Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/160866| Title: | Evaluasi Kualitas Air dan Kinerja Produksi Budidaya Udang Vaname Litopenaeus vannamei pada Tambak Tanah dan Tambak HDPE |
| Other Titles: | |
| Authors: | Nirmala, Kukuh Hastuti, Yuni Puji Supriyono, Eddy Sifa, Zulfana Fikru |
| Issue Date: | 2025 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Udang vaname merupakan komoditas unggulan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Produksi udang vaname mengalami peningkatan secara global, karena banyak negara melakukan upaya peningkatan produksi termasuk di Indonesia. Keberhasilan peningkatan produksi udang vaname bergantung pada pengelolaan budidaya yang tepat, salah satunya penggunaan wadah budidaya. Wadah budidaya tidak hanya berfungsi sebagai media tempat hidup udang, namun berperan dalam pengendalian kualitas air dan limbah budidaya. Wadah budidaya memainkan peran penting dalam meningkatkan keberhasilan dan efisiensi budidaya udang, sehingga dapat mendukung produksi yang lebih tinggi dan berkelanjutan. Berdasarkan kondisi tersebut, dibutuhkan pemilihaan jenis tambak yang tepat agar dapat meningkatkan kinerja produksi udang vaname. Budidaya udang vaname di Indonesia pada umumnya menggunakan tambak tanah. Namun seiring berjalannya waktu, kualitas tanah mengalami penurunan, sehingga dibutuhkan alternatif lain agar produktivitas budidaya tidak mengalami penurunan. Salah satu alternatifnya adalah penggunaan high-density polyethylene (HDPE) sebagai pelapis tambak untuk mencegah kontak antara tanah dan air budidaya. Perbandingan antara tambak tanah dan tambak HDPE perlu dilakukan untuk menentukan jenis tambak terbaik untuk budidaya udang vaname. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh perbedaan tambak tanah dan HDPE terhadap kinerja produksi, faktor kualitas air dan komponen utama faktor kualitas air serta mengidentifikasi faktor kualitas air yang secara langsung mempengaruhi kinerja produksi udang. Penelitian dilaksanakan di PT. Indonusa Yudha Perwita yang dimulai dari tahun 2022 sampai 2023. Penelitian ini menggunakan 3 tambak tanah dan 3 tambak HDPE dengan ukuran masing-masing tambak ±2500 m2 dan rata-rata penebaran sebanyak 95 ekor/m2 . Parameter pada penelitian ini yaitu parameter kualitas air dan parameter kinerja produksi. Parameter kualitas air meliputi parameter fisika, kimia yang terdiri dari salinitas, suhu, pH, oksigen terlarut (DO), kecerahan, oxidation reduction potensial (ORP), kesadahan, alkalinitas, total organic matter (TOM), biological oxygen demand (BOD), total amonia nitrogen (TAN), nitrit, nitrat, fosfat, serta parameter biologi meliputi fitoplankton dan bakteri yang terdiri dari total vibrio count (TVC) dan total bacterial count (TBC). Parameter kinerja produksi yang diamati pada penelitian ini meliputi produktivitas, biomassa, laju pertumbuhan bobot harian (LPBH), tingkat kelangsungan hidup (TKH) dan rasio konversi pakan (RKP). Hasil pengukuran kualitas air dan kinerja produksi dianalisis secara deskriptif dalam bentuk grafik dan tabel kemudian dievaluasi secara statistik menggunakan Uji T, PCA dan korelasi Pearson. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan jenis tambak memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap produktivitas, biomassa, TKH, LPBH dan RKP. Berdasarkan pengukuran faktor kualitas air menunjukkan bahwa secara umum tambak tanah dan tambak HDPE memiliki faktor kualitas air yang masih berada pada kisaran baku mutu pertumbuhan udang. Perbedaan yang jelas terlihat pada parameter TOM, TAN dan nitrit pada tambak HDPE yang melebihi kisaran normal pada beberapa hari pemeliharaan. Meskipun parameter tersebut melebihi baku mutu, namun ternyata tambak HDPE menghasilkan kinerja produksi yang lebih tinggi dibandingkan tambak tanah. Oleh karena itu, parameter tersebut bukan parameter pembatas utama. Kinerja produksi yang rendah pada tambak tanah dipengaruhi oleh kelimpahan cyanophyta yang tinggi dan faktor kualitas tanah. Cyanophyta dapat mengeluarkan toksin yang dapat menyebabkan mortalitas pada udang. Selain itu, ORP tanah yang negatif dan kandungan sulfur (S) yang tinggi akan menghasilkan senyawa toksik H2S yang dapat menyebabkan mortalitas pada udang. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tambak HDPE dapat menghasilkan kinerja produksi yang lebih tinggi dibandingkan tambak tanah. Tambak HDPE memiliki kualitas air yang lebih baik khususnya pada kelimpahan cyanophyta dan tidak adanya kontak antara air dengan tanah dasar sehingga mendukung kelangsungan hidup udang. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/160866 |
| Appears in Collections: | MT - Fisheries |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_C1501211024_560d18a4eeea4affafd9256427b5d708.pdf | Cover | 3.12 MB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_C1501211024_4888790a8a0e4167a6e79df7d2a5daf1.pdf Restricted Access | Fulltext | 4.27 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_C1501211024_aa23389aa674461ba50113d39fee204f.pdf Restricted Access | Lampiran | 2.89 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.