Distribusi Vertikal Pemutihan Karang di Area Rehabilitasi Terumbu Karang Smiling Coral Indonesia, Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu

Abstract

Kerusakan terumbu karang dipengaruhi oleh faktor alam dan faktor manusia. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan stress bahkan kematian yakni peningkatan dan penurunan suhu akibat pemanasan global. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi vertikal pemutihan karang di Smiling Coral Indonesia, Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Metode yang digunakan meliputi pengambilan data karang, identifikasi warna karang berdasarkan metode CoralWatch, analisis kondisi karang, dan identifikasi pemutihan karang berdasarkan buku Panduan Pemutihan Karang 2016 pada beberapa kedalaman 5 meter, 10 meter, dan 15 meter, serta analisis prevalensi pemutihan karang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran kode warna Kesehatan karang beragam dengan kode warna 1 dan 2 paling banyak dibanding kode warna lainnya. Bentuk pertumbuhan Acropora Branching (ACB) dan Coral Encrusting serta Genus Galaxea dan Goniopora yang mengalami pemutihan tertinggi. Nilai prevalensi pemucatan sebesar 10% dan pemutihan sebesar 23%.

Coral reef damage is influenced by both natural and human factors. One of the factors that can increase stress and even lead to mortality is the fluctuation in temperature caused by global warming. This study aims to determine the vertical distribution of coral bleaching at Smiling Coral Indonesia, Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. The methods used include coral data collection, coral color identification using the CoralWatch method, coral condition analysis, and coral bleaching identification based on the 2016 Coral Bleaching Guide at depths of 5 meters, 10 meters, and 15 meters, as well as an analysis of coral bleaching prevalence. The study results show that the distribution of coral health color codes varies, with color codes 1 and 2 being the most prevalent compared to other color codes. Growth forms such as Acropora Branching (ACB) and Coral Encrusting, as well as the genera Galaxea and Goniopora, exhibited the highest bleaching rates. The prevalence of paling was 10%, and bleaching was 23%.