawit selebilmya adalah produk sampingan yang dihasilkan dari limbah sawit atau sisa dari pengolahan minyak. Tandan buah segar (TBS) yang dihasilkan kelapa sawit untuk memproduksi minyak terdiri dari berbagai tingkat kematangan. Tingkat kematangan kelapa sawit disebut dengan fraksi terdiri dari fraksi 00, fraksi 0, fraksi 1, fraksi 2, fraksi 3, fraksi 4 dan fraksi 5. Untuk menghasilkan minyak sawit yang optimal fraksi kematangan yang digunakan hanya fraksi 1 hingga fraksi 5. TBS harus segera dipanen pada saat yang tepat agar minyak yang dihasilkannya optimal dan mengandung asam lemak bebas yang rendah. Jika TBS yang dipanen telah lewat matang yang ditandai dengan banyaknya buah yang jatuh ketanah (membrondol) maka minyak yang dihasilkan sedikit dan jumlah asam lemak bebasnya (ALB) lebih dari 5 %. Peningkatan ALB ini disebabkan oleh aktivitas dari enzim lipase yang terdapat dalam mesokarp buah sawit. Enzim lipase memecah minyak dalam buah menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Semakin tinggi tingkat kemangan buah dan kerusakan yang dialami oleh buah maka aktivitas lipase juga semakin tinggi dan ALB yang diproduksi menjadi tinggi pula. Enzim lipase yang terdapat dalam buah sawit meningkatkan jumlah asam lemak bebas dengan mengkatalis proses hidrolisis yang terjadi dalam buah sawit. Proses hidrolisis pada kelapa sawit mengubah triasilgliserol yang terdapat pada minyak sawit menjadi monoasilgliserol (MAG), diasilglierol (DAG) dan asam lemak dengan bantuan dari enzim lipase dan air. MAG dan DAG adalah salah satu emulsifaier yang banyak digunakan oleh industri pangan. Emulsifaier M-DAG memiliki banyak sekali kegunaan dalam menghasilkan produk pangan yang baik, industri yang menggunakan M-DAG misalnya industri bakery, confectionary dan lain -lain. Pada penelitian ini akan mempergunakan TBS yang telah lewat matang wltuk menghasilkan monoasilgliserol dan diasilglisrol dengan memanfaatkan enzim lipase yang terdapat dalam buah kelapa sawit. Produksi M-DAG diawali dari pembuatan minyak sawit kasar (CPO). Pengolahan minyak sawit kasar dimulai dengan perebusan buah menggunakan suhu 121°C selama 90 menit kemudian serabut dipisahkan dari inti sawit lalu dipres menggunakan pengepres hidrolik. Minyak sawit kasar yang didapat kemudian ) disentrifuse untuk memisahkan antara air, kotoran dan minyak. Minyak bersih kemudian dilarutkan dengan menggunakan heksan dengan perbandingan 1 : 5 lalu disimpan pada suhu 0 - 5 °c selama 3 hari. Endapan pada proses produksi M-DAG merupakan hasil MAG dan DAG yang diharapkan. Pada masing - masing fraksi menghasilkan jumlah CPO yang berbeda - beda tergantung dari kondisi buah. Fraksi 2 dan 3 menghasilkan CPO terbanyak karena pada saat fraksi tersebut merupakan kondisi optimal buah kelapa sawit dalam menghasilkan minyak. Fraksi 2 menghasilkan minyak dengan jumlah paling tinggi sebanyak 21.4 %. Kandungan ALB tertinggi dihasilkan oleh fraksi 5 sebanyak 22.1 %, semakin tinggi tingkat kematangan buah semakin tinggi juga jumlah asam lemak bebas yang terkandung. lumlah endapan M-DAG yang dihasilkan pada produksi M-DAG berbedabeda untuk tiap fraksi. Nilai endapan tertinggi diperoleh dari fraksi 4 yang sebanyak 16.4 % darijumlah CPO. Penentuan persen berat MAG, DAG, ALB dan TAG yang terkandung didalam rendemen dilakukan dengan anal isis kualitatif kromatografi lapis tipis (KLT). Pada analisis KLT digunakan lempeng aluminium silika gel untuk penotolan dan eluen yang digunakan adalah petroleum eter, dietil eter dan asam asetat glasial dengan perbandingan 90 : 10 : J (v/v/v). Berdasarkan analisa KLTdidapat komposisi MAG, DAG, TAG dan ALB dari campuran M-DAG yang dihasilkan. Fraksi yang menghasilkan MAG tertinggi adalah fraksi 2 sebanyak 14.3 % dan DAG dihasilkan oleh fraksi 4 sebanyak 6.4 %. Rata - rata persen TAG yang dihasilkan tiap fraksi adalah lebih dari 60 % sedangkan ALB yang terkandung hanya 1-3 % darijumlah rendemen. Dari hasil komposisi jumlah masing - masing fraksi MAG, DAG, TAG dan ALB diatas dapat diketahui fraksi yang menghasilkan jumlah emulsifaier tertinggi. Fraksi yang menghasilkan MAG dan DAG tertinggi adalah fraksi 4 dengan MAG sebanyak 2.2 % dan DAG sebanyak 1.0 % dari jumlah rendemen yang didapatkan 16.4 %. Fraksi 4 merupakan fraksi yang telah lewat matang sehingga kandungan asam lemak bebas lebih tinggi dan proses hidrolisis yang terjadi didalam buah lebih optimal sehingga fraksi cukup potensial untuk menghasilkan emulsifaier dalamjumlah tinggi. Fraksi kematangan buah yang cukup baik menghasilkan MAG dan DAG adalah fraksi 2 hingga fraksi 5. Pada tingkat kematangan tersebut buah kelapa sawit dapat menghasilkan M~DAG 1 hingga 3 % darijumlah rendemen totalnya.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/16285
Appears in Collections:UT - Agroindustrial Technology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
F02tpu_abstract.pdf
  Restricted Access
Abstract460 kBAdobe PDFView/Open
F02tpu.pdf
  Restricted Access
Full Text2.31 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.