Perancangan Tata Letak Fasilitas Gudang Penyimpanan Produk Pada Area Inventory Control PT Cahaya Buana Intitama

Abstract

HARDACANDRA SATYA PANDEGA UTAMA. Perancangan Tata Letak Fasilitas Gudang Penyimpanan Produk Pada Area Inventory Control PT Cahaya Buana Intitama. Dibimbing oleh ANTONYA RUMONDANG SINAGA. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efisiensi tata letak gudang penyimpanan produk dengan membandingkan kondisi eksisting dan tata letak usulan pada Divisi Inventory Control PT. Cahaya Buana Intitama. Metode Systematic Layout Planning (SLP) digunakan untuk merancang ulang tata letak guna meningkatkan efisiensi ruang dan alur kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbaikan tata letak mampu meningkatkan berbagai aspek efisiensi operasional. Jarak tempuh operator berkurang dari 694 meter menjadi 533 meter, menghasilkan efisiensi sebesar 23,2%. Waktu siklus operator (cycle time) menurun dari 3810 detik menjadi 3180 detik (efisiensi 15,53%), dan frekuensi kerja meningkat dari 7 menjadi 9 kali per shift (efisiensi 22,22%). Selain itu, jumlah operator yang dibutuhkan menurun dari 54 menjadi 42 orang, dan total biaya tenaga kerja menurun dari Rp5.400.000 menjadi Rp4.200.000 per shift (efisiensi 22,22%). Perbandingan ini menunjukkan bahwa tata letak usulan mampu meningkatkan efektivitas kerja, mengurangi beban tenaga kerja, serta menurunkan biaya operasional secara signifikan.

HARDACANDRA SATYA PANDEGA UTAMA. Designing the Layout of Product Storage Facilities in the Inventory Control Area of PT Cahaya Buana Intitama. Supervised by ANTONYA RUMONDANG SINAGA. This study aims to evaluate the efficiency of warehouse layout by comparing the existing condition with the proposed layout in the Inventory Control Division of PT. Cahaya Buana Intitama. The Systematic Layout Planning (SLP) method was applied to redesign the layout to enhance space utilization and workflow. The results show significant improvements in operational efficiency due to the layout revision. Operator travel distance was reduced from 694 meters to 533 meters, resulting in a 23.2% efficiency gain. The cycle time decreased from 3810 seconds to 3180 seconds (15.53% improvement), while work frequency increased from 7 to 9 times per shift (22.22% increase). Furthermore, the number of operators required was reduced from 54 to 42, and total labor costs decreased from Rp5,400,000 to Rp4,200,000 per shift (22.22% cost efficiency). These findings confirm that the proposed layout improves work effectiveness, reduces workforce strain, and significantly cuts operational costs.