Studi Perbandingan Pascaoperasi pada Dua Jenis Tindakan Steril: Ovariektomi dan Ovariohisterektomi pada Kucing (Felis catus)

Abstract

Ovariohisterektomi (OVH) umum digunakan dalam protokol gonadektomi anjing dan kucing di Indonesia. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ovariektomi lebih disukai di AS dan banyak negara Eropa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi perbandingan tindakan ovariektomi dan ovariohisterektomi. Dalam penelitian ini, kami menggunakan sampel 26 ekor kucing betina. Prosedur OVH (11 ekor) dan OVE (15 ekor) dilakukan dengan menggunakan protokol anestesi dan bedah sesuai standar. Karakteristik fisik kucing, variabel pembedahan, skor nyeri yang diperoleh dari metode skala nyeri Glasgow Composite Measure-Pain Scale (GCMPS), karakteristik luka pascaoperasi, dan komplikasi pascaoperasi dianalisis. Panjang relativitas sayatan kulit dan fasia terhadap jarak dari manubrium sterni ke tepi pubis secara signifikan lebih besar pada kucing yang menjalani OVH (P < 0.05), dibandingkan dengan kucing yang menjalani OVE, tetapi total seluruh parameter waktu selama pembedahan seperti: waktu total operasi (WTO), waktu pertama penggunaan spons (WPPS), waktu penemuan organ reproduksi (WpenOR), waktu pemotongan organ reproduksi (WpotOR) dan waktu penutupan luka sayatan (WPLS) tidak berbeda pada kedua prosedur. Perbedaan signifikan terdeteksi diantara 2 kelompok selama periode evaluasi skor nyeri dalam 24 jam (P < 0.001), hasil terbaik teramati dalam kelompok OVE. Kelompok OVH menunjukkan lebih banyak pembengkakan dan eritema daripada kelompok OVE (P < 0.001), skor luka discharge dan dehisensi yang teramati pada luka pascaoperasi tidak berbeda signifikan pada kedua kelompok. Dehisensi teramati pada satu ekor kucing yang menjalani OVE. Semua komplikasi luka mengalami kesembuhan dengan ciri luka menutup sempurna dalam 10 hingga 14 hari pascaoperasi. Evaluasi selanjutnya terhadap konsentrasi serum progesteron pascaoperasi yang dilakukan delapan minggu pascaoperasi, menunjukkan bahwa rata-rata konsentrasi serum progesterone tidak berbeda signifikan. Temuan ini menunjukkan terdapat produksi progesteron ekstra-gonad dari korteks adrenal. Evaluasi lanjutan hingga 16 minggu setelah intervensi bedah tidak menunjukkan adanya komplikasi yang substansial. Sebagai kesimpulan, OVE tidak dapat dikaitkan secara langsung dengan komplikasi pasca-gonadektomi dan dapat menjadi alternatif yang lebih unggul daripada OVH.

Ovariohysterectomy (OVH) is commonly used in gonadectomy protocol of dogs and cats in Indonesia. Recent study shows that ovariectomy is more preferred in US and many European countries. The purpose of this study was to evaluate both ovariectomy and ovariohysterectomy. In this study, 26 queens were used. OVH (11 cats) and OVE (15 cats) were conducted by using standardized anesthetic and surgical protocols. Physical characteristics of the cats, surgical variables, pain scores derived from behavior-based composite pain scales, surgical wound characteristics, and postoperative complications were analyzed. Skin and fascia incision lengths relative to the distance from the sternal manubrium to pubic rim were significantly greater in cats that underwent OVH (P < 0.05), compared with those of cats that underwent OVE, but total surgical time was not different for the 2 procedures. Significant differences were detected between the 2 groups during the evaluation period of pain scores in 24h (P < .001), the best results are recorded in OVE groups. The OVH groups show more swelling and erythema than those that in the OVE group (P < .001), discharge and dehiscence wound scores observed in postoperative wounds were not significantly different in both groups. Dehiscence was observed in one cat undergoing OVE. All wound complication resolved by 10 to 14 days postoperatively. A subsequent evaluation of postoperative serum progesterone concentrations, conducted after an eight-week period, revealed that the mean concentrations remained consistent. This finding suggests the presence of extra-gonadal progesterone production. Follow up evaluation up to 16 weeks after the surgical intervention revealed no substantial complications. In conclusion, OVE was not associated with any post-gonadectomy complication and could be a superior alternative to OVH.