Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/159942
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorGumbira-Sa'Id, E.-
dc.contributor.advisorSaptono, Imam Teguh-
dc.contributor.authorPrastiwi, Yayuk Eka-
dc.date.accessioned2024-12-05T07:12:54Z-
dc.date.available2024-12-05T07:12:54Z-
dc.date.issued2005-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/159942-
dc.description.abstractMMA-IPB merupakan salah satu Program Studi di Sekolah Pascasarjana, IPB. Saat ini, MMA-IPB sedang berada pada masa transisi yang ditandai dengan pergantian nama menjadi Program Manajemen dan Bisnis (ProMB-IPB) dan perluasan otonomi dalam pengelolaan programnya. Kondisi tersebut mengharuskan MMA-IPB untuk menyusun strategi guna mengalokasikan sumberdaya secara optimal dalam upaya mempertahankan eksistensinya. Dalam lima tahun terakhir, MMA-IPB cukup berprestasi, terbukti dari hasil akreditasi BAN tahun 2000 yang menempatkan MMA-IPB pada peringkat I dalam kategori unggul dari 47 program Magister Manajemen dan program Magister Sains di Indonesia. Meskipun demikian, hasil akreditasi BAN bukan merupakan faktor terpenting dalam menggarap peluang industri pendidikan sekolah bisnis, karena proses akreditasi tersebut masih berorientasi pada state-based dan belum memiliki acuan yang up to date dalam membedakan antara program magister profesional dengan program magister sains. Dalam hal ini, MMA-IPB dituntut lebih memfokuskan kekuatan sumberdayanya dengan berorientasi pada pasar (market driven oriented) atau kebutuhan pelanggan. Sementara itu, dari pendekatan lain yang lebih banyak menggunakan variabel-variabel persepsi pasar, MMA-IPB belum menunjukkan posisi yang cukup kuat, sebagaimana terlihat pada hasil penelitian SWA dan MARS tahun 2002 bahwa MMA-IPB masih berada pada posisi V dari 13 sekolah bisnis terbaik di Indonesia. Oleh karena itu, MMA-IPB dituntut lebih memahami pasar sekolah bisnis dengan tepat dalam konsep industry foresight, mengingat selalu ada perubahan tren kebutuhan pasar dan faktor-faktor eksternal lainnya yang menyebabkan berbagai ketidakpastian dan turbulensi dalam pengembangan MMA-IPB di masa depan. Dalam penelitian ini, industri sekolah bisnis diwakili oleh delapan sekolah bisnis terbaik di Indonesia yang dikategorikan sebagai grup strategik, yaitu MM-UI, MM-UGM, MM-ITB, STM Prasetiya mulya, STM PPM, STM IPMI, dan MM Bina Nusantara. Bertolak dari uraian diatas, maka dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, antara lain (1) bagaimana kondisi lingkungan internal MMA-IPB saat ini, dan lingkungan industri sekolah bisnis di Indonesia?; (2) bagaimana tinjauan skenario maupun indikator industry foresight sekolah bisnis di Indonesia, serta posisi relatif MMA-IPB terhadap indikator industri sekolah bisnis masa depan?; (3) bagaimana rumusan strategi pengembangan (architecture strategy) MMA-IPB yang fokus pada kompetensi inti dan berorientasi pasar, terkait dengan kajian industry foresight sekolah bisnis di Indonesia?. Untuk menjawab permasalahan tersebut, maka penelitian ini dimulai dengan menganalisis kondisi internal MMA-IPB saat ini meliputi visi dan misi, struktur organisasi, serta kompetensi inti yang dimiliki MMA-IPB. Visi MMA-IPB dianalisis dengan metode Nanus (2001) melalui penyebaran kuesioner dengan menggunakan skala 1 – 4, dimana angka 1 berarti tingkat pemenuhan tertinggi dan angka 4 merupakan angka pemenuhan terendah. Sementara itu, pendekatan kompetensi inti ditujukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan MMA-IPB dalam mengoptimalkan alokasi sumberdaya strategik melalui aktivitas inti guna menciptakan dan melestarikan nilai tambah pada jasa pendidikan yang ditawarkan. Selanjutnya, analisis lingkungan industri didekati dengan beberapa metode antara lain (1) PEST; (2) Five Forces of Porter untuk mengetahui intensitas persaingan industri pendidikan sekolah bisnis; (3) analisis industri dalam aspek struktur, perilaku maupun kinerja industri pendidikan sekolah bisnis di Indonesia; dan (4) benchmarking terhadap MM-UI dan program MBA in Agribusiness, Iowa State