Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/160051| Title: | Analisis Penggunaan Capital Asset Pricing Model dan Arbitrage Pricing Theory Dalam Memprediksi Return Saham Kelompok Jakarta Islamix Index |
| Authors: | Tanopruwito, Djoni Siregar, Hermanto Dewi, Andam |
| Issue Date: | 2006 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Latar belakang penulisan tesis ini adalah adanya berbagai kesimpulan dari berbagai tulisan/penelitian mengenai CAPM dan APT terkait validitas penggunaan model tersebut dalam penggunaannya pada dunia nyata. Disamping imu, ketertarikan penulis untuk mengetahui perilaku saham-saham dalam kelompok JII turut menjadi landasan penulisan tesis ini. Berdasarkan pencarian penulis, belum terdapat tulisan mengenai penggunaan kedua model tersebut pada saham- saham dalam kelompok JII. Untuk inilah penulis melakukan penelitian yang dituangkan dalam tesis ini, Bagaimana model CAPM dan APT digunakan dalam meroprediksi return saham dalam kelompok JII serta model mana yang lebih tepat digunakan untuk memprediksi saham dalam kelompok JII penulis ajukan sebagai rumusan masalah dalam tesis ini. Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang dilakukan penulis adalah untuk memprediksi return saham kelompok II pada masa yang akan datang dengan menggunakan model CAPM berdasarkan beta saham historis mempredikai return saham kelompok II pada masa yang akan datang dengan menggunakan model/teori APT berdasarkan koefisien risk premium indeks historis serta menentukan model/teori yang lebih tepat (diantara kedua model di ataa) untuk digunakan dalam memprediksi return saham kelompok JII. Penelitian terbatas pada saham-saham yang termasuk dalam kelompok III pada Bursa Efek Jakarta. Dalam hal ini penulis mengambil sampel atas beberapa saham berdasarkan kriteria saharu yang secara konsisten sejak akhir Desember 2001 (sebagai base day) sampai dengan akhir tahun 2004 tetap masuk dalam kelompok JII yaitu saham AALI, ANTM, ASGR, GJTL, INDF, INTP, ISAT, SMCB, SMGR, TINS, TLKM, UNTR dan UNVR. Periode penelitian yang digunakan adalah tahun 2002 s.d tahun 2004, sedangkan tahun 2005 digunakan sebagai tahun prediksi yang kemudian dibandingkan dengan kondisi nyata/aktual Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari Bursa Efek Jakarta, Bank Indonesia dan Biro Pusat Statistik. Bentuk penelitian (Research Design) yang dilakukan adalah Descriptive (Quantitative yakni mengkaji dan menganalisis masalah yang telah dirumuskan berdasarkan fakta dan teori terkait. Dalam menentukan excess eerure masing-masing saham dalanı model CAPM dan APT dan excess return pasar dalam model CAPM serta risk premium faktor dalam APT, penulis menggunakan tingkat bonus Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) sebagai proxy tingkat pengembalian investasi bebas risiko (Risk Free rate/Rf), hal ini dilakukan karena populasi yang diambil sampelnya merupakan saham kelompok III yang seleksi pertamanya dilakukan dengan menggunakan kriteria syuriah. Namun demikian karena pada umumnya saku bunga SBI digunakan sebagai proxy tingkat pengembalian hebas risiko (1) dalam membahas model CAPM, penulis tetap melakukan perbandingan atas kedun proxy tingkat pengembalian investasi bebas risiko tersebut dalam dampaknya terhadap beberapa parameter yang digunakan. Dalam menentukan faktor-faktor yang akan digunakan sebagai variabel bebas dalam model AT digunakan analisis korelasi antara excess return saham dengan risk premium masing-masing faktor dari 6 (enam) alternatif faktor. Dalam menganalisis model APT digunakan analisis regresi multivariate. Selanjutnya untuk menentukan manakah diantara kedua model yang lebih tepat untuk digunakan dalam memprediksi return aslam dalam kelompeik III digunakan parameter Thell's Inequality Coeffisient (1) Adjusted R-Square dan Estimated Sumhard Eevar Dalam menganalisis data digunakan perangkat lunak Microsoft Excell dan SPSS Berdasarkan penelitian yung penulis lakukan, dapat dirangkum hasil schugai berikut: 1) Saham-saham kelompok II tidak saja terseleksi dari segi syariah, namun juga terseleksi dari negi kapitalisasi pasar. