Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/159941Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Djamaludin, M.D | |
| dc.contributor.advisor | Ratnawati, Anny | |
| dc.contributor.author | Amalo, Pieter | |
| dc.date.accessioned | 2024-12-05T07:12:36Z | |
| dc.date.available | 2024-12-05T07:12:36Z | |
| dc.date.issued | 2005 | |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/159941 | |
| dc.description.abstract | Perkembangan kegiatan penangkapan ikan di laut perlu ditunjang dengan tersedianya sarana dan prasarana perikanan, terutama tempat pendaratan ikan. Dalam upaya menunjang pengembangan kegiatan penangkapan ikan tersebut pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Perikanan dan Kelautan telah membangun tempat pendaratan ikan , sekaligus menjadikan tempat pendaratan ikan tersebut sebagai pusat pemasaran ikan dimana nelayan dapat menjual hasil tangkapannya baik kepada pedagang pengumpul, pedagang pengecer dan konsumen lainnya. Permasalahan utama yang akan diteliti, adalah sampai sejauh mana efisiensi sistem pemasaran ikan dengan keberadaan sarana dan prasarana di kawasan pangkalan pendaratan ikan yang dibangun oleh pemerintah dapat memberi keuntungan kepada nelayan. Mengingat, ikan seperti komoditi pertanian lainnya adalah komoditi yang mudah rusak, sehingga nelayan sebagai produsen berada pada posisi yang lemah dan struktur pasar bersifat tidak bersaing sempurna. Penelitian ini bertujuan ; 1. Mengkaji sistem pemasaran ikan dilihat dari Struktur Pasar, Perilaku Pasar dan Keragaan pasar di Kawasan Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Baru, 2. Menganalisis marjin pemasaran pada setiap lembaga pemasaran dan bagian harga yang diterima nelayan sebagai produsen, 3. menganalisis keterpaduan pasar antara pasar di Kawasan Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Baru dengan pasar tradisional sebagai pasar acuan , dan 4. memberi solusi pemecahan masalah terhadap perbaikan sistem pemasaran di Kawasan Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Baru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan observasi, wawancara dengan menggunakan panduan kuesioner. Metode ini digunakan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang sedang berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab akibat dari suatu gejala tertentu. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa diskriptif melalui obsevasi, wawancara. Jumlah nelayan yang dijadikan sampel sebanyak 60 nelayan yang diambil dari 150 populasi nelayan tradisional yang terdaftar dengan menggunakan rumus slovin. Jumlah lembaga pemasaran yang dijadikan responden sebanyak 49 pedagang, terdiri atas 21 pedagang grosir dan 28 pedagang pengecer. Secara umum lembaga pemasaran yang terlibat dalam sistem pemasaran ikan di Kawasan pangkalan Ikan Muara baru adalah Nelayan, Pedagang Grosir dan dan Pendagang pengecer. Struktur pasar yang terjadi dalam tataniaga ikan tenggiri dan ikan tongkol cenderung kurang efisien, karena mengarah kepada bentuk pasar oligopoli, Lembaga pemasaran yang terlibat didalamnya sudah teroganisir, nelayan tidak diperkenankan menjual bebas dan diharuskan hanya menjual hasil tangkapan ikannya melalui proses lelang. Pembeli hasil tangkapan ikan oleh nelayan sudah ditetapkan adalah hanya pedagang grosir yang sudah terdaftar di Koperasi yang sudah ditunjuk oleh Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Propinsi DKI Jakarta. Berdasarkan analisis perilaku pasar (conduct) dengan menggunakan pendekatan penentuan harga dan pembentukan harga, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pemasaran ikan tenggiri dan ikan tongkol di Kawasan Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Baru cenderung kurang efisien. Dalam penentuan harga, lebih dominan dipengaruhi oleh informasi harga yang berasal dari para pedagang grosir. Dalam pembentukan harga terjadi transaksi tawar menawar yang tidak bebas karena penentuan harga ikan menggunakan harga dasar yang sudah ditetapkan pemerintah. Berdasarkan analisis keragaan pasar, maka sistem pemasaran ikan tenggiri dan ikan tongkol dapat dikatakan cenderung kurang efisien karena berdasarkan hasil analisis elastisitas transmisi harga, bahwa perubahan harga ikan tenggiri dan ikan tongkol pada setiap proses pemasaran kurang dapat ditransmisikan dengan baik. Untuk ikan tenggiri ; dari tingkat pedagang grosir ke ingkat nelayan sebesar 0,614, dan dari tingkat pedagang pengecer ke tingkat pedagang grosir sebesar 0,959. Untuk ikan tongkol, dari tingkat pedagang grosir ke tingkat nelayan sebesar 0,769, dan dari tingkat pedagang pengecer ke tingkat pedagang grosir sebesar 0,626. Hal ini menunjukan bahwa Nilai elastisitas transmisi harga yang yang terbaik adalah transmisi harga pada tingkat harga ikan tenggiri dari