Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/160187
Title: Estimasi Carbon Footprint pada Aktivitas Transportasi Tuna Berbasis di Pelabuhan Perikanan Samudera Kutaraja
Other Titles: Carbon emissions analysis for tuna transportation from Samudera Kutaraja fishing port
Authors: Iskandar, Budhi Hascaryo
Kurniawati, Vita Rumanti
Sondita, Muhammad Fedi Alfiadi
Salsabila, Umiralaska
Issue Date: 2024
Publisher: IPB University
Abstract: Industri perikanan tuna memiliki dampak signifikan terhadap emisi Gas Rumah Kaca (GRK) melalui kontribusinya dalam kegiatan penangkapan ikan dan transportasi hasil tangkapan. Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) menjadi sumber utama emisi GRK dalam industri ini. Kebutuhan bahan bakar nelayan mencapai 3,4 juta kilo liter per tahun. Estimasi carbon footprint dari kegiatan industri perikanan di Indonesia telah dilakukan oleh beberapa peneliti, namun hanya terbatas pada emisi gas buang yang dihasilkan dari kegiatan penangkapan ikan. Sementara kegiatan transportasi dalam industri perikanan tidak hanya terbatas pada kegiatan operasi penangkapan ikan, tetapi juga meliputi distribusi hasil tangkapan. Proses distribusi ini melibatkan pengiriman ikan tuna dari pelabuhan ke pasar lokal, regional, maupun internasional. Penggunan berbagai tipe kendaraan diikuti dengan variasi umur kendaraan yang berbeda memungkinkan dihasilkannya emisi yang cukup tinggi. Hingga saat ini, dalam skala nasional, studi mengenai carbon footprint industri perikanan tuna belum dilakukan secara rinci, sehingga baseline terkait emis gas karbon dan opsi-opsi strategi untuk mengurangi emisi GRK juga belum tersedia. Perhitungan emisi jejak karbon dapat membantu mengidentifikasi bagian dalam rantai pasok transportasi yang memungkinkan pengembangan strategi untuk mengurangi emisi dalam industri perikanan tuna. Estimasi emisi gas karbon dari transportasi industri perikanan tuna di Pelabuhan Perikanan Samudera Kutaraja dimulai dengan menentukan batasan sistem. Batasan sistem yang digunakan adalah cradle to gate. Transportasi dalam konteks penelitian ini mencakup proses kegiatan penangkapan ikan dimulai dari kapal berangkat menuju fishing ground dan kembali dengan hasil tangkapan tuna, hingga proses hasil tangkapan tuna dibawa menuju gerbang ekspor dan pasar retail dengan berbagai jenis moda transportasi. Penelitian ini berfokus pada kapal penangkapan ikan jenis purse seine dan pancing ulur serta moda transportasi darat yang digunakan untuk proses transportasi ikan tuna. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi rantai pasok yang sesuai dengan kondisi aktual di PPS Kutaraja. Setelah proses identifikasi, dilakukan penentuan sampel yang berdasar pada rantai transportasi yang telah diidentifikasi. Penentuan sampel dilakukan berdasarkan mata rantai (Mata rantai1 hingga mata rantaix). Penentuan jumlah sampel kapal purse seine dilakukan dengan metode stratified random sampling. Sampel untuk kapal purse seine akan berjumlah 11 kapal untuk >30 GT. Kapal purse seine dengan ukuran <30 GT akan berjumlah 9 kapal. Jumlah sampel dari kapal pancing ulur berjumlah 13 unit kapal. Populasi kendaraan pengangkut belum diketahui secara pasti, maka dari itu, untuk sampel moda transportasi yang meliputi, motor, truk, dan becak motor jumlah sampel yang diambil 12 unit sampel kendaraan yang masing-masing mewakili 6 sampel untuk kendaraan sepeda motor dan 6 sampel untuk kendaraan tru. Jenis data utama yang dikumpulkan untuk kapal penangkapan ikan meliputi nilai faktor emisi, jenis bahan bakar, jumlah trip, jenis mesin kapal, muatan hasil tangkapan tuna, konsumsi bbm kapal, serta jarak tempuh kapal, dan lokasi daerah penangkapan ikan. Data pendukung yang dikumpulkan meliputi metode pengoperasian alat tangkap,frekuensi perawatan mesin. Nilai faktor emisi akan menggunakan standar dari International Panel on Climate Change (IPCC, 2006). Hasil penelitian menunjukan kegiatan transportasi tuna dibagi menjadi dua Jalur. Jalur A-B-C-D (Kegiatan penangkapan ikan hingga pendaratan tuna di TPI- transportasi tuna dari TPI ke UPI di PPS Kutaraja- transportasi tuna dari UPI ke pintu ekspor) dan Jalur A-B-E-D (Kegiatan penangkapan ikan hingga pendaratan tuna di TPI- transportasi tuna dari TPI ke perusahaan pengolahan regional- transportasi tuna dari perusahaan pengolahan regional ke pintu ekspor). Pada jalur A-B-C-D, metode Purse seine menghasilkan emisi CO2 sebesar 9,72 kg CO2 per trip dan 143,36kg CO2 per tahun, sementara metode Pancing hanya menghasilkan 4,89 kg CO2 per trip dan 99,75 kg CO2 per tahun. Di jalur A-B-E-D, Purse seine menghasilkan 8,75 kg CO2 per trip dan 123,64 kg CO2 per tahun, sedangkan Pancing menghasilkan 3,92 kg CO2 per trip dan 90,03 kg CO2 per tahun. Opsi-opsi strategi strategi pengurangan emisi di sektor transportasi perikanan tuna dapat dilakukan dengan beberapa strategi, seperti penggunaan teknologi transportasi yang lebih efisien, peningkatan infrastruktur yang mendukung energi terbarukan, serta perubahan perilaku operator kendaraan dan kapal untuk menggunakan bahan bakar lebih hemat. Selain itu, optimasi rute pengangkutan tuna menggunakan teknologi GPS dapat mengurangi jarak tempuh dan emisi. Pemantauan dan evaluasi emisi secara berkala juga penting untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, sehingga operasional lebih efisien dan ramah lingkungan. Strategi-strategi ini berfokus pada efisiensi energi dan keberlanjutan jangka panjang.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/160187
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_C4503221007_c387a08cd168489f9495e4609fe31afa.pdfCover482.03 kBAdobe PDFView/Open
fulltext_C4503221007_a4b08340793d4a999dc9f4d3a56006af.pdf
  Restricted Access
Fulltext4.39 MBAdobe PDFView/Open
lampiran_C4503221007_a2056bb6f8094fa59778af2734a6c8b2.pdf
  Restricted Access
Lampiran336.72 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.