Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/161766| Title: | Determinan Potensi Kebangkrutan Perusahaan Multifinance |
| Other Titles: | Determinants of Financial Distress Potential in Multifinance |
| Authors: | Siregar, Hermanto Manurung, Adler Haymans Zulbainarni, Nimmi Satriadi, Dharma |
| Issue Date: | 2025 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Penelitian ini mencari dan menguji faktor-faktor yang menentukan kebangkrutan pada perusahaan multifinance pada periode tahun 2010 sampai dengan 2023. Penelitian Kebangkrutan membutuhkan data perusahaan yang bangkrut dan tidak bangkrut, seperti yang dilakukan Altman (1968), Ohlson (1980) dan Odom Sharda (1990), tetapi data ini tidak dapat diperoleh atau tersedia di Indonesia. Akibatnya, prediksi kebangkrutan menemui persoalan, sehingga perlu membuat ramalan atas perusahaan kebangkrutan untuk dibuat data sebagai variabel tidak bebas. Prediksi data kebangkrutan didasarkan pada Model Merton, yang dimodifikasi dari Model Black-Scholes untuk penentuan harga opsi. Penelitian ini menemukan bahwa adanya beberapa faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit. Di antaranya adalah margin bunga, biaya operasional, pertumbuhan ekonomi, dan tingkat suku bunga, yang berpengaruh signifikan positif terhadap penyaluran kredit. Sementara itu, biaya pemasaran dan penerbitan obligasi memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap penyaluran kredit. Data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup periode sebelum dan selama pandemi, sehingga memberikan gambaran yang komprehensif tentang bagaimana kondisi ekonomi dan kebijakan pemerintah mempengaruhi sektor multifinance. Selama periode penelitian, dampak pandemi COVID-19 yang dimulai pada Maret 2020 secara signifikan mempengaruhi kinerja perusahan-perusahaan multifinance. Berita negatif terkait pandemi menyebabkan penurunan tajam harga saham dan kinerja perusahaan. Pada penelitian ini, variabel pandemi digunakan sebagai variabel dummy untuk menganalisis dampaknya terhadap kebangkrutan perusahaan multifinance. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan multifinance perlu meningkatkan fokus pada manajemen kredit dan menekan biaya pemasaran, yang dapat diterapkan oleh institusi lain. Tingginya probabilitas potensi kebangkrutan dalam sektor ini berkaitan erat dengan karakteristik bisnis perusahaan multifinance yang sering beroperasi dengan margin tipis. Secara umum, penelitian ini memberikan wawasan penting mengenai tantangan yang dihadapi oleh perusahaan multifinance di Indonesia, termasuk dalam konteks krisis ekonomi akibat pandemi. Temuan ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi penelitian lebih lanjut serta pengambilan keputusan strategis dalam manajemen risiko keuangan di sektor multifinance. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/161766 |
| Appears in Collections: | DT - Business |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_K1601221030_75b5156887ca49b8a8ce95946c90c4e3.pdf | Cover | 1.03 MB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_K1601221030_d983be44f78a40a98e476de9dcef8481.pdf Restricted Access | Fulltext | 2.29 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_K1601221030_c5b208a922154e56b530cbebaf485f1c.pdf Restricted Access | Lampiran | 793.57 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.