Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/162602| Title: | Analisis Kualitas Air dan Kinerja Produksi Hatchery Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di Kalianda, Lampung Selatan |
| Other Titles: | |
| Authors: | Nirmala, Kukuh Hastuti, Yuni Puji Supriyono, Eddy Nofembrianti |
| Issue Date: | 2025 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Kualitas air merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan produksi hatchery udang vaname. Kualitas air yang baik akan menghasilkan kinerja produksi yang maksimal. Sebaliknya, perubahan kualitas air yang buruk dapat menyebabkan stres, penyakit, dan kematian pada larva udang vaname. Kondisi ini dapat menurunkan hasil produksi dan memberikan dampak kerugian bagi pembudidaya. Penelitian terkait analisis kualitas air hatchery di Indonesia masih sangat terbatas. Namun, informasinya sangat diperlukan bagi pelaku usaha udang untuk praktik budidaya di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas air pada kegiatan pembenihan udang vaname yang berasal dari laut (sumber/pasok), bak penampungan (tandon), dan bak pemeliharaan larva, serta korelasinya terhadap kinerja produksi udang vaname. Penelitian ini menggunakan desain non eksperimen dengan metode observasi. Data dikumpulkan dan dianalisis menggunakan statistik deskriptif serta korelasi Pearson untuk melihat hubungan antara kualitas air dan kinerja produksi. Analisis kualitas air meliputi parameter fisika-kimia dan biologi air disesuaikan dengan metode yang telah ditentukan. Parameter kualitas air seperti suhu, dissolved oxygen (DO), pH, dan salinitas dilakukan secara langsung di lapangan. Parameter alkalinitas, total organic matter (TOM), total ammonia nitrogen (TAN), nitrit, kesadahan, identifikasi fitoplankton, total bakteri dan vibrio dilakukan di laboratorium. Sampel air diambil pada beberapa tahapan produksi pada beberapa stadia perkembangan larva. Pengambilan sampel air dilakukan dari tiga tahapan, yaitu sumber air laut, tandon, dan bak larva. Sampling tiap tahapan dilakukan 5 kali yaitu pada stadia zoea 3 (Z-3), mysis 1 (M-1), mysis 3 (M-3), postlarva 1 (PL-1), dan postlarva 4 (PL-4). Pengambilan sampel air mengikuti proses manajemen budidaya yang dilakukan sesuai prosedur operasional standar yang telah ditetapkan hatchery PT. Citra Larva Cemerlang Kalianda, Lampung. Sampel air analisis fisika dan kimia diambil masing-masing sebanyak 200 ml, untuk analisis kimia ditambahkan pengawet H2SO4 dengan konsentrasi 0,5% dari volume sampel. Sampel bakteri diambil dari air laut bersamaan dengan sampel lainnya untuk diisolasi dan dikultur pada media sea water complete sedangkan Vibrio pada media thiosulfate citrate bile-salts sucrose agar. Sampel fitoplankton diambil menggunakan metode pasif, yaitu dengan cara mengambil sampel air masing-masing sebanyak 50 L dan disaring menggunakan jaring plankton (mesh size 40 µm), sampel yang tersaring dipindahkan ke dalam botol sampel dan difiksasi dengan larutan lugol 0,3 ml/100 ml sampel air. Penelitian ini menunjukkan bahwa parameter suhu, DO, pH, salinitas, dan alkalinitas memiliki nilai yang relatif stabil dan tidak mengalami perubahan signifikan pada semua tahapan dan waktu pengambilan sampel. Nilai TOM secara keseluruhan berada diatas kisaran baku mutu untuk pertumbuhan larva udang vaname. Pada beberapa sampel, nilai TAN dan nitrit lebih tinggi ditemukan pada bak larva, yang merupakan hasil ekskresi metabolik larva, sisa pakan yang tak terkonsumsi, serta aktivitas mikroba. Sementara itu, nilai kesadahan pada bak 1 ditemukan lebih tinggi dibandingkan sampel lainnya. Data fitoplankton dikumpulkan melalui identifikasi dari keseluruhan sampel menggunakan mikroskop dengan pembesaran 100x dan 400x. Hasil identifikasi didapatkan tiga puluh sembilan genus dalam lima kelas fitoplankton. Kelima kelas tersebut diantaranya Bacillariophyceae (29 genus), Chlorophyceae (3 genus), Cyanophyceae (3 genus), Dinophyceae (3 genus), dan Euglenophyceae (1 genus). Kelimpahan fitoplankton bervariasi, yaitu antara 97,8-202,6 ×10³ sel m-3 (sumber air laut), 16,8-61,3 ×10³ sel m-3 (tandon), dan 183,8-332 ×10³ sel m-3 (bak larva). Indeks keanekaragaman pada seluruh sampel memiliki nilai kriteria sedang dengan kestabilan komunitas sedang. Nilai keseragaman fitoplankton rendah dengan komunitas yang tertekan ditemukan pada bak larva PL1 dan PL4, sedangkan pada sampel lainnya memiliki keseragaman yang tinggi dengan komunitas yang lebih stabil. Terdapat spesies fitoplankton yang dominan dalam sampel PL1, hal ini menyebabkan adanya ketidakseimbangan komunitas fitoplankton. Pada sampel lainnya tidak ditemukan jenis yang mendominasi, komunitas fitoplankton seimbang. Hasil pengamatan total bakteri air laut menunjukkan bahwa pada bak 1 lebih tinggi mencapai 105 ×10³ CFU mL-1. Total green vibrio hanya ditemukan pada sampel sumber air laut dan bak 1. Sebaliknya, total yellow vibrio tertinggi pada bak 2 yang mencapai 193 ×10³ CFU mL-1. Sementara itu, pada tandon tidak ditemukan bakteri, green vibrio, dan yellow vibrio. Korelasi antara parameter kualitas air divisualisasikan dalam bentuk korelasi Pearson. Total green vibrio pada sumber air laut berkorelasi positif dengan cyanophyceae dan berkorelasi negatif dengan total bakteri. Pada bak tandon, TOM secara positif berkorelasi dengan TAN, alkalinitas, dan salinitas. Sementara itu, jumlah larva yang lemah pada bak 1 berkorelasi positif dengan total green vibrio, TOM, dan pH, sebaliknya berkorelasi negatif dengan TAN. Sedangkan pada bak 2, jumlah larva yang lemah berkorelasi positif dengan alkalinitas dan TAN, namun berkorelasi negatif dengan nitrit. Dapat disimpulkan bahwa desinfeksi kimia pada air tandon efektif mengubah keanekaragaman dan komposisi fitoplankton, bakteri air laut, dan Vibrio dalam sumber air laut yang digunakan untuk kegiatan produksi di hatchery. Nilai TOM, nitrit, dan total green vibrio lebih tinggi ditemukan pada bak 1 dibandingkan bak 2. Kinerja produksi pada akhir pemeliharaan menunjukkan pertambahan panjang post larva pada kedua bak tidak berbeda signifikan, namun tingkat kelangsungan hidup pada bak 1 lebih rendah dari bak 2. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/162602 |
| Appears in Collections: | MT - Fisheries |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_C1501221002_5517001060b1419e878381f32fb8a1f6.pdf | Cover | 628.22 kB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_C1501221002_3e2cef60e33d4a3c8d095029e680acd6.pdf Restricted Access | Fulltext | 2.88 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_C1501221002_cec1abf2d20f4fb181f60ecebc0f3b00.pdf Restricted Access | Lampiran | 385.36 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.