Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/160515
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorFadhillah, Risti Sifa’-
dc.date.accessioned2025-01-06T00:23:21Z-
dc.date.available2025-01-06T00:23:21Z-
dc.date.issued2024-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/160515-
dc.description.abstractKanker adalah salah satu penyakit kronis yang menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia. Pada tahun 2022, kanker menyebabkan 9,7 juta kematian atau 18,7% dari total kematian di seluruh dunia. 1 Diperkirakan pada tahun 2040, jumlah kematian akibat kanker akan meningkat menjadi 15,3 juta.2 Penyakit ini sering kali berkembang melalui proses panjang yang melibatkan perubahan genetik dan epigenetik akibat berbagai faktor seperti paparan karsinogen, gaya hidup tidak sehat, dan stres oksidatif.3– 6 Oleh karena itu, pencegahan menjadi langkah penting dalam mengurangi risiko kanker, salah satunya melalui chemoprevention, yaitu penggunaan senyawa alami atau sintetis untuk mencegah, menunda, atau menghambat proses karsinogenesis.7 Dalam hal ini, herbal menjadi salah satu sumber senyawa bioaktif alami yang menjanjikan karena memiliki berbagai sifat farmakologis yang mendukung upaya pencegahan kanker secara alami. Senyawa aktif dalam herbal bekerja melalui berbagai mekanisme biologis yang relevan untuk mencegah karsinogenesis. Salah satu mekanisme utama adalah efek antioksidan, yang berperan dalam melindungi DNA dari kerusakan oksidatif akibat radikal bebas.7,8 Selain itu, beberapa senyawa herbal memiliki kemampuan untuk menghambat jalur inflamasi kronis yang sering menjadi pemicu kanker, seperti jalur NF-κB dan COX2.8,9 Herbal juga diketahui mampu mengatur siklus sel, mendorong apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, serta meningkatkan aktivitas enzim detoksifikasi karsinogen.10 Dengan mekanisme ini, herbal dapat berkontribusi secara signifikan dalam mencegah transformasi sel normal menjadi sel kanker. Beberapa contoh herbal yang telah diteliti dan menunjukkan potensi chemopreventive adalah kunyit (Curcuma longa) 11,12, teh hijau (Camellia sinensis) 13 , milk thistle (Silybum marianum) 14, dan anggur merah.15 Kunyit mengandung kurkumin, senyawa polifenol dengan efek anti-inflamasi dan antioksidan kuat, yang telah terbukti menghambat pertumbuhan berbagai jenis kanker, seperti kanker payudara, kolorektal, dan prostat9,11. Teh hijau mengandung epigallocatechin gallate (EGCG) atau katekin dengan sifat protektif terhadap kanker melalui penghambatan proliferasi sel dan induksi apoptosis. Resveratrol, senyawa yang ditemukan pada kulit anggur dan kacangkacangan, memiliki aktivitas antioksidan dan kemampuan untuk memperbaiki DNA yang rusak. 16 Sementara itu, silymarin dari milk thistle menunjukkan efek perlindungan terhadap kanker hati dengan mengurangi stres oksidatif dan mendukung regenerasi jaringan. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherFK-IPBid
dc.titleHerbal sebagai Agen Kemopreventif: Mencegah Kanker melalui Pendekatan Alamiid
dc.typeArticleid
Appears in Collections:Medicine

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Artikel Tak terpublikasikan_Risti Sifa' Fadhillah_7.pdfArticle140.78 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.