Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/161797| Title: | Optimalisasi Pengelolaan Air di Lahan Gambut pada Perkebunan Kelapa Sawit Kabupaten Siak, Provinsi Riau |
| Other Titles: | Optimizing Water Management in Peatlands in Oil Palm Plantations, Siak Regency, Riau Province |
| Authors: | Tarigan, Suria Darma Sudradjat Syahbuddin, Haris Dariah, Ai Purnamayani, Rima |
| Issue Date: | 2025 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Pengembangan lahan gambut untuk pertanian ini menimbulkan isu lingkungan karena gambut memiliki sifat mudah terdegradasi. Indikator hidrologi kunci yang harus dimonitor pada ekosistem lahan gambut yaitu fluktuasi kedalaman muka air karena mencerminkan keseluruhan kesetimbangan air di suatu lokasi. Tujuan penelitian ini yaitu menganalis laju aliran air tanah yang mempengaruhi dinamika kedalaman MAT, mengevaluasi dinamika kedalaman MAT dan hubungannya dengan kelengasan tanah dan produktivitas kelapa sawit, dan mengevaluasi pengaruh kedalaman MAT dan kelengasan tanah terhadap resiko kerawanan kebakaran lahan gambut, serta menganalisis indeks status keberlanjutan perkebunan kelapa sawit di lahan gambut Kabupaten Siak Provinsi Riau, untuk penyusunan strategi pengelolaan air. Hasil pengukuran nilai konduktivitas hidrolik pada blok dengan tingkat kematangan saprik lebih rendah dibandingkan konduktvitas hidrolik pada blok dengan tingkat kematangan hemik, namun hasil analisis laju kehilangan aliran bawah permukaan pada blok dengan tingkat kematangan saprik lebih tinggi. Hal ini menunjukkan perlu adanya penelitian lebih lanjut terhadap faktor yang lebih berpengaruh terhadap laju kehilangan air bawah permukaan. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa dalam jangka panjang maupun jangka pendek, curah hujan dan kedalaman MAT hampir tidak memiliki hubungan siginifkan untuk kedua jenis tingkat kematangan gambut. Kedalaman MAT berkorelasi nyata terhadap produktivitas kelapa sawit pada fase pematangan tandan buah (2 bulan sebelum buah matang optimum). Hasil analisis regresi mengindikasikan bahwa produktivitas kelapa sawit cenderung menurun seiring dengan makin dalamnya MAT hingga kedalaman tertentu (67,7 cm), dan produktivitas akan meningkat dari batas kedalaman tersebut sampai pada kedalaman 101 cm (batas pengamatan). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada tingkat kematangan saprik, kelengasan tanah pada kedalaman 10 cm cenderung stabil sepanjang periode yang diamati, sedangkan pada kedalaman 25 cm dan 50 cm lebih berfluktuasi. Sebaliknya pada tingkat kematangan hemik, kelengasan tanah pada 10 cm lebih fluktuatif. Indeks kerentanan kebakaran gambut atau PFVI (Peat Fire Vulnerability Index) berkorelasi kuat dengan kelengasan tanah, baik pada tingkat kematangan saprik maupun hemik. Kelengasan tanah berfungsi sebagai penentu utama dalam indeks kerentanan kebakaran. Berdasarkan simulasi perhitungan, dapat disimpulkan bahwa untuk tingkat kematangan saprik maupun hemik, direkomendasikan untuk mempertahankan kelengasan tanah = 0,6 (m3/m3) dan kedalaman MAT = 50 cm agar PFVI di kategori aman (=75). Pengelolaan air di lokasi penelitian berada pada status sangat berkelanjutan dengan nilai 84,17. Hasil analisis leverage atau sensitivitas pada keempat dimensi tersebut yaitu kesuburan lahan, pendapatan petani, penerapan peraturan pemerintah terkait lahan gambut, dan penerapan teknologi pengelolaan air di lahan gambut. Rekomendasi strategi optimalisasi pengelolaan air pada perkebunan kelapa sawit di lahan gambut adalah : 1) Pemasangan bangunan bendung/weir di setiap titik outlet untuk mempertahankan MAT, 2) melakukan pemadatan pada batas keliling masing masing zona pengelolaan air, 3) penerapan teknik pengelolaan air yang adaptif sesuai karakteristik gambut dan penanaman vegetasi penutup tanah, 4) Implementasi sistem peringatan dini yang berbasis pemantauan kelengasan tanah dan MAT secara real-time, serta 5) pemeliharaan kesuburan lahan gambut, penerapan teknologi, kemitraan melalui koperasi dan dukungan perbankan, edukasi dan penyuluhan penerapan peraturan budidaya pertanian di di lahan gambut, serta pendampingan penerapan teknologi pengelolaan air pada perkebunan kelapa sawit di lahan gambut oleh penyuluh dan perusahaan perkebunan melalui