Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/159916
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSyah, Hamdani M.-
dc.contributor.advisorHarianto-
dc.contributor.authorHarsono Ws, Sony-
dc.date.accessioned2024-12-05T07:06:51Z-
dc.date.available2024-12-05T07:06:51Z-
dc.date.issued2005-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/159916-
dc.description.abstractKegiatan penyaluran dana dalam bentuk kredit masih merupakan aktivitas yang dominan bagi usaha perbankan di Indonesia, sekaligus sebagai sumber pendapatan utama Bank. Untuk itu, Bank perlu memberikan perhatian yang cukup terhadap aktivitas pemberian kredit, mengingat sebagai lembaga kepercayaan Bank menerima amanat dari para deposan untuk mejamin keamanan dana deposan sekaligus memberikan yield yang sesuai dengan harapan. Disisi lain, meskipun dalam pembuatan keputusan persetujuan pemberian kredit, Bank telah berpedoman pada azas dan prinsip kehati-hatian (prudential Banking), namun adanya faktor ketidakpastian (uncertainty) selama kredit berlangsung akan tetap memberikan kemungkinan untuk terjadinya suatu penyimpangan terhadap perkiraan yang telah dilakukan melalui proses analisis kredit. Patut disadari bahwa faktor ketidakpastian tidak mungkin dihilangkan seratus persen, sehingga hal yang dapat dilakukan hanya sebatas bagaimana mengendalikan resiko kredit sampai batas yang dapat diterima oleh bank. Agar risiko dapat dikendalikan dan diantisipasi, maka perlu dibuat formulasi atau model pengukuran risiko kredit berdasarkan pengalaman empiris yang tercermin dari historical data bank dan situasi mikro serta makro ekonomi yang melingkupi usaha bank pada masa tersebut (time horison tertentu). Berdasarkan perhitungan rata-rata tertimbang (weighted average) terhadap data historis suku bunga pinjaman yang diberlakukan BRI terhadap debitur pinjaman sesuai segmen bisnis selama kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir, diperoleh hasil rata - rata tertimbang suku bunga pinjaman segmen Mikro sebesar 20,89 %, Ritel sebesar 16,59 % dan Menengah sebesar 14,81 %. Selanjutnya, untuk mencapai akurasi perkiraan pendapatan bunga sesuai kondisi dan kualitas pinjaman secara lebih riil, maka dilakukan pembobotan tingkat kemungkinan perolehan bunga pinjaman berdasarkan pencapaian kualitas pinjaman per segmen bisnis dengan asumsi collection rate pinjaman Lancar 100% , Dalam Perhatian Khusus 95%, Kurang Lancar 90% dan lainnya 0 %. Dengan memperhitungkan kemungkinan terjadinya kegagalan kredit (probability of default), maka diperoleh hasil Expected Return segmen Mikro sebesar 20,53 %, Ritel 16,25% dan Menengah 13,16% Sebagai faktor koreksi terhadap Expected Return telah dilakukan perhitungan terhadap rata-rata tertombang biaya dana (COM) per segmen pinjaman dengan hasil Mikro 17,21%, Ritel 13,92% dan Menengah 12,32%. Dengan demikian maka net spread per segmen pinjaman dapat dihitung menjadi Mikro sebesar 3,31 %, Ritel 2,33 % dan Menengah 0,85 % Pengukuran tingkat penyimpangan (deviasi) dari tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu asset dilakukan melalui pendekatan konsep varian yang menghasilkan VAR tingkat keuntungan yang diharapkan segmen Mikro sebesar 0,0006479, Ritel 0,0004807 dan Menengah sebesar 0,0017622. Berdasarkan perhitungan VAR tersebut telah dilakukan perhitungan tingkat penyimpangan atau standard deviasi dari tingkat keuntungan yang diharapkan dengan hasil 2,55% untuk segmen Mikro, Ritel 2,19% dan Menengah 4,20% . Selanjutnya, untuk menemukan kombinasi paling optimal dari