pedagang pengecer ke tingkat pedagang grosir, sedangkan yang paling tidak baik adalah pada nilai elastisistas transmisi harga pada tingkat harga ikan tenggiri dari pedagang grosir ke tingkat harga nelayan. Nilai elastisitas transmisi harga kurang dari satu menandakan bahwa hrga di tingkat pesar yang satu kurang dapat ditransmisi dengan baik ke tingkat pasar yang sebelumnya. Dari hasil analisis integrasi pasar jangka panjang, maka hubungan pasar setiap tingkat harga lembaga pemasaran tidak terjadi integrasi pasar jangka panjang, karena hasil integrasi pasar antara pedagang grosir dan nelayan dihasilkan koefisien harga pedagang grosir untuk ikan tenggiri sebesar 0,5892 dan untuk ikan tongkol sebesar 0,3777 ini menjelaskan bahwa harga minggu lalu tidak banyak mempengaruhi dalam penentuan harga ikan tenggiri dan ikan tongkol pada minggu ini. Untuk integrasi pasar dari pedagang pengecer ke pedagang grosir dihasilkan koefisien harga ikan tenggiri pada minggu sebelumnya sebesar 0,6879 yang menjelaskan bahwa harga ikan tenggri minggu lalu tidak banyak mempengaruhi dalam penentuan harga minggu ini, etapi untuk ikan tongkol dihasilkan nilai sebesar 0,83365. Ini berarti bahwa koefisien harga ikan tongkol minggu lalu cukup mempengaruhi harga ikan tongkol pada minggu ini. Namun secara umum keterpaduan pasar antara pasar lokal dengan pasar acuan tidak terpenuhi karena nilai Indeks Keterpaduan Pasar ( Indeks Marketing Conduct) atau IMC = 0 tidak terpenuhi. Dari perhitungan Farmer’s share, maka Bagian Harga yang Diterima oleh Nelayan sebesar 45,55% untuk ikan tenggiri dan sebesar 36,26 untuk ikan tongkol. Bila dibandingkan dengan Bagian Harga yang Diterima oleh Pedagang Grosir dan Pedagang Pengecer, maka Bagian Harga yang Diterima oleh Nelayan adalah yang terendah. Hal ini menunjukan bahwa nelayan dalam masih sebagai pihak yang hanya sebagai penerima harga karena marjin pemasaran yang diterima oleh para pedagang sangat besar. Besarnya marjin pemasaran yang diperoleh pedagang dikarenakan pedagang terlalu banyak menerima keuntungan dibanding biaya yang dikorbankan untuk biaya pemasaran. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sistem pemasaran ikan di Kawasan Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Baru melalui pendekatan struktur pasar, perilaku pasar dan keragaan pasar menunjukan sistem pemasarang yang cenderung tidak efisien. Beberapa saran yang dapat dikembangkan dari hasil penelitian ini ; 1. Bentuk pelelangan Ikan yang selama ini berjalan hendaknya perlu ditinjau kembali , karena hasilnya hanya dinikmati oleh para pedagang, dan nelayan selalu berada pada pihak yang tidak diuntungkan. Begitupun dengan penerimaan pemerintah yang didapat dari retribusi dari penyelenggaran pelelangan tidak akan mencapai hasil yang optimal. 2. Bentuk lelang ikan sebaiknya menggunakan sistem terbuka, dimana semua pihak yang ingin melakukan kegiatan pembelian dan penjulan ikan dapat dapat langsung mengadakan transaksi tawar menawar sehingga dapat tercipta persaingan yang sehat. 3. Peran Pemerintah ,dalam menciptakan iklim pemasaran yang kondusif bagi para nelayan tradisional di kawasan Pangkalan Pendaratan Ikan Muara baru hendaknya juga diikuti dengan berbagai kebijakan yang berpihak kepada nelayan, seperti penetapan harga dasar komoditi ikan yang lebih rasional dengan harga pasar yang berlaku didaerah, serta sistem atau prosedur lelang yang lebih baik. Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka keberadaan Kawasan Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Baru dengan berbagai sarana dan prasarana yang telah disiapkan belum banyak memberikan keuntungan kepada nelayan, khususnya kepada nelayan tradisional. Hal ini disebabkan karena berbagai kebijakan pemerintah dalam rangka perbaikan sistem pemasaran belum menyentuh langsung kepada kepentingan nelayan tradisional. | |
| dc.publisher | IPB University | id |
| dc.subject.ddc | Manajemen Pemasaran | id |
| dc.title | Analisis Efisiensi Sistem Pemasaran Ikan Di Kawasan Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Baru | id |
| dc.subject.keyword | Kawasan Pangkalan Pendaratan Ikan | id |
| dc.subject.keyword | Efisiensi Sistem Pemasaran | id |
| dc.subject.keyword | Marjin Pemasaran | id |
| dc.subject.keyword | Farmer'S Share | id |
| dc.subject.keyword | Integrasi Pasar | id |
| dc.subject.keyword | Struktur Pasar | id |
| dc.subject.keyword | Keragaan Pasar | id |
| dc.subject.keyword | Kawasan Pangkalan Pendaratan Ikan, Efisiensi Sistem Pemasaran, Marjin Pemasaran, Farmer’s Share, Integrasi Pasar, Struktur Pasar, Keragaan Pasar | id |
| Appears in Collections: | MT - Business | |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| R3005PAO.pdf Restricted Access | 54.54 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.