Perbandingan Sifat Fisikokimia Madu Lebah Tanpa Sengat dan Apis asal Beberapa Daerah di Indonesia

Abstract

Madu merupakan cairan manis alami yang dihasilkan lebah dan kini populer di Indonesia. Madu berdasarkan jenisnya dikategorikan menjadi apis dan trigona. Kedua jenis madu tersebut mempunyai sifat fisikokimia beragam yang dibebabkan oleh berbagai faktor. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan sifat fisikokimia madu lebah tanpa sengat yang berasal dari Sukabumi, Bogor, Aceh, dan Makassar dibandingkan dengan madu lebah apis. Metode analisis dilakukan berdasarkan SNI 8664:2018. Hasil analisis menunjukkan bahwa warna madu trigona cenderung lebih gelap dibandingkan madu apis dan masih terdapat madu yang belum memenuhi SNI. Kekentalan madu trigona berkisar 100,40-771,0 poise; brix 67,07-73,44; kadar air 25,01-31,00 %b/b; pH 2,97-3,91; keasaman 121,95-473,75 ml NaOH/kg; hidroksimetilfulfural 0-2,82 mg/kg; dan diastase 0,6-1,94 DN. Madu dari Bogor dan Makassar cenderung melebihi standar untuk kadar air, keasaman, dan diastase sehingga belum memenuhi SNI. Terdapat perbedaan nyata antara setiap jenis uji dengan asal daerah serta adanya perbedaan nyata antara setiap jenis uji selain uji pH madu trigona dengan madu apis. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai macam faktor yaitu jenis madu, kondisi lingkungan apartemen, sumber nektar, musim saat panen, waktu simpan madu, teknik panen, dan jenis lebah. Banyaknya karakteristik yang tidak sesuai SNI, sehingga diperlukannya penyusunan standar mutu madu trigona terbaru.

Honey is a naturally sweet liquid produced by bees and now popular in Indonesia. Honey types are categorized into apis and trigona. Both types have different physicochemical properties caused by various factors. The study aimed to determine the differences physicochemical properties of trigona honey compared to apis honey. The analysis based on SNI 8664:2018. The analysis results show that the color of trigona honey is darker than apis honey and there are still honeys that do not meet the SNI. Trigona honey viscosity ranged from 100.40-771.0 poise; brix 67.07-73.44; moisture content 25.01-31.00 %b/b; pH 2.97-3.91; acidity 121.95-473.75 ml NaOH/kg; hydroxymethylfulfural 0-2.82 mg/kg; and diastase 0.6-1.94 DN. Honey from Bogor and Makassar tended to exceed the standards for moisture content, acidity, and diastase. There was a significant difference between each test type and regional origin and a significant difference between each test type other than the pH test of trigona honey and apis honey. This is caused by various factors such as honey type, apartment environmental conditions, nectar source, harvesting season, honey storage time, harvesting technique, and bee type. Many characteristics are not in accordance with SNI, so it is necessary to prepare the latest trigona honey quality standards.