University, guna memperoleh best practice dalam aspek kurikulum maupun pengelolaan lembaga yang dianggap memberikan kontribusi cukup besar dalam pengembangan MMA-IPB di masa depan. Analisis Five Forces of Porter dilakukan secara kuantitatif, yaitu pembobotan dengan metode Paired Comparison, sedangkan penilaian dengan metode Delphi dalam skala 1 – 4, dan responden ditentukan secara purposive sampling dengan pendekatan expertise judgemental. Sementara itu, analisis PEST, analisis industri, dan benchmarking dilakukan secara deskriptif melalui studi pustaka. Dari berbagai analisis lingkungan industri diperoleh indikator-indikator industry foresight sekolah bisnis, yang selanjutnya dilakukan pembobotan dan penilaian dengan menggunakan sejenis metode Delphi dalam skala 0 – 100, dan responden ditentukan secara convinience sampling serta kuesioner diberikan dengan pendekatan judgemental sampling. Kemudian, analisis lingkungan internal maupun lingkungan industri dihasilkan faktor-faktor strategik berupa kekuatan dan kelemahan maupun peluang dan ancaman, yang selanjutnya dituangkan ke dalam matriks SWOT guna merumuskan alternatif strategi pengembangan MMA-IPB yang sejalan dengan industry foresight sekolah bisnis di Indonesia. Alternatif strategi tersebut selanjutnya dipetakan ke dalam arsitektur strategik berikut dinyatakan kompetensi inti yang harus dimiliki, corporate challenge yang harus dihadapi, serta program kerja yang harus dijalankan MMA-IPB dalam rangka mewujudkan industry foresightnya. Dari analisis lingkungan industri dihasilkan 21 indikator industry foresight yang perlu diwujudkan oleh MMA-IPB dalam rangka meningkatkan keunggulan kompetitifnya di masa depan. Menurut persepsi responden, semua indikator tersebut dianggap penting bagi pengembangan MMA-IPB di masa depan, dan diantaranya yang terpenting adalah entrepreneurial school, sarana dan prasarana, staf pengajar, human interaction, experience learning, e-learning, dual degree, link industri, dan customer and alumni relationship. Dilain pihak, pencapaian MMA-IPB terhadap indikator-indikator industry foresight tersebut sebagaimana yang dipersepsikan oleh responden, masih menunjukkan gap yang cukup tinggi. Untuk itu, dirumuskan beberapa alternatif strategi pengembangan MMA-IPB dengan menggunakan matriks SWOT yang merupakan perpaduan antara faktor-faktor strategik dari lingkungan internal dan industri, selanjutnya dituangkan ke dalam arsitektur strategik, untuk membantu MMA-IPB mencapai industry foresightnya. Tahapan strategi yang harus ditempuh oleh MMA-IPB selama lima tahun ke depan untuk mencapai industri masa depannya, antara lain alokasi sumberdaya strategik, inovasi dan transformasi kurikulum, networking dan outsourcing serta repositioning program. Dengan melakukan tahapan-tahapan strategi tersebut, diharapkan pada tahun 2010 MMA-IPB mampu mewujudkan industry foresightnya menjadi center of excellence pendidikan manajemen agribisnis di Indonesia. Selain itu, dengan mengimplementasikan entrepreneurial school, di masa depan MMA-IPB diharapkan juga dapat menjadi pusat dan mitra pengembangan agribisnis nasional, baik dari pihak pemerintah terkait maupun masyarakat pelaku agribisnis secara umum
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManajemen Strategiid
dc.titleIndustry Foresight Sekolah : Bisnis Di Indonesia Dalam Kaitannya Dengan Alternatif Pengembangan Mma-Ipbid
dc.subject.keywordStrategiid
dc.subject.keywordIndustry Foresightid
dc.subject.keywordKompetensi Intiid
dc.subject.keywordPurposive Samplingid
dc.subject.keywordPaired Comparisonid
dc.subject.keywordTeknik Delphiid
dc.subject.keywordBenchmarkingid
dc.subject.keywordMatriks Swotid
dc.subject.keywordSekolah Bisnisid
dc.subject.keywordMma-Ipbid
dc.subject.keywordstrategi, industry foresight, kompetensi inti, purposive sampling, paired comparison, teknik Delphi, benchmarking, matriks SWOT, sekolah bisnis, MMA-IPB.id
Appears in Collections:MT - Business

Files in This Item:
File SizeFormat 
R2905YEPI.pdf
  Restricted Access
79.17 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.