Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/162119
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSiregar, Hermanto
dc.contributor.advisorHakim, Dedi Budiman
dc.contributor.authorRifai, Nila
dc.date.accessioned2025-06-05T07:06:22Z
dc.date.available2025-06-05T07:06:22Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/162119
dc.description.abstractIndonesia memiliki sekitar 940 jenis tanaman obat yang diketahui memiliki khasiat dan 250 jenis diantaranya sudah dimanfaatkan oleh industri jamu. Bahan baku tanaman obat yang melimpah tersebut tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal oleh industri farmasi di Indonesia. Lebih dari 90% bahan baku perusahaan farmasi berasal dari impor. Pemanfaatan secara maksimal tanaman obat ini oleh industri farmasi dan jamu nasional akan mengurangi ketergantungan akan bahan baku impor sehingga akan menambah devisa negara. Bahan baku obat impor dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan, hal ini menyebabkan peningkatan biaya pengobatan, sedangkan di sisi lain pendapatan masyarakat menurun akibat rasionalisasi upah yang dilakukan sebagian besar perusahaan yang mengalami penurunan penjualan baik ekspor maupun domestik. Keadaan ini mendorong masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat dengan mengurangi pengkonsumsian zat-zat bersifat toxic dan menggantinya dengan dengan penggunaan bahan alami yang berasal dari tanaman herbal. Peningkatan konsumsi bahan alami yang berasal dari tanaman herbal menyebabkan terjadinya peningkatan permintaan terhadap tanaman obat sebagai bahan dasar produk obat herbal. Ini menjadi peluang pasar yang prospektif sehingga menyebabkan bermunculan produk sejenis dengan merek yang berbeda dan pasar industri herbal semakin kompetitif dengan masuk banyak pendatang baru. Agar perusahaan dapat tetap bertahan dan mampu bersaing di era global harus memiliki strategi dan dan kebijakan yang akurat. Salah satu strategi yang dapat dilakukan selain harga dan kualitas produk serta pelayanan terhadap pe angggan adalah dengan melakukan pengelolaan keuangan yang baik sehingga dapat meminimalisasi resiko di bagian keuangan. PT. Liza Herbal International (LHI) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi obat herbal dengan berbagai jenis tanaman obat yang berlokasi di Jalan Artzimar III No. 43 Bogor. Sebagai pendatang baru di industri obat herbal yang baru berdiri pada bulan Maret 2005, kinerja LHI terlihat cukup baik yang dapat dilihat dari tingkat penjualan produk obat herbal LHI yang dari tahun ke tahun semakin meningkat. Namun kinerja keuangan PT. Liza Herbal International dalam 4 tahun terakhir antara tahun 2005 sampai 2009 secara keseluruhan masih mengkhawatirkan dimana perusahaan masih mengalami kerugian. Akibat akumulasi kerugian tersebut, modal perusahaan menjadi menyusut dan arus kas menjadi terganggu. Untuk mengatasi masalah ini perusahaan sedang melakukan beberapa strategi untuk meningkatkan penjualan produk yang dapat berdampak kepada peningkatan keuntungan perusahaan dengan melakukan promosi yang lebih gencar, menciptakan produk baru melalui riset dan pengembangan produk secara berkesinambungan dan penambahan mesin produksi untuk meningkatkan proses produksi Untuk itu manajemen perusahaan harus mencari dan menentukan sumber pendanaan yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan modal kerja, baik yang bersumber dari internal maupun eksternal......dst.
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManajemen Keuanganid
dc.titleAnalisis Financial Distress dan Kebutuhan Modal Kerja Pt. Liza Herbal Internationalid
dc.subject.keywordFinancial Distressid
dc.subject.keywordHerbal Medicineid
dc.subject.keywordManajemen Keuanganid
dc.subject.keywordRasio Keuangan Modal Kerjaid
dc.subject.keywordSumber Pendanaanid
dc.subject.keywordAnalisa Financial Distress Dengan Model Z-Scoreid
Appears in Collections:MT - Business

Files in This Item:
File SizeFormat 
R39NIR09.pdf
  Restricted Access
9.53 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.