Peningkatan Senyawa Bioaktif Rimpang Temu Ireng (Curcuma aeruginosa) Hasil Fermentasi Media Padat Aspergillus oryzae

Abstract

Temu ireng (Curcuma aeruginosa) merupakan tanaman herbal yang banyak dimanfaatkan untuk pengobatan karena kandungan senyawa bioaktifnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan kandungan senyawa fenolik, flavonoid, kurkuminoid, serta aktivitas antioksidan dan sitotoksisitas rimpang temu ireng secara in vitro setelah perlakuan fermentasi dengan Aspergillus oryzae. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi meningkatkan kadar fenolik dan flavonoid total masing-masing sebesar 32,02% dan 28,03% dibandingkan ekstrak non-fermentasi. Aktivitas antioksidan juga mengalami peningkatan, ditandai dengan penurunan nilai IC50 pada uji DPPH dari 437,38 ± 1,83 µg/mL menjadi 98,15 ± 0,82 µg/mL setelah fermentasi. Selain itu, aktivitas sitotoksik melalui uji BSLT turut meningkat, terlihat dari penurunan nilai LC50 dari 434,33 µg/mL menjadi 129,4 µg/mL setelah fermentasi. Namun demikian, fermentasi menyebabkan perubahan kandungan kurkuminoid yang diduga berkaitan dengan modifikasi struktur kimianya. Secara keseluruhan, fermentasi media padat menggunakan Aspergillus oryzae secara signifikan (p<0,05) mengubah senyawa bioaktif dan meningkatkan aktivitas biologis rimpang temu ireng sehingga memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai bahan baku dalam produk pengobatan atau suplemen kesehatan yang lebih efektif.

Temu ireng (Curcuma aeruginosa) is a medicinal plant known for its therapeutic potential due to the presence of various bioactive compounds. This study aimed to evaluate the effect of solid-state fermentation using Aspergillus oryzae on the phenolic, flavonoid, and curcuminoid contents, as well as antioxidant and cytotoxic activities of temu ireng rhizomes in vitro. The results showed that fermentation increased total phenolic and flavonoid contents by 32,02% and 28,03%, respectively, compared to the non-fermented extract. Antioxidant activity was enhanced, with a notable decrease in IC50 values from 437,38 ± 1,83 µg/mL to 98,15 ± 0,82 µg/mL based on the DPPH assay. Cytotoxic activity, determined by the Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), also improved as indicated by a reduction in LC50 values from 434,33 µg/mL to 129,4 µg/mL. However, changes in curcuminoid content suggested possible structural modifications due to fermentation. In conclusion, solid-state fermentation with Aspergillus oryzae significantly (p<0,05) altered the bioactive profile and enhanced the biological activity of temu ireng, supporting its potential as an improved raw material for medicinal and health supplement applications.