Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/160069
Title: Analisis Pembentukan Strategic Business Unit Pada Perusahaan Hutan Tanaman Industri (Studi Kasus: Pt. Musi Hutan Persada)
Authors: Ma'Arif, Syamsul
Saptono, Imam Teguh
Subagyo, Wawan Hari
Issue Date: 2006
Publisher: IPB University
Abstract: Sebuah perusahaan akan mengalami beberapa fase perkembangan perusahaan (organisasi), yang lebih dikenal sebagai organizational life cycle. Organizational life cycle menggambarkan bagaimana organisasi lahir, tumbuh, stagnan dan sampai mengalami penurunan/kebangkrutan. Fenomena yang menarik terjadi pada saat perusahaan mengalami proses pertumbuhan. Dalam tahap ini, perusahaan bahkan mampu tumbuh sedemikian pesat serta memiliki perolehan keuntungan yang sangat besar. Permasalahan akan muncul ketika perusahaan sudah berkembang sedemikian besar. Selain masalah koordinasi dan komunikasi, masalah efektifitas pengelolaan atau manajemen perusahaan (mis-manajemen) juga menjadi problem yang perlu untuk diperhatikan oleh perusahaan. Salah satu alternatif solusi terhadap kondisi perusahaan tersebut adalah dengan melakukan atau membentuk unit usaha baru (diversify). Diversity bisa dilaksanakan, salah satunya dengan menjadikan divisi-divisi yang ada di perusahaan sebagai unit usaha baru dalam bentuk strategic business unit (SBU). PT. Musi Hutan Persada (PT. MHP) merupakan salah satu perusahaan HTI terbesar di Indonesia. Saat ini luas wilayah hutan yang dikelola oleh PT. MHP dengan ijin Pemerintah (Menteri Kehutanan) sekitar 296.400 Hektar hutan, di wilayah Sumatera Selatan. Kapasitas produksi kayu bulat (log) Acacia mangium yang dihasilkan PT. MHP sebanyak 2.000.000 m³/tahun. Salah satu keberhasilan yang diraih PT. MHP adalah penerapan sustainable forest management, dimana perusahaan telah mampu menyediakan bahan baku kayu log secara kontinyu sampai kapanpun dengan volume yang konstan Perkembangan hasil nelitian Divisi Litbang PT. MHP menunjukkan bahwa provenance tanaman Acacia mangium Orlomo River-PNG memiliki tingkat pertumbuhan riap 44,1 m3/ha/tahun. Hal tersebut lebih baik dibanding tingkat pertumbuhan riap tanaman Acacia mangium yang dipanen saat ini, dimana tingkat pertumbuhan riapnya hanya mencapai 31.3 m3/Ha/tahun. Dengan demikian, bisa diperkirakan kemampuan atau volume produksi kayu Acacia mangium PT. MHP akan meningkat sebanyak (44,1/31,3) x 100% atau 1,41 kali dari volume produksi saat ini. Dengan demikian, volume penjualanpun akan semakin meningkat pula. Hal tersebut berpotensi terjadi over limit, dimana manajemen perusahaan tidak mampu lagi untuk mengontrol aktifitas perusahaan yang semakin besar. Indikasi yang dirasakan oleh PT. MHP adalah besamya biaya yang dikeluarkan pada beberapa divisi di perusahaan, dalam rangka mendukung proses produksi secara keseluruhan. Hal tersebut. menurut Direktur PT. MHP perlu untuk diantisipasi agar perusahaan tidak mengalami inefisiensi dalam hal biaya. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Dengan pertumbuhan perusahaan yang semakin meningkat, ingin diketahui bagaimana sebenamya kondisi pengendalian atau kontrol manajemen PT.MHP terhadap sumberdaya- sumberdaya organisasi yang dimiliki PT. MHP. Selain itu, ingin diketahui pula bagaimana posisi PT MHP dilihat dari sisi daya tarik pasar industri hutan tanaman (HTI) dan kekuatan industri hutan tanaman yang dimiliki PT. MHP, 2) Untuk mendukung dan menunjang keberhasilan usaha perusahaan, PT. MHP perlu untuk mengetahui apa sebenarnya kompetensi inti yang dimiliki perusahaan saat ini. Apa saja kompetensi inti yang dimiliki oleh PT. MHP dan bagian/divisi apa di PT. MHP yang telah memiliki kemampuan sesuai kompetensi inti PT. MHP?, 3) Indikator-indikator apa saja yang harus dipertimbangkan atau berpengaruh dalam membentuk unit usaha strategis (SBU)? Serta, bagian-bagian /divisi-divisi mana saja yang siap untuk dijadikan sebagai SBU? Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Menentukan kondisi pengendalian atau kontrol manajemen terhadap sumberdaya-sumberdaya yang dimiliki organisasi PT. MHP dan posisi PT. MHP saat ini dilihat dari sisi daya tarik pasar industri hutan tanaman (HTI) dan kekuatan industri hutan tanaman yang dimiliki PT. MHP., 2) Menentukan kompetensi inti yang dimiliki oleh PT. MHP dan bagian/divisi yang memiliki kemampuan kompetensi inti paling tinggi di PT. MHP., dan 3) Menentukan indikator atau parameter yang berpengaruh dalam membentuk unit usaha strategis baru di PT. MHP dan bagian atau divisi yang paling siap untuk dijadikan sebagai SBU di PT. MHP, Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah menggunakan pendekatan eksplanatory. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif yang digunakan adalah analisis product/ogganizational life cycle, GE Matriks, Analisi Rentang Kriteria dan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Hasil analisis berdasarkan daur hidup organisasi atau produk terindiksi bahwa saat ini PT. MHP berada pada tahap pertumbuhan. Sedangkan hasil analisis dengan hetode GE matriks menunjukkan hasil bahwa PT. MHP saat ini termasuk kategori atau berada pada posisi "winners". Pada posisi ini, industri yang digeluti oleh PT. MHP memiliki daya tarik pasar yang tinggi dan kemampuan kompetisi perusahaan PT. MHP sendiri cukup kuat untuk bersaing dengan perusahaan HTI lainnya. Hasil analisis rentang kriteria tentang penilaian kategori perusahaan PT. MHP dibanding dengan perusahaan HTI lainnya memberikan hasil bahwa seluruh responden setuju terhadap pernyataan bahwa PT. MHP termasuk kategori perusahaan besar dibanding perusahaan HTI lainnya. Hasil analisis rentang kriteria penilaian kontrol manajemen perusahaan terhadap sumberdaya perusahaan mengindikasikan bahwa responden setuju terhadap pemyataan bahwa PT MHP mampu melaksanakan kontrol terhadap sumberdaya organisasi. Hasil analisis rentang kriteria tentang pembentukan SBU di perusahaan untuk mengefektifkan pengelolaan perusahaan, pada umumnya responden sependapat (setuju) dengan pernyataan tersebut. Implikasi hasil tersebut bagi PT. MHP adalah perlunya upaya pembentukan SBU dalam rangka lebih mengefektifkan pengelolaan organisasi perusahaan. Hasil analisis metode MPE (Metode Perbandingan Eksponensial) terhadap kompetensi inti yang dimiliki oleh unit- unit usaha PT MHP memberikan hasil bahwa urutan peringkat penguasaan kompetensi inti perusahaan oleh unit-unit usahanya, sebagai berikut: Peringkat 1 Harvesting/Pemanenan Peringkat 2 Transportasi Peringkat 3 Planting/Penanaman Peringkat 4 Umum dan Community Development (CD) Peringkat 5 Logistik Peringkat 6 R&D/Litbeng Peringkat 7 Construction & Road/Konstruksi Jalan Hasil analisis metode MPE terhadap pembentukan SBU di PT. MHP memberikan masukan berupa peringkat unit-unit usaha di MHP yang menurut responden paling siap untuk dijadikan SBU berdasarkan kriteria yang telah disepakati, adalah sebagai berikut: Peringkat 1 Peringkat 2 Transportasi R&D (Libang) Peringkat 3 Construction & Road (Jalan) Peringkat 4 Umum dan Community Development (CD) Peringkat 5 Service (Workshop) Peringkat 6 Logistik Peringkat 7 HRD Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan dalam penelitian ini, maka terdapat beberapa hal yang dapat disarankan, yaitu antara lain: 1. Perlunya evaluasiadan menguatkan kondisi internal organisasi PT. MHP. Hal ini untuk mengantisipasi perkembangan produk PT. MHP yang mulai melambat pertumbuhan keuntungannya. 2. Perlu upaya diversifikasi atau inovasi produk baru untuk mengantisipasi persaingan yang makin kuat di industri HTI. 3. Pembentukan SBU bisa merupakan altematif solusi untuk mengantisipasi kegemukan yang terjadi di perusahaan, sesuai hasil kesimpulan penelitian ini. 4. Perlunya penelitian lanjut tentang studi kelayakan pembentukan SBU baru untuk mengevaluasi secara teknis layak tidaknya SBU tersebut beroperasi, tetapi juga pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/160069
Appears in Collections:MT - Business

Files in This Item:
File SizeFormat 
E22WHSY.pdf
  Restricted Access
54.25 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.