Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/161510
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSantoso, Nyoto-
dc.contributor.advisorIskandar, Entang-
dc.contributor.authorUtama, Ronanda-
dc.date.accessioned2025-04-11T00:35:53Z-
dc.date.available2025-04-11T00:35:53Z-
dc.date.issued2025-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/161510-
dc.description.abstractKawasan Hutan Telaga Warna merupakan salah satu jenis hutan konservasi yang terdiri dari kawasan cagar alam (CA) dan taman wisata alam (TWA) yang secara administrasi terbagi kedalam tiga kawasan yaitu CA Telaga Warna, TWA Telaga Warna, serta TWA Jember. Berdasarkan penunjukannya maka kawasan TWA Telaga Warna dan TWA Jember menjadi kawasan yang dapat dimanfaatkan yaitu salah satunya adalah kegiatan pengelolaan ekowisata. Ekowisata merupakan suatu perjalanan ke alam yang dilakukan secara bertanggung jawab dengan menawarkan konsep keberlanjutan sehingga dapat menguntungkan sektor pariwisata sekaligus kelestarian lingkungan. Indonesia sebagai negara dengan keanekaragaman ekosistem yang tinggi tentu memiliki potensi ekowisata yang menjanjikan. Keanekaragaman primata di Indonesia memiliki potensi untuk dikembangkan dalam kegiatan ekowisata dan memiliki fungsi penting untuk mempertahankan keseimbangan dan kelestarian ekosistem. Salah satu jenis primata yang terdapat di kawasan hutan Telaga warna yaitu lutung jawa (Trachypithecus auratus) yang merupakan salah satu satwa endemik Indonesia dan telah dilindungi oleh pemerintah Indonesia serta vulnerable dalam daftar merah IUCN. Informasi mengenai sebaran dan habitat lutung jawa sangat diperlukan dalam upaya mendukung konservasi. Disisi lain informasi tersebut juga sangat bermanfaat dalam membantu pengembangan pengelolaan ekowisata di TWA TelagaWarna dan TWA Jember. Studi lebih spesifik mengenai populasi dan kesesuaian habitat di sekitar kawasan tersebut sangat perlu dilakukan agar potensi ekowisata berbasis lutung jawa tersebut dapat dikelola secara berkelanjutan. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis estimasi populasi lutung jawa di kawasan konservasi Telaga Warna, (2) menganalisis kesesuaian habitat dan faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap perjumpaan lutung jawa di kawasan konservasi Telaga Warna, serta (3) menganalisis potensi dan strategi pengelolaan ekowisata berbasis satwa lutung jawa di TWA Telaga Warna dan TWA Jember. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - September 2024 di CA-TWA Telaga Warna dan TWA Jember, Resort Cianjur, Seksi Pengelolaan Konservasi Wilayah II Bogor, Bidang KSDAWilayah I, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat. Kawasan TWA Telaga Warna dan TWA Jember memiliki total luas ±549,66 Ha. Pengamatan populasi Lutung jawa dilakukan dengan menggunakan metode jalur. Sebanyak 2 jalur digunakan dengan panjang berkisar antara 1-2 km dan lebar 50 m. Pengamatan dilakukan sebanyak 14 kali pengulangan pada tiap jalur yang dilakukan pada pukul 05.30-08.30WIB dan 15.00-17.30WIB. Variabel lingkungan didasarkan pada studi literatur ekologi lutung jawa dan kondisi alam di Hutan Telaga Warna yang kemudian diolah menggunakan perangkat lunak ArcGIS. Pemeriksaan multikolinearitas menggunakan uji korelasi pearson. Dengan nilai ambang batas |R2 =0.7| untuk mengeliminasi variabel dengan multikolinearitas tinggi. Adapun variabel yang digunakan adalah (1) rata-rata curah hujan tahunan, (2) rata-rata temperatur tahunan, (3) tutupan lahan, (4) normalized difference vegetation index, (5) kelerengan, (6) jarak dari sungai, (7) jarak dari pemukiman, (8) jarak dari perkebunan, dan (9) jarak dari tepi hutan. Kesembilan variabel lingkungan bersamaan dengan titik koordinat perjumpaan lutung jawa digunakan untuk mengkonstruksi model kesesuaian habitat dengan menggunakan algoritma Maximum Entropy pada General User