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang penulis lakukan 21 Tingkat pengemhulian bonus SWIII dapat dijadikan sebagai promy Ri 3) Walaupun R-Square yang diperoleh dari analisis regresi bivariate CAPM sebagian besar kurang dari 50 persen, namun karena perhitungan dilakukan terhadap renen, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi CAPM dapat digunakan untuk memprediksi rerww saham pada masa yang akan datang Selain itu berdasarkan Anova diperoleh nilai F hitung dan Sig/p value yang 4) signdikan Koefisien regresi/ẞ (beta) yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar saham-saham sampel merupakan saham-sabam agresif. 5) Berdasarkan uji coba atas indeks-indeks makro ekonomi yang digunakan sebagai alternatif variabel bebas dalam persamaan regresi APT menunjukkan bahwa indeks pasur saham yaitu IHSG lah yang paling memberikan pengaruh secara nyata/ signifikan terhadap excess retten saham-saham kelompok JII. 6) Walaupun hanya 5 (lima) dari 13 (tiga belas) saham sampel yang memiliki koefisien determinasi (R-Square) lebih dari 50 persen, namun karena perhitungan dilakukan terhadap return, maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi pada model APT dapat digunakan untuk memprediksi reraru saham pada masa yang akan datang. Selain itu hasil Anovνα menunjukkan nilai F dan Sig (p value) yang signifikan. 7) Faktor Kurs USD terhadap Rupiah yang menghasilkan koefisien korelasi yang negatif antara excess return semua saham sampel dengan risk premium kurs, yang berarti depresiasi rupiah akan menurunkan return saham demikian juga apresiasi rupiah akan menaikan renare saham, ternyata tidak demikian halnya jika faktor kurs tersebut digunakan secara bersama-sama dengan faktor lainnya (IHKG dan IHSG) untuk memperdiksi wure saharn. Hal ini ditunjukkan dengan adanya koefisien regresi yang tidak seluruhnya negatif 8) Berdasarkan parameter yang digunakan untuk memilih model yang terhnik dalam memprediksi return saham pada masa yang akan datang yakni nilai Theil's U. Adjusted R-Square dan Estimated Standard Error menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda. Namun demikian secara keseluruhan dapa diambil kesimpulan model CAPM lebih unggul dalam mempredikal return saham kelompok JII dibandingkan dengan model APT. 9) Saham TLKM merupakan saham paling baik dalam menjelmkan model CAPM dan APT. Namun demikian, CAPM lebih tepat digunakan dalam memprediksi saham TLKM dibandingkan dengan model APT. 10) Mengkaitkan dengan kajian para peneliti sebagaimana diungkapkan pada hab II. dalam penelitian yang penulis lakukan dapat dibuktikan hal-hal sebagaimana dinyatakan oleh peneliti terdahulu, amara lain: Sebagaimana yang dinyatakan oleh Jensen (1968), dalam penelitian yang penulis lakukan terdapat intercept yang diperoleh dari hasil regresi bivarlate antara excess return nahaan dengan excexy return market dalam CAPM. Hal ini mematahkan teces CAPM Sharpe-Lintner yang mengatakan bahwa intercept yang timbul adalah cok free rate. Demikian juga halnya dengan APT diruana dalam persamaan APT, Hoss menyatakan babwa intercept yang dihasilkan adalah sebesar Rf, ternyata berdasarkan penelitian diperoleh adanya konstanta lain yang dihasilkan dari analisis regresi multivariate intars exceas return saham dengan elak premium Faktor-faktor IHKO, Kurs dan IHSG Berdasarkan rangkuman hasil penelitian di atas, dapat dirumaskan implikasi manajerial sebagai berikut: 11 Saham-saham dalam kelompok III merupakan saham-sabam yang menarik untuk dilakukan investasi karena selain terseleksi karena unsur syariah, saharn-saharn tersebut terseleksi karena kriteriu kapitalisasi pasar. Khamuanya saham TTKM merupakan saham yang paling menarik untuk dilakukan investasi, selain karena pembuktian sebagaimara butir 9) di atas, selama periode penelitian, sabam tersebut beberapa kali menduduki ranking pertama dalaın kapitalisasi pasar. 2) Sebagian besar dari beta saham sampel menunjukkan bahwa saham-sahanı tersebut merupakan sahom agresif yang mempunyai volatilitas lebih tinggi daripada pasar. Hal ini sangat menguntungkan pada pasur dalam keadaan "hallich dan perlu diwaspadai pada pasar dalam keadaan "bearich". 