Perubahan Kesesuaian Habitat Katak Sawah (Fejervarya cancrivora Gravenhorst 1829) di Pulau Jawa Menggunakan Data Sains Warga Tahun 2013 dan 2023

Abstract

Ekspansi perkotaan di Pulau Jawa mengkonversi lahan sawah menjadi area terbangun, mengancam habitat katak sawah (Fejervarya cancrivora), pengendali hama alami. Studi ini memodelkan perubahan kesesuaian habitat pada 2013 dan 2023 menggunakan data sains warga serta MaxEnt menggunakan data perjumpaan dari iNaturalist, GBIF, dan museum dipadukan dengan parameter lingkungan seperti NDVI, NDWI, elevasi, LST, dan jarak dari hutan maupun lahan terbangun. Model menunjukkan penurunan habitat kategori tinggi sebesar 1.268 km² seiring hilangnya 896 km² sawah. Faktor utama yang memengaruhi distribusi habitat adalah jarak dari hutan, elevasi, dan temperatur permukaan. Penurunan habitat ini mengancam populasi katak sawah, sehingga diperlukan konservasi habitat dan kebijakan tata ruang berkelanjutan.

Urban expansion in Java Island has converted rice fields into built-up areas, threatening the habitat of the crab-eating frog (Fejervarya cancrivora), a natural pest controller. This study modeled habitat suitability changes in 2013 and 2023 using citizen science data and MaxEnt, based on occurrence records from iNaturalist, GBIF, and museum collections, combined with environmental variables such as NDVI, NDWI, elevation, land surface temperature (LST), and distances from forests and built-up areas. The model revealed a loss of 1,268 km² in highly suitable habitats, alongside a reduction of 896 km² in rice fields. Key factors influencing habitat distribution were forest distance, elevation, and surface temperature. This habitat decline poses risks to rice frog populations, highlighting the need for habitat conservation and sustainable spatial planning.