Interface Maxent v.3.4.1. Sementara itu, untuk menilai potensi, pengetahuan, persepsi, dan kesiapan dari pemangku kepentingan maka dilakukan wawancara dan kuesioner dengan pihak BBKSDA Jawa Barat, PT. Lintas Daya Kreasi, akademisi atau praktisi, serta masyarakat lokal dan pengunjung. Hasil wawancara tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif. Seluruh komponen penelitian tersebut kemudian dilanjutkan dengan analisis Strength Weakness Opportunity Threats (SWOT) yang juga meliputi Internal Factor Analysis Strategy (IFAS) dan External Factor Analysis Strategy (EFAS). Populasi lutung jawa dikawasan tersebut diestimasi berukuran 19 individu dengan kepadatan individu dan kelompok sebesar 3,45 individu/km2 dan 0,38 kelompok/km2. Dua kelompok dapat dijumpai di TWA Telaga Warna dan TWA Jember dengan kelas usia didominasi oleh anakan. Hal ini mengindikasikan bahwa regenerasi pada kelompok tersebut baik. Habitat sangat sesuai bagi lutung jawa di kawasan tersebut diprediksi lebih cenderung terbatas dibandingkan dengan habitat sesuai dengan luas masing-masing 217,25 Ha dan 332,56 Ha. Keberadaan habitat sesuai juga lebih terdistribusi di tepi kawasan yang dipengaruhi oleh variabel lingkungan, jarak dari pemukiman dan iklim. Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner, pihak pengelola dan asesor menilai bahwa program ekowisata berbasiskan lutung jawa cukup berpotensi untuk dikembangkan. Pihak pengelola BBKSDA Jawa Barat dan PT. Lintas Daya Kreasi merasa siap dengan adanya program ekowisata berbasiskan lutung jawa dengan memberikan pelayanan dan pengamanan yang baik, tetapi belum sepenuhnya siap dengan penambahan anggaran sarana prasarana yang spesifik untuk menunjang program tersebut. Sementara itu, masyarakat lokal dan pengunjung memiliki pengetahuan yang cukup baik mengenai lutung jawa serta fabel cerita rakyat mengenai primata tersebut. Hal tersebut merupakan salah satu nilai tambah untuk menarik pengunjung. Masyarakat lokal dan pengunjung juga menganggap bahwa kegiatan tersebut akan memiliki pengaruh yang positif untuk kelestarian alam, ekonomi, serta sosial budaya. Secara spesifik, masyarakat lokal juga merasa siap dan perlu dilibatkan dalam ekowisata berbasiskan lutung jawa di TWA Telaga warna dan Jember. Secara keseluruhan berdasarkan analisis IFAS dan EFAS dari indikator SWOT dapat diketahui bahwa indeks posisi IFAS berada pada 1,05 sedangkan EFAS berada pada 1,14. Hal ini menempatkan TWA Telaga Warna dan Jember berada di kuadran satu yang memiliki posisi ideal untuk mengembangkan program ekowisata berbasis lutung jawa dengan menggunakan modal internal yang sudah baik danmemanfaatkan peluang eksternal secara lebihmaksimal. Namun demikian, kelemahan dan ancaman yang ada masih perlu dibenahi dan diwaspadai untuk dapat menunjang keberhasilan dari ekowisata tersebut.-
dc.description.sponsorshipMandiri-
dc.language.isoid-
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAnalisis Potensi Pengembangan Ekowisata Berbasis Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) Di Kawasan Ca-TWA Telaga Warna Dan TWA Jember Jawa Barat.id
dc.title.alternativeAnalysis of The Potential Development of Javan Langur- Based Ecotourism in the CA-TWA Telaga Warna and TWA Jember, West Java-
dc.typeTesis-
dc.subject.keywordEkowisataid
dc.subject.keywordspangled ebony langurid
dc.subject.keywordestimasi populasiid
dc.subject.keywordmodel kesesuaian habitatid
Appears in Collections:MT - Multidiciplinary Program

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_P0502221006_8f20972f3a4b448181b2d6b0a79c5b5f.pdfCover273.21 kBAdobe PDFView/Open
fulltext_P0502221006_2773a09802124308bac0824dbc817b4a.pdf
  Restricted Access
Fulltext1.34 MBAdobe PDFView/Open
lampiran_P0502221006_575d0e167438477885e4bcd085cba943.pdf
  Restricted Access
Lampiran92.4 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.