3) Karena berdasarkan penelitian ini memnjukkan hahwa faktor pasar lah yang paling berpengaruh terhadap return saham, hagi calon investor yang akan melakukan investasi pada saham-saham tersebut sebaliknya perlu mencermati volatilitas pasar haik indeks III maupun IHSG pada masa sebelutunya dalam kaitannya dengan saham yang akan dibeli. 4) Yang perlu dicermati juga adalah faktor Kurs USD terhadap Rupiah, karena walaupun berdasarkan analisis korelasi menunjukkan bahwa apresiasi rupiah akan meningkatkan reture saham, namun secara bersama-sama dengan faktor lainnya menghasilkan pengaruh yang belum tenta positif antara apresiasi rupiah dengan return saham 5) Tingkat inflasi yang dalam penelitian ini digambarkan dengan volatilitas IHKG, yang secara regresi bisuruste tidak berpengaruh secara signifikan terhadap retari saham, namun secara bersama-sama dengan faktor indeks posar dan kurs dapat mempengaruhi volatilitas renew saham Dikaitkan dengan tujuan penelitian, dapat diambil kesimpulan 1) Model CAPM dapat digunakan untuk memprediksi ren saham kelompok III pada masa yang akan datang. Walaupun R-Square yang ditunsilkan dari persamaan regresi hivariate antara excess return saham dengan excess return panar, hanya sebagian saham sampel yang menunjukkan nilai di atas 50 persen, namun karena perhitungan dilakukan terhadap retion, maka model tersebut dapat digunakan untuk memprediksi. Selain itu seluruh persamaan regresi menunjukkan adanya pengaruh nyata/signifikan antara excex rener pasar dengan excess return saham. 2) Model APT dapat digunakan untuk memprediksi return saham kelompok JII pada masa yang akan datang. Walaupun R-Square yang dihasilkan dari persamaan regresi multivariate antara excess return saham dengan risk promison faktor-faktor yang digunakan, hanya sebagian saham sampel yang menunjukkan nilai di atas 50 persen, namun karena perhitungan dilakukan terhadap return, maka model tersebut dapat digunakan untuk memprediksi. Selain itu seluruh persamaan regresi menunjukkan adanya pengarul nyata/signifikan antara risk premium faktor-faktor yang digunakan dengan excess rersen suham. 3) Model yang lebih tepat digunakan untuk memprediksi retion saham kelompok III pada masa yang akan datang sangat bergantung pada parameter yang digunakan. Namun demikian berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, secara unum model CAPM lebih unggul dalam memprediksi return saham pada masa yang akan datang dibandingkan dengan model APT. Berdasarkan kesimpulan yang penulis sampaikan di atas, maka penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut: 1) Saham-saham dalam kelompok III merupakan saham-saham yang menarik untuk dijadikan investasi. Disarankan bagi investor terutama bagi investor yang mensyaratkan unsur syariah dalam investasinya untuk melakukan investasi pada saham-saham dalam kelompok JII, karma selain terseleksi dengan kriteria syariah, kapitalisasi pasar merupakan kriteria seleksi lainnya. 2) Bagi peneliti berikutnya disarankan perlunya mencari indeks makto ekonomi lainnya selain IHKG, IHPB, IP. Kars dan IHSG untuk mengetahui seberapa besar pengaruh indikator makro ekonomi terhadap return saham, sehingga dapat digunakan sebagai variabel dalam memprediksi renen saham pada mas yang akan datang 3) Karena nilai-nilai yang diperoleh yang digunakan sebagai paramenn keakuratan model dalam memprediksi return saham manih relatif tinggi maka perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam antara lain dengan menambalı periode penelitian yang diharapkan dapat memperkecil nilai U dan Standard Error duguan dan memperbesar Asated R-Square, sehingga dapat diketahui model yang lebih andal untuk digunakan sebagai alat dalam memprediksi return saham pada masa yang akan datang. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/160051 |
| Appears in Collections: | MT - Business |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| E22ANDW.pdf Restricted Access | 61.02 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.