Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/161593| Title: | Evaluasi Penerapan Kesejahteraan Hewan Berdasarkan Lama Pengangkutan dan Perbedaan Pencahayaan pada Pemotongan Ayam Ras Pedaging |
| Other Titles: | The Evaluation of Animal Welfare Implementation Based on Transport Duration and Lighting Differences in the Slaughter of Broiler Chickens |
| Authors: | Latif, Hadri Purnawarman, Trioso Siska, Widia |
| Issue Date: | 2025 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Proses prapenyembelihan merupakan titik kritis terlaksananya prinsip
kesejahteraan hewan di Rumah Potong Hewan Unggas (RPH-U). Lama
pengangkutan dari peternakan ke RPH-U dan perbedaan pencahayaan pada ruang
prapenyembelihan dapat menjadi faktor yang memengaruhi kesejahteraan hewan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan kesejahteraan hewan
melalui pengukuran konsentrasi hormon kortikosteron, waktu henti darah, dan
kualitas karkas pada ayam ras pedaging dari perbedaan lama pengangkutan dan
perbedaan pencahayaan pada ruang prapenyembelihan. Penelitian dilakukan di
RPH-U yang berlokasi di Cianjur, Jawa Barat dan memeroleh persetujuan dari
Komisi Etik Hewan Coba Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB),
IPB University dengan nomor 192/KEH/SKE/III/2024.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat
perlakuan dan dua kali ulangan. Sampel yang digunakan berjumlah 40 ekor ayam
ras pedaging dengan bobot badan rata-rata 2,0±0,2 kg. Penelitian dilakukan pada
empat perlakuan yaitu, (1) lama pengangkutan dari peternakan RPH-U = 2 jam,
(2) lama pengangkutan dari peternakan ke RPH-U > 2 jam, (3) pencahayaan
lampu berwarna biru, dan (4) pencahayaan lampu berwarna putih. Jumlah ayam
untuk perlakuan (1) dan (2) masing-masing 10 ekor pada setiap ulangan yang
berasal dari peternakan yang berbeda. Kelompok perlakuan (1) dan (2) masing-
masing mendapatkan perlakuan (3) dan (4), menggunakan lampu Light-Emitting
Diode (LED) berwarna biru dengan intensitas 18 lux dan lampu LED berwarna
putih dengan intensitas 321 lux selama 15 detik. Kelompok perlakuan (3) dan (4)
masing-masing berjumlah 5 ekor pada setiap ulangan.
Parameter yang diukur pada penelitian ini yaitu konsentrasi hormon
kortikosteron, waktu henti darah, dan kualitas karkas. Konsentrasi hormon
kortikosteron rata-rata pada pencahayaan lampu biru sebesar 21,329 ng/mL dan
lampu putih sebesar 26,742 ng/mL. Waktu henti darah rata-rata pada pencahayaan
lampu biru sebesar 187,15 detik dan lampu berwarna putih sebesar 203,05 detik.
Pencahayaan lampu berwarna biru dapat mempertahakan mutu karkas sebesar
100% dibandingkan dengan pencahayaan lampu berwarna putih yang
menghasilkan mutu yang bervariasi. Secara keseluruhan, pencahayaan lampu
berwarna biru menghasilkan rata-rata konsentrasi hormon kortikosteron lebih
rendah dan rata-rata waktu henti darah lebih cepat, karena membuat ayam lebih
tenang dan nyaman sehingga dapat mempertahankan kualitas karkas. Penelitian
ini menunjukkan bahwa konsentrasi hormon kortikosteron, waktu henti darah, dan
kualitas karkas tidak dipengaruhi oleh lama pengangkutan namun dipengaruhi
oleh pencahayaan. Penggunaan pencahayaan lampu berwarna biru sebelum
penyembelihan secara signifikan lebih baik dibandingkan pencahayaan lampu
berwarna putih terhadap konsentrasi hormon kortikosteron, waktu henti darah,
dan kualitas karkas. Secara keseluruhan penggunaan pencahayaan lampu
berwarna biru menghasilkan penerapan kesejahteraan hewan yang baik pada
pemotongan ayam ras pedaging di RPH-U. Penggunaan pencahayaan lampu
berwarna biru direkomendasikan untuk diterapkan pada RPH-U. The pre-slaughter process is a critical point in implementing animal welfare principles in poultry slaughterhouses. The duration of transportation from the farm to the poultry slaughterhouse and the difference in lighting in the pre- slaughter room can affect animal welfare. This study aimed to evaluate animal welfare implementation by measuring corticosterone hormone concentration, bleeding time, and carcass quality in broiler chickens from different transportation duration and other lighting in the pre-slaughter room. The study was conducted at the poultry slaughterhouses in Cianjur, West Java, and obtained approval from the Ethics Commission for Experimental Animals of School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, IPB University with number 192/KEH/SKE/III/2024. This study used a completely randomized design with four treatments and two replications. The sample comparised 40 broiler chikens with an average body weight of 2,0±0,2 kg. The study was conducted across four treatments, (1) transportation time from the farm to the poultry slaughterhouses = 2 hours, (2) transportation time from the farm to the poultry slaughterhouses > 2 hours, (3) blue lighting, and (4) white lighting in the pre-slaughter room. For treatment (1) and (2), 10 chickens from different farms were used for each replication. Treatment groups (1) and (2) each received treatments (3) and (4), using blue light-emitting diode (LED) lights with an intensity of 18 lux and white LED lights with an intensity of 321 lux for 15 seconds. Treatment groups (3) and (4) each consisted of 5 chickens per replication. The parameters measured in this study were corticosterone hormone concentration, bleeding time, and carcass quality. The average concentration of corticosterone hormone in blue light lighting was 21,329 ng/mL and white light was 26,742 ng/mL. The average bleeding time under blue lighting was 187,15 seconds and under white lighting was 203,05 seconds. Blue light lighting can maintain carcass quality by 100% compared to white light lighting, which produces varying quality. Overall, blue lighting resulted in lower average corticosterone hormone concentration and faster average bleeding time, as it made the chickens calmer and more comfortable and thus maintained carcass quality. This study showed that the corticosterone hormone concentration, bleeding time, and carcass quality were not influenced by the duration of transportation but were influenced by lighting. The use fo blue lighting before slaughter was significantly improved corticosterone hormone concentration, bleeding time, and carcass quality compared to white light. Overall, using blue lighting resulted in better animal welfare implementation in broiler slaughter in the poultry slaughterhouses. The use of blue lighting recommended for implementation at poultry slaughterhouses. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/161593 |
| Appears in Collections: | MT - Veterinary Science |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_B3501222043_a21f961198f448f39303ef09e5ee9de7.pdf | Cover | 508.43 kB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_B3501222043_b29d42f03449490987701786ff420a2b.pdf Restricted Access | Fulltext | 801.86 kB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_B3501222043_393e813be3f0499ea454bb8530b576bf.pdf Restricted Access | Lampiran | 274.71 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.