Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/162504| Title: | Efektivitas Simplisia Daun Kelor Moringa oleifera dalam Pakan untuk Pencegahan Infeksi Edwardsiella tarda pada Ikan Nila Oreochromis niloticus |
| Other Titles: | The Effectiveness of Moringa oleifera Leaf Simplicia in Feed for Preventing Edwardsiella tarda Infection in Tilapia Oreochromis niloticus |
| Authors: | Wahjuningrum, Dinamella Widanarni Ratnadilla, Thamara |
| Issue Date: | 2025 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Budidaya ikan dengan sistem intensif sering kali meningkatkan risiko penyakit, salah satunya Edwardsiellosis yang disebabkan oleh bakteri Edwardsiella tarda. Penyakit ini dapat menyebabkan tingkat mortalitas hingga 30–50%. Selama ini, pengendalian penyakit dilakukan dengan menggunakan antibiotik. Namun, penggunaan antibiotik yang berlebihan dapat menyebabkan akumulasi residu dalam tubuh ikan dan resistansi terhadap bakteri. Oleh karena itu, diperlukan alternatif pengendalian berbasis bahan herbal yang aman bagi konsumen dan lingkungan. Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat tanpa melalui proses pengolahan, hanya dikeringkan saja. Daun kelor (Moringa oleifera) merupakan bahan alami yang berpotensi menjadi imunostimulan karena memiliki kandungan senyawa aktif seperti glucomoringin, moringin, flavonoid, alkaloid, fenol, tanin, dan saponin. Selain melimpah dan mudah diperoleh, daun kelor memiliki harga yang terjangkau, menjadikannya bahan herbal yang menarik untuk dimanfaatkan dalam akuakultur. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan daun kelor mampu meningkatkan kinerja pertumbuhan dan respons kekebalan tubuh pada ikan nila serta terkait ekspresi gen imunitas pada udang. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh pemberian simplisia daun kelor dengan dosis berbeda melalui pakan untuk pencegahan infeksi bakteri E. tarda pada ikan nila Oreochromis niloticus.
Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu pengujian in vitro dan in vivo dengan rancangan acak lengkap. Tahap pertama adalah uji in vitro untuk menentukan dosis ekstrak daun kelor yang mampu menghambat pertumbuhan E. tarda. Uji in vitro dilakukan dengan delapan perlakuan dan tiga ulangan yaitu kontrol PBS, kontrol antibiotik, kontrol E. tarda, penambahan ekstrak daun kelor dengan dosis 1,25 mg/mL, 2,5 mg/mL, 5 mg/mL, 10 mg/mL, dan 20 mg/mL. Tahap kedua adalah uji in vivo untuk mengevaluasi pengaruh pemberian simplisia daun kelor melalui pakan terhadap kinerja pertumbuhan, status kesehatan dan respons imun, serta resistansi ikan nila terhadap infeksi E. tarda. Dosis yang digunakan pada uji in vivo berasal dari hasil uji in vitro dengan mengonversi ekstrak menjadi simplisia dengan rendemen 10%. Uji in vivo dilakukan dengan lima perlakuan dan tiga ulangan yaitu simplisia daun kelor 12,5 g/kg (M12,5), 25 g/kg (M25),50 g/kg (M50), kontrol positif (K+) dan kontrol negatif (K-). Hewan uji yang digunakan adalah ikan nila berukuran 7,77 ± 0,06 g yang dipelihara pada akuarium berukuran 60×30×30 cm3 sebanyak 15 unit dengan kepadatan 10 ekor/akuarium yang dipelihara selama 30 hari. Ikan diuji tantang pada hari ke-31 dengan suspensi sel E. tarda 10^6 CFU/mL dan selanjutnya ikan dipelihara selama 7 hari. Parameter penelitian yaitu kinerja pertumbuhan meliputi tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian, rasio konversi pakan, jumlah konsumsi pakan. Parameter status kesehatan ikan dan respons imun meliputi total eritrosit, kadar hematokrit, kadar hemoglobin, total leukosit, aktivitas fagositik, aktivitas respiratory burst, penghitungan total bakteri meliputi kelimpahan bakteri asam laktat, populasi E.tarda pada ginjal dan hati, histopatologi organ ginjal dan hati serta resistansi ikan nila terhadap infeksi E. tarda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan penambahan simplisia daun kelor selama 30 hari memberikan perbedaan signifikan (P<0,05) terhadap pertumbuhan ikan nila dengan kontrol. Kelimpahan bakteri asam laktat tertinggi ditemukan pada perlakuan M12,5, perbedaan signifikan (P<0,05) dibandingkan perlakuan kontrol. Simplisia daun kelor juga meningkatkan status kesehatan dan respons imun ikan nila secara signifikan (P<0,05), serta menekan populasi E. tarda pada organ ginjal dan hati. Histopatologi ginjal menunjukkan kerusakan normal hingga rusak ringan pada perlakuan simplisia daun kelor teramati signifikan lebih rendah (P<0,05) dibandingkan perlakuan K+ dengan kerusakan ringan. Histopatologi hati juga menunjukkan kerusakan normal hingga rusak ringan pada perlakuan simplisia daun kelor teramati signifikan lebih rendah (P<0,05) dibandingkan K+ dengan kerusakan sedang. Perlakuan M12,5 menunjukkan resistansi tertinggi berbeda signifikan (P<0,05) dibandingkan perlakuan K+.
