Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/162287
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorAchsani, Noer Azam
dc.contributor.advisorAndati, Trias
dc.contributor.authorYudha, Andri Parna
dc.date.accessioned2025-06-05T07:17:46Z
dc.date.available2025-06-05T07:17:46Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/162287
dc.description.abstractPerumahan dan permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan faktor penting dalam peningkatan harkat dan martabat manusia. Selain itu, kebutuhan tersebut berfungsi strategis di dalam mendukung terselenggaranya pendidikan keluarga, persemaian budaya dan peningkatan kualitas generasi akan datang yang berjati diri. Permasalahan mendasar bagi masyarakat khususnya masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki atau membeli rumah adalah masalah keterjangkauan. Dari sisi perbankan, kendala yang dihadapi oleh masyarakat adalah masih tingginya tingkat suku bunga baik untuk kredit konstruksi maupun untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Pemerintah telah berupaya untuk memperkecil gap tersebut melalui program bantuan pembiayaan perumahan dengan dukungan KPR bersubsidi Akan tetapi permasalahan yang muncul adalah adanya hambatan dalam hal pengembalian pinjaman atau cicilan debitur kepada pihak perbankan yang biasa disebut kredit bermasalah atau NPL (Non Performing Loan). Berdasarkan data penyaluran KPR bersubsidi tahun 2004-2009 di daerah Jabodetabek diperoleh bahwa hampir seluruh daerah memiliki tingkat NPL di atas 5%. Daerah Depok merupakan satu-satunya daerah dengan tingkat NPL rendah (dibawah 5%) mulai tahun 2004-2009. Menurut ketentuan Bank Indonesia menjelaskan bahwa batas maksimum NPL adalah 5%. Permasalahan NPL dalam penyaluran KPR bersubsidi ini akan menjadi bahan dasar untuk melakukan penelitian dalam mengetahui bagaimana gambaran penyaluran KPR bersubsidi pada tahun 2004-2009 dan profil debitur yang menyangkut risiko kredit macet dengan cakupan daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi sebagai daerah penelitiannya Penelitian ini bertujuan untuk: (a) memberikan gambaran karakteristik dan kondisi KPR bersubsidi yang telah disalurkan pada tahun 2004-2009; (b) mengetahui profil debitur berdasarkan kemungkinan terjadinya kredit macet KPR bersubsidi di tiap daerah Jabodetabek; (c) menentukan peubah yang berpengaruh terhadap terjadinya kredit macet KPR bersubsidi di tiap daerah Jabodetabek Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis regresi logistik. Analisa deskriptif digunakan untuk menggambarkan deskripsi penyaluran KPR. bersubsidi yang meliputi penyebaran debitur berdasarkan lokasi, jenis pekerjaan debitur, kelompok penghasilan debitur, kelompok harga rumah, pemilihan harga rumah oleh debitur berdasarkan jenis pekerjaan dan kelompok penghasilan. Pada tahapan analisa regresi logistik menggunakan bantuan perangkat lunak SAS. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari database Kementerian Perumahan Rakyat yang telah mendapatkan KPR bersubsidi pada tahun 2004-2009. Penyaluran KPR bersubsidi berdasarkan lokasi debitur menunjukkan daerah Bekasi merupakan daerah yang paling banyak menerima KPR bersubsidi yaitu sebesar 44%, dan yang terendah adalah Depok sebesar 2% Daerah Depok....dst.
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManajemen Keuanganid
dc.titleAnalisa Risiko Kredit Macet Kpr Bersubsidi : Studi Kasus Di Daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasiid
dc.subject.keywordKemenperaid
dc.subject.keywordKpr Bersubsidiid
dc.subject.keywordRegresi Logistikid
dc.subject.keywordManajemen Keuanganid
dc.subject.keywordRisiko Kredit Macetid
dc.subject.keywordAnalisa Deskriptifid
Appears in Collections:MT - Business

Files in This Item:
File SizeFormat 
R4211ADY.pdf
  Restricted Access
1.76 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.