Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/162691
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSyahbirin, Gustini-
dc.contributor.advisorAchmadi, Suminar S.-
dc.contributor.authorSyarif, Agus-
dc.date.accessioned2025-06-23T04:16:33Z-
dc.date.available2025-06-23T04:16:33Z-
dc.date.issued2001-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/162691-
dc.description.abstractPerekat memegang peranan penting dalam industri kayu lapis, terutama di Indonesia yang sebagian besar bahannya harus diimpor. Bahan perekat yang umum digunakan adalah perekat sintetik fenol formaldehida. Menurunnya penggunaan fenol sintetik sangat diharapkan sebab bahan ini diperoleh dari minyak bumi yang sifatnya tidak dapat pulih dan harganya mahal. Oleh sebab itu, timbul upaya untuk mencari bahan baku perekat alami, seperti tanin yang dapat menggantikan sebagian fenol dalam perekat sintetik. Dalam penelitian ini dipelajari pengaruh waktu dan suhu ekstraksi terhadap rendemen, bilangan Stiasny, dan kadar tanin. Adapun rancangan percobaannya menggunakan analisis faktorial (2x3) dengan rancangan acak lengkap dengan uji Tukey sebagai uji lanjutan. Dilakukan juga pemisahan ekstrak tanin dari fenolik non-tanin guna memperoleh tanin terkondensasi. Kulit kayu A. mangium diekstraksi dengan air panas pada suhu 60, 80, dan 100°C masing-masing selama 2 dan 4 jam. Uji kereaktifan tanin terhadap formaldehida dilakukan dengan menetapkan bilangan Stiasny. Kadar tanin dihitung dengan cara mengalikan rendemen ekstrak dengan bilangan Stiasny kemudian dibagi dengan 100. Tanin terkondensasi dipisahkan dari kolom Sephadex LH-20 dengan cara mengelusi kolom dengan larutan aseton 70%. Hasil tertingggi dari rendemen, bilangan Stiasny, dan kadar tanin berturut-turut 18,38; 94,70; dan 16,70%. Uji statistik menunjukkan bahwa faktor waktu dan suhu sangat nyata mempengaruhi rendemen. Dalam hal ini tanin yang diekstraksi masing-masing pada waktu 4 jam dan suhu 80°C memberikan nilai tertinggi dibandingkan dengan kondisi lainnya. Sementara, bilangan Stiasny secara nyata hanya dipengaruhi faktor suhu, dengan suhu 100°C memberikan nilai tertinggi disusul suhu 60 dan 80°C. Data kadar tanin menunjukkan adanya interaksi yang sangat nyata antara faktor waktu dan faktor suhu, dengan kadar tanin tertinggi diperoleh pada kondisi ekstraksi 4 jam dan 80°C. Partisi ekstrak dengan etil asetat diperoleh rendemen 4,22%, sementara pemisahan lebih lanjut dalam kolom Sephadex LH-20 diperoleh tanin terkondensasi dengan rendemen 1,27%.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleEkstraksi dan Karakterisasi Tanin dari Kulit Kayu Acacia mangiumid
dc.typeUndergraduate Thesisid
Appears in Collections:UT - Chemistry

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
G01ASY.pdf
  Restricted Access
Fulltext17.5 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.