Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/160557Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.author | Kamilah, Fatiha | - |
| dc.date.accessioned | 2025-01-06T11:51:59Z | - |
| dc.date.available | 2025-01-06T11:51:59Z | - |
| dc.date.issued | 2024 | - |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/160557 | - |
| dc.description.abstract | Penurunan fungsi penghalang epitel sering terjadi pada Sebagian besar penderita enteropati, termasuk penyakit radang usus IBD. Penyakit Crohn (CD) dan kolitis ulseravita (UC), dua proses inflamasi kronis multifaktorial dari saluran GI yang ditandai dengan kondisi yang seringkali kambuh, serta sindrom inflamasi usus (IBS). Kolitis berhubungan dengan peningkatan permeabilitas usus dan peningkatan antigen luminal pada mukosa. Gangguan pada fungsi penghalang epitel menyebabkan hilangnya cairan dan elektrolit dari tubuh (misalnya diare), translokasi bakteri serta migrasi transepitel neutrofil melintasi epitel yang mengalami disfungsi. Meskipun isu terkait apakah peningkatan permeabilitas epitel merupakan penyebab atau akibat dari suatu penyakit masih menjadi perdebatan, signifikansi patofisiologinya dapat diterima dengan baik karena keberadaan abnormal antigen luminal terhadap sistem imun mukosa dan infiltrasi sel inflamasi akan memperkuat dan memperpanjang respon pertahanan host, menyebabkan kronisitas disfungsi penghalang usus dan meningkatkan keparahan penyakit.1 Fungsi penghalang epitel usus tidak hanya bergantung pada koordinasi antara proliferasi dan kematian sel. Salah satu aspek penting lainnya adalah fungsi penghalang paraseluler, yang diatur oleh tight junction (TJ)—kompleks multiprotein yang tidak hanya mempererat celah antar sel tetapi juga mengatur permeabilitasnya secara spesifik. Fungsi ini terutama dikendalikan oleh dua kelompok protein TJ, yaitu protein dengan empat domain membran (4-fold membrane-spanning proteins), termasuk TAMP, occludin, tricellulin, serta famili claudin. Pada mamalia, telah ditemukan 27 jenis claudin dengan peran yang bervariasi, dari pembentuk penghalang hingga pengatur permeabilitas selektif.2 Misalnya, claudin-2 membentuk saluran paraseluler yang selektif untuk kation kecil dan air, sedangkan protein TJ seperti JAM dan angulin memiliki peran yang lebih spesifik, seperti menjaga kohesi TJ atau mengatur fungsi protein lainnya. Ekspresi TJ sepanjang usus juga bervariasi, dengan claudin pembentuk penghalang seperti claudin-1, -3, -4, -5, dan -8 lebih dominan di usus besar, sementara claudin-2 dan -15 lebih umum di usus kecil. Claudin-2, meskipun khas dalam kondisi kebocoran epitel, juga ditemukan dalam kondisi normal, terutama di area kriptus epitel usus ... | id |
| dc.language.iso | id | id |
| dc.publisher | FK-IPB | id |
| dc.title | Tight Junction sebagai Pengatur Keseimbangan Penghalang Epitel Usus pada IBD | id |
| dc.type | Undergraduate Thesis | id |
| Appears in Collections: | Medicine | |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| Artikel Tak Terpublikasi_Fatiha Kamilah_8.pdf | Article | 130.37 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.