Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/161685| Title: | Dampak Ekonomi Penyakit Mulut dan Kuku pada Peternak Sapi Perah di Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan |
| Other Titles: | Economic Impact of Foot and Mouth Disease on Dairy Farmers in the South Bandung Dairy Cooperative (KPBS) Pangalengan |
| Authors: | Sudarnika, Etih Lukman, Denny Widaya Taufiqqurrahman, Mas |
| Issue Date: | 2025 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Penyakit mulut dan kuku (PMK) merupakan ancaman serius bagi agribisnis peternakan khususnya sapi perah, karena penyebarannya yang cepat dan dampaknya yang luas terhadap aspek ekonomi dan sosial. Wabah PMK di Indonesia yang kembali muncul pada tahun 2022 telah menyebabkan kerugian ekonomi, terutama pada sentra produksi susu seperti di Kabupaten Bandung. Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak ekonomi PMK pada peternak sapi perah di Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan, salah satu koperasi susu terbesar di Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan fokus pada peternak sapi perah anggota KPBS Pangalengan, yang meliputi Kecamatan Pangalengan dan Kertasari, Kabupaten Bandung ketika outbreak dan setelah outbreak PMK. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur, wawancara mendalam, dan observasi lapangan. Data sekunder diperoleh dari KPBS Pangalengan dan Dinas Pertanian Kabupaten Bandung. Perhitungan dampak ekonomi PMK sebelum outbreak dihitung dengan mempertimbangkan kerugian nilai produksi, penambahan jam kerja, dan biaya-biaya tambahan. Penurunan produksi susu dan biaya tambahan berupa vaksinasi adalah komponen yang dipertimbangkan pada perhitungan dampak ekonomi setelah outbreak PMK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PMK memiliki dampak ekonomi yang signifikan pada peternak sapi perah anggota KPBS Pangalengan ketika dan setelah terjadinya outbreak. Peningkatan angka kematian menjadi kerugian utama, diikuti oleh penurunan produksi susu, peningkatan biaya tambahan, ketika terjadi outbreak. Analisis lebih lanjut selama setahun setelah outbreak PMK menunjukkan bahwa dampak ekonomi terbesar yaitu penurunan produksi susu jangka panjang akibat PMK. Program pengendalian PMK yang dilakukan oleh koperasi dan pemerintah daerah dinilai cukup efektif dalam mengurangi tingkat kejadian penyakit ini, namun masih terdapat tantangan dalam pelaksanaannya karena setiap kalangan belum menghadapi outbreak PMK sebelumnya. Penelitian ini memberikan pemahaman yang komprehensif tentang dampak ekonomi PMK pada tingkat peternak dan upaya pengendalian yang telah dilakukan. Temuan ini dapat menjadi informasi tambahan bagi perumusan kebijakan yang lebih tepat sasaran untuk meminimalisasi kerugian ekonomi akibat PMK di masa yang akan datang. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/161685 |
| Appears in Collections: | MT - Veterinary Science |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_B3501212059_0777fcc886834d7795917c6cdfd7bbc4.pdf | Cover | 544.72 kB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_B3501212059_4ac662d130804af48181e9656b662886.pdf Restricted Access | Fulltext | 1.26 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_B3501212059_a6641dd57caa4162bed2fc17074fd451.pdf Restricted Access | Lampiran | 255.94 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.