Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/162762
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMulyono
dc.contributor.advisorMawardi, Wazir
dc.contributor.advisorYusfiandayani, Roza
dc.contributor.advisorWahju, Ronny Irawan
dc.contributor.authorRamadhan, Panji Anugrah
dc.date.accessioned2025-06-23T08:48:55Z
dc.date.available2025-06-23T08:48:55Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/162762
dc.description.abstractPenelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, dengan judul "Hasil Tangkapan Sampingan (HTS) Ikan Hiu pada Perikanan Jaring Insang Gill Net dan Pukat Trawl di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu" Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yaitu Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Kecamatan Ipuh dan TPI Kecamatan Teramang Jaya. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk: (1) mengidentifikasi jenis alat tangkap yang digunakan untuk menangkap hiu di TPI Kabupaten Mukomuko, (2) mengukur panjang dan berat hiu yang didaratkan, (3) mengidentifikasi jenis hiu beserta status konservasinya, dan (4) menyusun strategi pengelolaan perikanan hiu di Kabupaten Mukomuko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat tangkap yang menghasilkan ikan hiu sebagai hasil tangkapan sampingan (bycatch) adalah jaring insang (gill net) dan pukat (trawl). Sementara itu, hasil tangkapan utama berupa ikan-ikan seperti tongkol, layur, bawal, udang, dan sotong. Alat tangkap gillnet menghasilkan 9% hiu dari total tangkapan, sementara pukat menghasilkan 8%. Namun, gillnet menyumbang 70% dari total hiu yang didaratkan, sementara pukat hanya 30%. Penelitian ini juga menemukan bahwa sebagian besar hiu yang didaratkan masih berukuran juvenil, dengan persentase mencapai 82,9%. Sementara itu, seluruh hiu martil (Sphyrna lewini) yang didaratkan berukuran juvenil, yang menunjukkan bahwa ukuran tersebut belum layak untuk ditangkap. Berdasarkan status konservasinya, ikan hiu jenis kejen (Loxodon macrorhinus) masuk dalam kategori hampir terancam (Near Threatened/NT), sementara hiu martil (Sphyrna lewini) tergolong sangat terancam punah (Critically Endangered/CR). Mengacu pada hasil analisis SWOT, kondisi pengelolaan perikanan hiu di Kabupaten Mukomuko saat ini berada pada kuadran (Weaknesses-Opportunities), yang berarti terdapat kelemahan dalam pengelolaan yang dapat dimanfaatkan untuk meraih peluang perbaikan. Berdasarkan analisis ini, beberapa rekomendasi strategi pengelolaan yang dapat diterapkan antara lain: (1) peningkatan pengawasan, khususnya di wilayah darat pada tempat transaksi atau penjualan ikan; (2) sosialisasi Keputusan Menteri KP No. 61 Tahun 2018 mengenai jenis dan status ikan, serta tata cara izin pemanfaatan ikan kepada aktor pasar (nelayan dan pengepul); dan (3) peningkatan pencatatan data penjualan ikan yang lebih rinci dan sistematis.
dc.description.sponsorship
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleHasil Tangkapan Sampingan (HTS) Ikan Hiu pada Perikanan Jaring Insang (Gill Net) dan Pukat (Trawl) di Kabupaten Mukomuko, Bengkuluid
dc.title.alternativekomposisi jenis tangkapan hiu
dc.typeTesis
dc.subject.keywordhiuid
dc.subject.keywordTANGKAPANid
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_C4503222022_31ea925523764044b673a810b44e0a00.pdfCover524.82 kBAdobe PDFView/Open
fulltext_C4503222022_76cec875748349c9bf2c51b4dcf66032.pdf
  Restricted Access
Fulltext2.87 MBAdobe PDFView/Open
lampiran_C4503222022_2d06a93f79374e4994425223d4e38845.pdf
  Restricted Access
Lampiran1.9 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.