Sel Punca Kanker Payudara sebagai Target Terapi: Implikasi Biomarker dan Pewarnaan Imunohistokimia dalam Pendekatan Terapi

Abstract

Kanker payudara merupakan keganasan epitel duktus maupun lobulus jaringan payudara yang terjadi akibat kegagalan dalam koordinasi fungsi gen.1 Saat ini, kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker pada wanita setelah kanker serviks dan merupakan kanker yang paling banyak ditemui di antara wanita. Menurut data GLOBOCAN oleh International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012, kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan persentase kasus baru (43,3%) dan persentase kematian tertinggi (12,9%) pada wanita di dunia.2 Di Indonesia, World Health Organization (WHO) melaporkan pada tahun 2014 bahwa angka kejadian kanker payudara merupakan yang tertinggi dari semua kejadian kanker pada wanita Indonesia, yaitu mencapai 48.998 kasus.3 Data hasil Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2013 menyatakan bahwa prevalensi kanker payudara di Indonesia mencapai 0,5 dari 1000 wanita. Nilai ini termasuk cukup tinggi dibandingkan dengan penyakit kanker lainnya. Kanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel yang abnormal terbentuk pada payudara dengan kecepatan proliferasi tidak terkontrol dan tidak beraturan. Sel-sel tersebut merupakan hasil mutasi gen dengan perubahan-perubahan bentuk, ukuran maupun fungsinya. Kanker payudara dapat mengalami metastasis ke organ lain seperti paru-paru, hati, dan otak melalui pembuluh darah. Kelenjar getah bening aksila ataupun supraklavikula membesar akibat dari penyebaran kanker payudara melalui pembuluh getah bening dan tumbuh di kelenjar getah bening. ...