Analisis Kinerja Usaha Pt. Aneka Tambang, Tbk Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkon Tahun 2003 Dengan Pendekatan Balanced Score Card (Bsc)

Abstract

Balanced Scorecard (BSC) merupakan salah alat sistem manajemen yang digunakan untuk pengukuran kinerja dengan menyertakan aspek keuangan (finansial) dan nonkeuangan. Timbulnya pergeseran dari era industri ke era informasi, dimana pada era informasi pengukuran secara keuangan menggunakan modal finansial dan fisik guna menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham tidaklah cukup, perusahaan tidaklah dapat menghasilkan keunggulan kompetitif hanya dengan menerapkan teknologi baru kedalam aktiva. Sistem penggerak masal (production driven) telah bergeser ke penggerak konsumen (consumen driven). Maka agar perusahaan tetap bertahan, perusahaan harus mampu memobilisasi dan mengekploitasi aktiva tak berwujud. Balanced scorecard melengkapi system keuangan masa lalu dengan ukuran pendorong (drivers) kinerja yang akan datang. Pengukuran kinerja perusahaan dipandang dari empat perspektif meliputi keuangan (finansial), pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Perspektif tersebut didasarkan pada visi, misi, dan strategi yang telah dibuat perusahaan, sehingga BSC mampu menterjemahkan baik rencana jangka pendek maupun jangka panjang, mengkomunikasikan tujuan dan ukuran strategis, merencanakan, menetapkan dan menyelaraskan sasaran, dan sekaligus meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis (continuous Improvement). Perspektif keuangan memberikan ringkasan tentang konsekwensi ekonomis yang sudah diambil, sekaligus memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi, dan pelaksanaannya memberikan kontribusi terhadap laba perusahaan yang biasanya diukur dengan laba operasi, "Return on capital employed (ROCE), nilai tambah ekonomis (economic value added EVA). Perspektif Pelanggan menggambarkan pelanggan dan segmen pasar dimana perusahaan itu akan bersaing, biasanya dalam pengukuran perspektif pelanggan meliputi kepuasan pelanggan, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan baru, profitabilitas pelanggan, dan pangsa pasar di segmen sasaran, sehingga berdasarkan perspektif ini manajemen akan mengatur strategi kepada pelanggan dan segmen pasar yang akan memberikan keuntungan yang lebih besar. Perspektif Proses Bisnis Internal berfokus kepada proses internal yang berdampak besar terhadap kepuasan pelanggan dan tujuan keuangan. Perspektif ini merupakan indikasi penting yang harus dikuasai dengan baik oleh perusahaan, termasuk dalam perspektif ini adanya inovasi baru, dan identifikasi proses baru yang harus dikuasi dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mengindentifikasikan mengenai kebutuhan infrastruktur yang harus dibangun, meliputi identifikasi faktor-faktor penting untuk mencapai keberhasilan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Tiga sumber utama dalam proses pembelajaran dan pertumbuhan meliputi manusia, sistem, dan prosedur perusahaan. Tujuan finansial, pelanggan, dan proses bisnis internal dalam BSC biasanya akan menunjukan kesenjangan (gap) antara sumberdaya manusia (SDM), sistem, maupun prosedur, sehingga untuk mengurangi kesenjangan tersebut perusahaan harus melakukan investasi dengan melatih ulang karyawan, meningkatkan teknologi dan informasi, serta menyesuaikan prosedur dan kegiatan sehari-hari...dst