Simplisia daun kelor mampu meningkatkan status kesehatan dan respons imun, serta resistansi ikan nila terhadap infeksi E. tarda dengan dosis terbaik pada pakan dengan penambahan 12,5 g/kg simplisia daun kelor. Intensive fish farming often increases the risk of disease, one of which is Edwardsiellosis caused by the bacterium Edwardsiella tarda. This disease can cause mortality rates of up to 30-50%. So far, disease control has been carried out using antibiotics. However, excessive use of antibiotics can cause residue accumulation in the fish body and resistance to bacteria. Therefore, an alternative control based on herbal ingredients that is safe for consumers and the environment is needed. Simplicia is a natural material used as medicine without going through processing, only dried. Moringa leaves (Moringa oleifera) are natural ingredients that have the potential to become immunostimulants because they contain active compounds such as glucomoringin, moringin, flavonoids, alkaloids, phenols, tannins, and saponins. Besides being abundant and easy to obtain, Moringa leaves have an affordable price, making it an attractive herbal ingredient to be utilized in aquaculture. Previous studies have shown that Moringa leaves can improve growth performance and immune response in tilapia and related immune gene expression in shrimp. This study aims to evaluate the effect of administering different doses of moringa leaf simplicia through feed for the prevention of E. tarda bacterial infection in tilapia Oreochromis niloticus. The research was conducted in two stages, namely in vitro and in vivo testing with a complete randomized design. The first stage was an in vitro test to determine the dose of Moringa leaf extract that can inhibit the growth of E. tarda. In vitro tests were conducted with eight treatments and three replicates, namely PBS control, antibiotic control, E. tarda control, addition of moringa leaf extract at a dose of 1.25 mg/mL, 2.5 mg/mL, 5 mg/mL, 10 mg/mL, and 20 mg/mL. The second stage was an in vivo test to evaluate the effect of feeding moringa leaf simplicia on growth performance, health status and immune response, and resistance of tilapia to E. tarda infection. The dose used in the in vivo test was derived from the results of the in vitro test by converting the extract into simplicia with a yield of 10%. In vivo tests were carried out with five treatments and three replicates, namely moringa leaf simplicia 12.5 g/kg (M12.5), 25 g/kg (M25), 50 g/kg (M50), positive control (K+) and negative control (K-). The test animals used were tilapia fish measuring 7.77 ± 0.06 g which were kept in aquariums measuring 60×30×30 cm3 as many as 15 units with a density of 10 fish per aquarium which were maintained for 30 days. Fish were challenged on the 31st day with E. tarda cell suspension 10^6 CFU/mL and then the fish were maintained for 7 days. The research parameters were growth performance including survival rate, daily growth rate, feed conversion ratio, total feed consumption. Parameters of fish health status and immune response include total erythrocytes, haematocrit levels, haemoglobin levels, total leukocytes, phagocytic activity, respiratory burst activity, total bacterial count including lactic acid bacteria abundance, E. tarda population in kidney and liver, histopathology of kidney and liver organs and resistance of tilapia to E. tarda infection. The results showed that increasing the addition of moringa leaf simplicia for 30 days gave a significant difference (P<0.05) to the growth of tilapia with control. The highest abundance of lactic acid bacteria was found in the M12.5 treatment, a significant difference (P<0.05) compared to the control treatment. Moringa leaf simplicia also significantly improved the health status and immune response of tilapia (P<0.05), and suppressed the population of E. tarda in kidney and liver organs. Kidney histopathology showed normal to mild damage in the moringa leaf simplicia treatment observed significantly lower (P<0.05) than the K+ treatment with mild damage. Liver histopathology also showed normal to mild damage in moringa leaf simplicia treatment observed significantly lower (P<0.05) than K+ with moderate damage. M12.5 treatment showed the highest resistance significantly different (P<0.05) compared to K+ treatment. Moringa leaf simplicia was able to improve the health status and immune response, as well as the resistance of tilapia to E. tarda infection with the best dose in feed with the addition of 12.5 g/kg moringa leaf simplicia. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/162504 |
| Appears in Collections: | MT - Fisheries |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_C1501231040_58acfab5d1714732adf3479eed1b97ca.pdf | Cover | 596.23 kB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_C1501231040_515fd592dbc146bbb2769e8c2184395d.pdf Restricted Access | Fulltext | 1.24 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_C1501231040_49004b8c8d264ac085b61aed0d4301b4.pdf Restricted Access | Lampiran | 493.13 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.