Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/159965
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMa'Arif, Syamsul
dc.contributor.advisorSaptono, Imam Teguh
dc.contributor.authorSianturi, Edward Maranatha
dc.date.accessioned2024-12-05T07:19:57Z
dc.date.available2024-12-05T07:19:57Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/159965
dc.description.abstractPembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di beberapa daerah di Indonesia telah memberikan hasil yang cukup baik, namun secara keseluruhan sektor peternakan di Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Peternakan memiliki peran strategis dalam penyediaan bahan pangan dan pemberdayaan masyarakat yang menjadi isu dominan sejak terjadinya krisis ekonomi. Peternakan berperan sebagai penghasil pangan dan sebagai alternatif lapangan usaha yang cukup membantu masyarakat. Peternakan sapi potong merupakan salah satu cabang usaha yang berperan besar dalam penyediaan bahan pangan berupa daging. Jumlah penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya dari sektor peternakan cukup tinggi, namun sebagian besar masih berskala peternakan rakyat. Jumlah penduduk di Indonesia cenderung mempunyai tren yang selalu meningkat dalam setiap tahunnya, dan kenaikan jumlah penduduk ini berdampak dengan meningkatnya jumlah permintaan akan kebutuhan protein. Pertambahan penduduk pada setiap propinsi di Indonesia menunjukkan tren yang terus meningkat, terutama di beberapa propinsi dengan kota besar seperti Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta dan lainnya. Tingginya angka pertambahan penduduk Indonesia serta semakin meningkatnya tingkat pendidikan/pengetahuan masyarakat meningkatkan permintaan akan protein hewani, namun hal ini tidak diimbangi dengan hasil produksi peternakan di Indonesia. Pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendidikan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan bergizi, baik secara langsung maupun tidak langsung telah mendorong peningkatan permintaan daging tiap tahunnya. Peningkatan jumlah penduduk dan permintaan akan produk peternakan (terutama daging) tidak bisa diimbangi dengan peningkatan jumlah populasi ternak di Indonesia. Peningkatan jumlah populasi sapi potong di Indonesia cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun tidak setinggi peningkatan jumlah penduduk Indonesia. Hal ini berakibat dengan langsung dengan produksi daging sapi di Indonesia yang tidak dapat memenuhi permintaan masyarakat. Produksi daging sapi memang cenderung meningkat dari tahun 2000 hingga tahun 2004, namun belum mampu memenuhi kebutuhan daging sapi masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari rata-rata peningkatan produksi daging sapi belum setinggi peningkatan permintaan akan daging sapi. Hal ini juga ditandai dengan semakin tingginya laju impor daging sapi setiap tahunnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengembangan peternakan sapi potong di Indonesia masih cukup besar. Permintaan akan daging sapi cenderung cukup tinggi di Propinsi dengan jumlah penduduk besar di Indonesia, diantaranya ialah DKI Jakarta, Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan lainnya. Kelebihan dan kekurangan untuk setiap daerah cenderung berbeda-beda, namun jika dilihat dari peluangnya maka Sumatera Utara merupakan salah satu dengan peluang pengembangan peternakan sapi potong yang cukup potensial. Hal ini dikarenakan berbagai hal, antara lain ialah minimnya peternakan sapi potong yang intensif, karena lebih dari 95% peternakan sapi potong di Sumatera Utara merupakan peternakan rakyat dengan skala kecil. Potensi peternakan yang cukup besar didukung sumberdaya alam yang mendukung antara lain: padang rumput/padang pengembalaan seluas 1.311.159 ha, lahan perkebunan ± 1.192.172 ha, limbah pertanian melimpah berupa dedak 3.351.136 ton/thn, jerami padi 7.062.272 ton/thn, jerami kacang tanah 68.145 ton/thn, limbah pengolahan sawit 4.159.203 ton/thn dan jerami tebu 14.664 ton. Pemasukan sapi impor di propinsi Sumatera Utara cenderung masih cukup tinggi, dari data yang dikeluarkan oleh Departemen Pertanian bahwa pemasukan sapi dari Australia berjumlah 7.465 ekor pada tahun 2003. Jumlah sapi lokal masih belum mencukupi permintaan akan daging sapi di propinsi ini. Tujuan penelitian adalah menganalisis kelayakan usaha peternakan sapi potong di kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Ruang lingkup dari penelitian ini mencakup aspek pasar, aspek teknis, aspek lingkungan, aspek sumber daya manusia dan aspek fiansial. Penelitian ini akan dilaksanakan di Kecamatan Gunung Rintih, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara dan kota-kota disekitarnya dalam Propinsi Sumatera Utara dari bulan Juni 2005 sampai bulan Agustus 2005. