Determinan Niat Pemilihan Asuransi Umum Syariah di Jabodetabek

Abstract

Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, menyajikan peluang yang luas untuk pertumbuhan produk keuangan yang sesuai dengan syariah. Namun, potensi tersebut belum dimanfaatkan dengan baik yang ditunjukkan dengan tingkat adopsi asuransi umum syariah yang masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan produk asuransi konvensional. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan yang perlu diteliti lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat adopsi tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik responden, memetakan Willingness to Pay responden untuk asuransi umum syariah, dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi niat memilih asuransi umum syariah di Jabodetabek. Penelitian ini menggunakan Theory of Planned Behavior (TPB) dengan mempertimbangkan faktor tambahan seperti gaya hidup dan religiusitas. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui kuesioner, dengan responden sebanyak 250 orang dari wilayah Jabodetabek yang belum memiliki asuransi umum syariah dan berusia 15-64 tahun. Teknik pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode non-probability sampling dengan pendekatan quota sampling berdasarkan proporsi populasi di tiap wilayah Jabodetabek yang dilakukan secara online melalui google form. Pada penelitian ini, kuesioner menggunakan skala likert untuk mengukur persepsi responden. Analisis data mencakup statistik deskriptif, tabulasi silang, diagram radar, analisis top bottom two boxes, serta pemodelan struktural menggunakan SEM-PLS. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden adalah laki-laki (52%), berusia 45–54 tahun (32,4%), dengan pendidikan terakhir S1–S3 (70%), bekerja sebagai PNS (29,2%), dan memiliki pendapatan di atas Rp10.000.000 per bulan (32%). Profil ini mencerminkan potensi pasar signifikan untuk asuransi syariah, terutama di kalangan pekerja formal berpendapatan menengah ke atas. Data ini menunjukkan bahwa asuransi syariah memiliki pasar yang potensial di segmen ini, yang bisa dijadikan fokus untuk strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran. Sedangkan, willingness to pay untuk asuransi umum syariah didominasi oleh 50.4% responden yang bersedia membayar kontribusi tahunan Rp 1,000,000 hingga Rp 5,000,000, dan 38.4% bersedia membayar kurang dari Rp 1,000,000 per tahun. Harga tersebut sejalan dengan harga kontribusi asuransi umum syariah yang beredar di pasaran. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun willingness to pay masyarakat termasuk dalam kategori menengah ke bawah, nilai tersebut memperlihatkan adanya kesesuaian harga pasar produk asuransi syariah saat ini dengan kemampuan masyarakat. Untuk meningkatkan daya tarik, perusahaan perlu fokus pada strategi penciptaan nilai tambah seperti inovasi layanan dan manfaat tambahan, bukan hanya kompetisi harga. Analisis SEM menunjukkan bahwa sikap terhadap asuransi syariah, persepsi kontrol perilaku, norma subyektif, gaya hidup, dan religiusitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat memilih asuransi umum syariah di Jabodetabek, dengan persepsi kontrol perilaku memiliki pengaruh terbesar, diikuti oleh sikap, gaya hidup, norma subyektif, dan religiusitas. Temuan ini memberikan wawasan yang berguna bagi perusahaan asuransi syariah untuk merancang strategi pemasaran yang efektif dan meningkatkan kesadaran serta niat masyarakat terhadap produk asuransi umum syariah. Perusahaan perlu menekankan aspek-aspek yang mempengaruhi niat tersebut dalam kampanye pemasaran dan edukasi masyarakat. Implikasi manajerial dari hasil ini mencakup beberapa strategi penting. Perusahaan perlu menetapkan harga yang kompetitif untuk menarik konsumen dengan preferensi gaya hidup kontribusium serta meningkatkan transparansi dan kemudahan dalam proses asuransi untuk memperbaiki persepsi kontrol perilaku. Selain itu, memberikan edukasi intensif tentang prinsip-prinsip asuransi syariah dapat meningkatkan keyakinan konsumen. Kerjasama dengan tokoh berpengaruh dan komunitas agama juga dapat memperkuat norma subyektif. Fokus pada produk kontribusium menjadi penting untuk menarik segmen konsumen yang sesuai. Dengan strategi ini, perusahaan asuransi umum syariah dapat meningkatkan daya tarik, kepercayaan, dan pangsa pasar perusahaan asuransi umum syariah.

Indonesia, as the country with the largest Muslim population in the world, presents vast opportunities for the growth of Sharia-compliant financial products. However, this potential has not been well utilized, as indicated by the relatively low adoption rate of Sharia general insurance compared to conventional insurance products. This gap indicates the need for further research to understand the factors influencing the low adoption rate. Therefore, this study aims to identify respondent characteristics, map respondents' Willingness to Pay for Sharia general insurance, and analyze the factors influencing the intention to choose Sharia general insurance in the Jabodetabek area. This study employs the Theory of Planned Behavior (TPB) while considering additional factors such as lifestyle and religiosity. The study utilizes primary data obtained through questionnaires, with 250 respondents from the Jabodetabek area who do not yet have Sharia general insurance and are aged 15-64 years. The sampling technique used is non-probability sampling with a quota sampling approach based on the population proportion in each Jabodetabek area, conducted online via Google Forms. In this study, the questionnaire uses a Likert scale to measure respondents' perceptions. Data analysis includes descriptive statistics, cross-tabulation, radar diagrams, top-bottom two boxes analysis, and structural modeling using SEM-PLS. The study results show that the majority of respondents are male (52%), aged 45-54 years (32.4%), with the highest education level being a bachelor's to doctoral degree (70%), working as civil servants (29.2%), and having an income above Rp10,000,000 per month (32%). This profile reflects a significant market potential for Sharia insurance, especially among formal workers with middle to upper incomes. This data indicates that Sharia insurance has a potential market in this segment, which can be the focus for more targeted marketing strategies. Regarding the willingness to pay for Sharia general insurance, 50.4% of respondents are willing to pay an annual contribution of Rp 1,000,000 to Rp 5,000,000, and 38.4% are willing to pay less than Rp 1,000,000 per year. These prices align with the contributions of Sharia general insurance available in the market. This indicates that although the community's willingness to pay falls into the middle to lower category, this value shows a match between the current market prices of Sharia insurance products and the community's ability to pay. To increase attractiveness, companies need to focus on value-creation strategies such as service innovation and additional benefits, not just price competition. SEM analysis shows that attitudes toward Sharia insurance, perceived behavioral control, subjective norms, lifestyle, and religiosity have a positive and significant influence on the intention to choose Sharia general insurance in Jabodetabek, with perceived behavioral control having the greatest influence, followed by attitudes, lifestyle, subjective norms, and religiosity. These findings provide useful insights for Sharia insurance companies to design effective marketing strategies and increase awareness and intention towards Sharia general vii insurance products. Companies need to emphasize the aspects influencing this intention in their marketing campaigns and public education. The managerial implications of these results include several key strategies. Companies need to set competitive prices to attract consumers with lifestyle contribution preferences and enhance transparency and ease in the insurance process to improve perceived behavioral control. Additionally, intensive education on the principles of Sharia insurance can increase consumer confidence. Collaboration with influential figures and religious communities can also strengthen subjective norms. Focusing on contribution products is important to attract the appropriate consumer segment. With these strategies, Sharia general insurance companies can increase their attractiveness, trust, and market share.