program kemitraan. The development of peatlands for agriculture raises environmental issues because peat is easily degraded. The key hydrological indicator that must be monitored in peatland ecosystems is the fluctuation of the water table depth, as it reflects the overall water balance at a location. The purpose of this study is to analyze the rate of groundwater flow that affects the dynamics of groundwater table depth, evaluate the dynamics of groundwater table depth and its relationship with soil moisture and oil palm productivity, evaluate the effect of groundwater table depth and soil moisture on the risk of peatland fires, and analyze the sustainability status index of oil palm plantations in peatlands in Siak Regency, Riau Province, for the preparation of water management strategies. The results of measuring the hydraulic conductivity value in blocks with a sapric maturity level were lower than those in blocks with a hemic maturity level, but the analysis of the subsurface water loss rate showed higher values in sapric blocks. Further research is needed into factors that have a greater influence on the rate of subsurface water loss. The results of the correlation analysis show that in the long term and short term, rainfall and groundwater depth have almost no significant relationship for both types of peat maturity levels. Groundwater depth significantly affects oil palm productivity during the fruit bunch ripening phase (two months before the fruit is optimally ripe). The results of the regression analysis indicate that oil palm productivity tends to decrease as the groundwater level deepens to a certain depth (67.7 cm), and productivity will increase from that depth limit to a depth of 101 cm (observation limit). At the sapric maturity level, soil moisture at a depth of 10 cm tends to be stable throughout the observation period, while at a depth of 25 cm and 50 cm fluctuate more. In contrast, at the hemic maturity level, soil moisture at 10 cm is more fluctuating. The peat fire vulnerability index or PFVI (Peat Fire Vulnerability Index) is strongly correlated with soil moisture, both at sapric and hemic maturity levels. Soil moisture serves as the main determinant in the fire vulnerability index. Based on simulation calculations, it can be concluded that for both sapric and hemic peat maturity, it is recommended to maintain soil moisture at = 0.6 (m3/m3) and groundwater depth at = 50 cm to keep PFVI within the safe category (= 75). Water management at the research location is categorized as very sustainable, with a score of 84.17. The results of the leverage or sensitivity analysis on the four dimensions are land fertility, farmer income, implementation of regulations related to peatlands, and implementation of water management technology on peatlands. Recommendations for optimizing water management strategies in oil palm plantations on peatlands are: 1) Installation of weir structures at each outlet point to maintain groundwater levels, 2) compaction the perimeter of each water management zone, 3) implementation adaptive water management techniques according to peat characteristics and planting ground cover vegetation, 4) implementation of an early warning system based on real-time monitoring of soil moisture and groundwater levels, 5) maintaining peatland fertility, technology implementation, partnerships through cooperatives and banking support, education and counseling on the application of agricultural cultivation regulations on peatlands, and mentoring on the application of water management technology on oil palm plantations on peatlands by extension workers and plantation companies through partnership programs. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/161797 |
| Appears in Collections: | DT - Multidiciplinary Program |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_P062190291_f58dc4894e694501866e1eb3eb437d2a.pdf | Cover | 629.86 kB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_P062190291_7551ea8366444b6189c3dd90f0aad43f.pdf Restricted Access | Fulltext | 3.97 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_P062190291_1b019e52dfbf4bff821f6f616a8cb4c5.pdf Restricted Access | Lampiran | 878.26 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.