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif dari hasil observasi dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Pembahasan dilakukan mulai dari identifikasi faktor yang mempengaruhi keberhasilan peternakan sapi potong disertai dengan wawancara kepada praktisi pakar yang telah berpengalaman dalam bidang penggemukan sapi potong di Sumatera Utara, kemudian dilanjutkan dengan analisis kelayakan usaha dengan menganalisis beberapa aspek yaitu aspek pasar (pemasaran), teknis, sumber daya manusia dan manajemen, sosial ekonomi dan finansial serta melakukan peramalan jumlah kebutuhan daging mulai tahun 2006. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa dari aspek pasar, teknis, sumber daya manusia dan organisasi, lingkungan dan finansial menunjukkan bahwa usaha penggemukan sapi potong di kabupaten Deli Serdang layak dilakukan. Peluang pasar pendirian suatu peternakan sapi potong masih cukup besar mengingat tingginya permintaan, luasan wilayah dan pakan limbah pertanian. Perkiraan permintaan akan daging sapi pada tahun 2005 dan 2006 adalah 17.881 ton dan 18.250 ton dan ada kecenderungan meningkat dalam setiap tahunnya. Berdasarkan data historis pada tahun 2004, produksi daging sapi dari dalam propinsi hanya mampu memenuhi sekitar 40 % dari permintaan, sedangkan sisanya dari luar propinsi dan impor. Faktor-faktor inti yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha penggemukan sapi potong ialah ketersediaan bakalan, kualitas bakalan, bahan pakan, tehnik pemberian pakan, lahan dan agroklimat serta ketersediaan bahan pakan pendukung. Tingginya limbah pertanian di propinsi Sumatera Utara adalah suatu nilai tambah bagi usaha peternakan sapi potong. Kombinasi dari keseluruhan faktor tersebut akan mendukung keberhasilan usaha peternakan sapi potong di Sumatera Utara. Hasil perhitungan yang dilakukan terhadap pendirian usaha sapi potong di kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara menghasilkan kesimpulan bahwa usaha penggemukan sapi potong layak dilakukan dengan nilai NPV positif, nilai IRR berkisar 30 % dan PBP membutuhkan waktu sekitar 3 tahun. Analisa sensitivitas yang dilakukan menyimpulkan bahwa penurunan pertambahan bobot badan (PBB) harian hingga 0,65 kg/hari, kenaikan bahan pakan hingga 2.8 kali, penjualan kotoran ternak hingga 0 persen, kenaikan biaya gaji sebesar 2.65 kali, kenaikan biaya operasional hingga 2.55 kali menyimpulkan usaha tetap layak. Perhitungan kelayakan tersebut didasari oleh perhitungan individual tiap faktor tersebut. Bila tiap faktor tersebut mengalami kenaikan atau penurunan lebih dari perhitungan maka usaha penggemukan sapi potong di kabupaten Deli Serdang dinyatakan tidak layak
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManajemen Strategiid
dc.titleAnalisis Kelayakan Usaha Penggemukan Sapi Potong Di Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utaraid
dc.subject.keywordKelayakan Usahaid
dc.subject.keywordPeternakan Sapi Potongid
dc.subject.keywordDaging Sapiid
dc.subject.keywordBakalanid
dc.subject.keywordPakanid
dc.subject.keywordKonsumsiid
dc.subject.keywordPermintaan Ekspor Imporid
dc.subject.keywordPertambahan Bobot Badanid
dc.subject.keywordLimbah Ternakid
dc.subject.keywordLimbah Pertanianid
dc.subject.keywordPeramalanid
dc.subject.keywordAnalisis Sensitivitasid
dc.subject.keywordKelayakan Usaha, Peternakan Sapi Potong, Daging Sapi, Bakalan, Pakan, Konsumsi, Permintaan, Impor, Ekspor, Penduduk, Pertambahan Bobot Badan, Limbah Ternak, Limbah Pertanian, Peramalan, Analisis Sensitivitasid
Appears in Collections:MT - Business

Files in This Item:
File SizeFormat 
R312005EMSI.pdf
  Restricted Access
61.94 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.