Pemetaan Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Sentinel 2-A di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

Abstract

Kabupaten Bekasi memiliki garis pantai yang posisinya tidak tetap karena menghadapi berbagai tekanan, baik secara alami maupun non-alami. Perubahan garis pantai dapat diamati dengan teknologi penginderaan jarak jauh. Penelitian ini bertujuan memetakan dan menganalisis laju perubahan garis pantai di wilayah pesisir Kabupaten Bekasi, Jawa Barat menggunakan citra Sentinel 2-A dari tahun 2017 hingga tahun 2024. Ekstraksi garis pantai menggunakan metode Normalized Difference Water Index (NDWI), sementara untuk perhitungan jarak dan laju perubahan garis pantai menggunakan Digital Shoreline Analysis System (DSAS). Lokasi penelitian terbagi menjadi 10 sub-zona yang mana abrasi dan akresi tertinggi terjadi di Desa Pantai Bahagia (Sub-zona A2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju perubahan garis pantai di pesisir Kabupaten Bekasi nilainya -1,53 meter/tahun dengan laju abrasi sebesar -13 meter/tahun dan laju akresi sebesar 9,6 meter/tahun. Abrasi di pesisir Kabupaten Bekasi terjadi karena hempasan gelombang yang kuat, konversi lahan hutan mangrove menjadi tambak perikanan, adanya penurunan muka tanah, naiknya muka air laut, serta adanya aktivitas penggalian pasir pantai oleh masyarakat. Fenomena akresi di pesisir Kabupaten Bekasi disebabkan oleh sedimentasi yang terjadi di muara sungai dan adanya pembangunan infrastruktur di sekitar pesisir pantai.

Bekasi Regency had a coastline that was not fixed because it faced various pressures, both natural and non-natural. Coastline changes could be observed using remote sensing technology. This study aimed to map and analyze the rate of coastline change in the coastal area of Bekasi Regency, West Java, using Sentinel 2-A imagery from 2017 to 2024. Coastline extraction used the Normalized Difference Water Index (NDWI) method, while the calculation of distance and rate of coastline change was performed using the Digital Shoreline Analysis System (DSAS). The research location was divided into 10 sub-zones, where the highest abrasion and accretion occurred in Pantai Bahagia Village (Sub-zone A2). The results of the study showed that the rate of coastline change on the coast of Bekasi Regency was -1.53 meters/year, with an abrasion rate of -13 meters/year and an accretion rate of 9.6 meters/year. Abrasion on the coast of Bekasi Regency occurred due to strong waves, conversion of mangrove forest land into fishery ponds, land subsidence, rising sea levels, and beach sand excavation activities by the community. The accretion phenomenon on the coast of Bekasi Regency is caused by sedimentation that occurs at river mouths and the development of infrastructure around the coast.