Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/162180
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSumarwan, Ujang
dc.contributor.advisorDjamaludin, M.D.
dc.contributor.authorCahyanto, Meidri Agung
dc.date.accessioned2025-06-05T07:10:36Z
dc.date.available2025-06-05T07:10:36Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/162180
dc.description.abstractSejalan perkembangan teknologi informasi dan kondisi lingkungan yang kompetitif di dunia perbankan nasional, maka pada awal tahun 1990 beberapa bank di Indonesia memperkenalkan fasilitas pelayanan Arijungan Teller Mandiri (ATM) untuk mempermudah pelayanan nasabah di luar petugas bank. Fasilitas ATM ini oleh perbankan saat itu diadakan untuk wilayah terbatas, karena untuk pengadaannya membutuhkan dana investasi yang besar. BCA yang memulai untuk menyediakan fasilitas ATM ini secara besar-besaran di semua wilayah kerjanya. Langkah BCA ini diikuti oleh bank-bank lain yang memiliki modal kuat antara lain BNI, Bank Niaga, Bank Duta, dan Bank Mandiri. BRI baru tahun 1999 meluncurkan produk tabungan yang diberi nama Britama yang dilengkapi dengan fasilitas ATM. Walaupun sedikit terlambat, fasilitas ATM BRI sudah sejajar dengan ATM bank lain dalam penyediaan fasilitas jenis fungsinya. Fasilitas ATM saat ini tidak lagi hanya berfungsi untuk pengambilan tunai dan info saldo, tetapi berkembang kearah fee based income berupa pelayanan transfer, pembayaran telkom, PLN, ponsel, kartu kredit dan lain-lain. Selain itu dikembangkan pula sistem aliansi ATM seperti Cirrus, ATM Bersama, Alto, ATM BCA. Dengan strategi aliansi ATM ini, maka mempermudah nasabah suatu bank bertransaksi di mesin ATM bank lain. Kondisi saat ini konsumen dan pasar berubah dengan cepat dan persaingan menjadi semakin tajam. Pemasaran secara massal sulit untuk dipertahankan, perlahan konsumen memiliki preferensi sehingga bank praktis tidak bisa menguasai seluruh pasar/konsumen dan harus memilih segmen yang ingin dikuasainya. Untuk itu bank harus merancang dan menerapkan strategi pemasarannya dengan tepat. Merancang strategi pemasaran berarti melaksanakan tiga langkah prosedur secara sistimatis yaitu strategi segmentasi pasar, penentuan pasar sasaran, dan strategi penentuan posisi pasar. Untuk itu langkah pertama yang harus dilakukan adalah segmentasi pasar ATM secara cermat. Hal ini menjadi penting karena di BRI belum ada kajian segmentasi untuk ATM BRI Menurut Kasali (2001), segmentasi bermanfaat meningkatkan posisi persaingan perusahaan dan memberikan kebutuhan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen, meningkatkan penjualan, meningkatkan pangsa pasar serta meningkatkan reputasi perusahaan. Dalam hal segmentasi produk perbankan. Sumarni (1997) mengemukakan bahwa dasar-dasar segmentasi pasar bank meliputi geografis, demografis, pendapatan, psikologis dan perilaku. Berkaitan dengan ATM, segmentasi geografis atas lokasi ATM dan pola penggunaannya memegang peranan penting untuk pemasaran ATM dan produk tabungan. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan kajian dan analisis segmen pasar ATM BRI di 13 kantor wilayah kerja yang ada. Tujuan yang ingin dicapai dari kajian ini: pertama, segmentasi penggunaan ATM BRI berdasarkan....dst.
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManajemen Pemasaranid
dc.titleKajian Segmentasi Atm Bri Berdasarkan Kuantitas Transaksiid
dc.subject.keywordAtm Briid
dc.subject.keywordCard Center Briid
dc.subject.keywordStrategi Pemasaranid
dc.subject.keywordAnalisis Clusterid
dc.subject.keywordAnalisis Korespondensi Study Kasusid
dc.subject.keywordSumber Data Sekunderid
dc.subject.keywordSegmentasiid
Appears in Collections:MT - Business

Files in This Item:
File SizeFormat 
E1905MAC.pdf
  Restricted Access
5.53 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.