portofolio aset yang dapat memberikan keuntungan secara maksimal pada suatu tingkat resiko tertentu telah dilakukan perhitungan maksimisasi tingkat keuntungan yang diharapkan berdasarkan kendala maksimisasi sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yaitu target net spread 2,5 % dan porporsi kredit Menengah maksimal sebesar 20 %. Dari perhitungan maksimisasi tersebut diperoleh hasil berupa komposisi kredit yang optimal dalam portofolio pinjaman BRI masing-masing sebesar 47,55 % untuk Mikro, Ritel 32,45 % dan Menengah 20 %. Hasil analisa dan pembahasan terhadap data historis portofolio pinjaman BRI selama 3 (tiga) tahun terakhir sebagai sumber data untuk pembuatan model internal diperoleh kesimpulan bahwa hubungan antar segmen dalam portofolio pinjaman BRI berkorelasi positif , namun pada tingkat korelasi yang sangat rendah. Sehingga pergeseran komposisi portofolio kredit tidak terlalu memberikan dampak yang berarti terhadap tingkat keuntungan yang diharapkan , namun berdampak cukup significant terhadap risiko portofolio kredit. Hasil analisa secara menyeluruh terhadap data historis berupa ; probability of default, rata-rata base lending rate, rata-rata COM ditemukan bahwa pinjaman pada segmen Mikro memiliki net spread yang paling tinggi sebesar 3,31 % dengan standar deviasi sebesar 2,55 %, sedang pinjaman Ritel memiliki net spread 2,33 % dengan standar deviasi sebesar 2,19 %, sementara pinjaman Menengah hanya memiliki net spread 0.85 % dengan standar deviasi sebesar 4,2 %. Berdasarkan hasil simulasi , standar deviasi terendah dapat dicapai jika proporsi kredit Menengah semakin diperkecil hingga mencapai nol. Pola ini menggambarkan bahwa core competency BRI ada pada penyaluran kredit segmen Mikro dan Ritel. Berdasarkan hasil analisa dalam penelitian ini, direkomendasikan agar dalam strategi pengembangan pinjaman dimasa depan lebih diarahkan ke segmen Mikro dan Ritel dan secara gradual menurunkan proporsi kredit Menengah sampai batas 10 % dari total portofolio pinjaman dalam rangka mempertahankan diversifikasi kredit. Perlu segera dilakukan review terhadap target pencapaian net spread dalam RKAP tahun 2005, mengingat potensi pencapaian net spread yang lebih tinggi sangat terbuka apabila fokus bisnis lebih diarahkan pada segmen Mikro dan Ritel yang merupakan core business dan core competency BRI. Model Internal agar dipergunakan untuk melakukan analisa sensitivitas terhadap risiko dan pendapatan yang diharapkan perusahaan pada berbagai kombinasi portofolio pinjaman yang di simulasikan serta dapat dipergunakan untuk menguji kebijakan yang telah ditetapkan dalam rencana bisnis jangka pendek (RKAP) maupun jangka panjang (CORPLAN). Untuk memperoleh tingkat akurasi prediksi yang lebih tinggi dan terpercaya, konsep model internal perlu dikembangkan dan disempurnakan secara berkelanjutan seiring dengan perkembangan pembangunan database rating pinjaman dan kemajuan bidang teknologi Informasi.
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManajemen Strategiid
dc.titleAnalisa Portofolio Kredit Pada Pt Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Melalui Pendekatan Internal Modelid
dc.subject.keywordAnalisaid
dc.subject.keywordPortofolioid
dc.subject.keywordPt Bri (Persero) Tbkid
dc.subject.keywordInternal Modelid
dc.subject.keywordAnalisa, Portofolio, PT BRI (Persero) Tbk, Internal Modelid
Appears in Collections:MT - Business

Files in This Item:
File SizeFormat 
E1805SHWS.pdf
  Restricted Access
2.74 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.