Analisis Perubahan Net Primary Production (NPP) di Pulau Kalimantan Tahun 2000-2018

Abstract

Vegetasi berperan penting dalam menyerap karbon dan oleh karena itu, memahami NPP menjadi esensial dalam memantau kesehatan ekosistem dan dampak perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan nilai Net Primary Production (NPP) akibat perubahan tutupan lahan dan faktor lama penyinaran di Pulau Kalimantan pada tahun 2000-2018. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan analisis spasial menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Data utama yang digunakan meliputi citra satelit MODIS untuk estimasi NPP, serta data tutupan lahan dari KLHK dan iklim dari BMKG. Lama penyinaran digunakan untuk memperkirakan NPP lebih akurat. Proses pengolahan data dilakukan dengan mengkonversi data dari format Hierarki Data Format (HDF) ke GeoTIFF untuk analisis lebih lanjut menggunakan perangkat lunak ArcGIS. Analisis overlay antara data NPP dan tutupan lahan menunjukkan korelasi yang kuat antara jenis tutupan lahan dengan nilai NPP yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi distribusi spasial NPP yang signifikan yang dipengaruhi oleh perubahan tutupan lahan selama periode 2000-2018. Nilai NPP tertinggi ditemukan pada hutan primer, sedangkan nilai terendah ditemukan pada lahan yang mengalami konversi menjadi area non-vegetatif. Penelitian ini memberikan gambaran penting mengenai potensi penyerapan karbon di Kalimantan yang dapat digunakan sebagai dasar dalam kebijakan perdagangan karbon global. Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya relevan untuk pemahaman ilmiah, tetapi juga memberikan kontribusi praktis dalam upaya mitigasi perubahan iklim.

Vegetation plays an important role in sequestering carbon and therefore, understanding NPP is essential in monitoring ecosystem health and climate change impacts. This study aims to determine changes in the value of Net Primary Production (NPP) due to changes in land cover and irradiation length factors on the island of Kalimantan in 2000-2018. This research uses a quantitative descriptive method with a spatial analysis approach using Geographic Information Systems (GIS). The main data used include MODIS satellite images for NPP estimation, as well as land cover data from KLHK and climate from BMKG. The length of irradiation is used to estimate NPP more accurately. Data processing is done by converting data from Hierarchical Data Format (HDF) to GeoTIFF format for further analysis using ArcGIS software. Overlay analysis between NPP and land cover data showed a strong correlation between land cover types and the resulting NPP values. The results showed significant variations in the spatial distribution of NPP influenced by land cover changes during the 2000-2018 period. The highest NPP values were found in primary forests, while the lowest values were found in land that experienced conversion to non-vegetative areas. This research provides an important picture of carbon sequestration potential in Kalimantan that can be used as a basis for global carbon trading policies. Thus, this research is not only relevant for scientific understanding, but also provides a practical contribution to climate change mitigation efforts.