Pemetaan Perubahan Sebaran Padang Lamun Menggunakan Citra Sentinel-2A di Pulau Lancang, Kepulauan Seribu

Abstract

Lamun adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang hidup di perairan dangkal dan memiliki peran sebagai tempat berkembang biak ikan, tempat tinggal, dan sumber makanan bagi hewan laut. Namun, aktivitas manusia seperti membuang sampah ke laut, aktivitas nelayan, dan rekreasi di pantai bisa merusak lamun. Penelitian ini bertujuan memetakan sebaran dan perubahan luasan dengan menggunakan metode Object-Based Image Analysis (OBIA) di perairan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu. Pengolahan data dilakukan dengan dua tahap yaitu segmentasi dan klasifikasi citra. Proses segmentasi dilakukan dengan trial and error dengan mendapatkan scale 50 pada level 1, scale 10 pada level 2, dan scale 1 pada level 3. Hasil klasifikasi citra diperoleh tiga kelas yaitu non lamun, lamun sedang, dan lamun padat. Pada tahun 2016 luas area padang lamun sebesar 68,16 hektar dan non lamun 123,11 hektar, di tahun 2023 luas lamun sebesar 42,37 hektar dan non lamun 146,59 hektar. Terjadi perubahan luas area lamun menjadi non lamun sebesar 37,84 hektar dan area non lamun yang menjadi lamun seluas 12,04 hektar. Klasifikasi kelas lamun sedang mengalami penurunan, sementara kelas non lamun dan lamun padat mengalami peningkatan dari tahun 2016 ke tahun 2023. Kelas lamun sedang mengalami penurunan seluas 37,88 hektar dari luas awal. Kelas non lamun dan lamun padat mengalami pertambahan masing-masing seluas 23,48 hektar dan 12,1 hektar dari luas awal. Nilai overall accuracy yang diperoleh sebesar 70% menggunakan metode confusion matrix.

Seagrass is a flowering plant (Angiosperms) which lives in shallow waters and has a role as a breeding ground for fish, a place to live and a source of food for marine animals. However, human activities such as throwing rubbish into the sea, fishing activities, and recreation on the beach can damage seagrass. This research aims to map the distribution and changes in area using methods Object-Based Image Analysis (OBIA) in the waters of Lancang Island, Seribu Islands. Data processing is carried out in two stages, namely image segmentation and classification. The segmentation process is carried out by trial and error by getting scale 50 at level 1, scale 10 at level 2, and scale 1 at level 3. The image classification results obtained three classes, namely non-seagrass, rare seagrass, and dense seagrass. In 2016 the seagrass area was 68.16 hectares and non-seagrass area was 123.11 hectares, in 2023 the seagrass area was 42.37 hectares and non-seagrass area was 146.59 hectares. There was a change in the area from seagrass to non-seagrass area of 37.84 hectares and non-seagrass area to seagrass area of 12.04 hectares. The seagrass class classification is experiencing a decline, while the non-seagrass and dense seagrass classes are increasing from 2016 to 2023. The seagrass class is experiencing a decrease of 37.88 hectares from the initial area. The non-seagrass and dense seagrass classes experienced an increase of 23.48 hectares and 12.1 hectares respectively from the initial area. The overall accuracy obtained was 70% using the confusion matrix method.