Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/159764
Title: Analisis Perbaikan Mutu Di Pt. Pacific Millenia Pangan Makmur
Authors: Maarif, M. Syamsul
Tanjung, Hendri
Sukarno, Agustinus
Issue Date: 2004
Publisher: IPB University
Abstract: Pertumbuhan Industri makanan dan minuman di Indonesia pada saat ini semakin pesat, meskipun krisis multi dimensi yang melanda Indonesia pada saat ini belum berakhir. Tingkat persaingan yang semakin ketat tersebut karena pemain pada Industri makanan atau minuman tidak hanya dari perusahaan Lokal (PMDN), tetapi juga banyak investor asing yang telah masuk di Indonesia (PMA). Barang- barang makanan dan minuman importpun telah membanjiri pasaran saat ini. Di tengah persaingan yang semakin tinggi industri manufaktur dituntut untuk menjalankan kegiatannya secara efektif dan efisien sehingga tetap mampu meneruskan kegiatannya. Tanpa efisiensi dan efektifitas, biaya proses akan semakin membengkak yang menyebabkan pembebanan biaya terhadap satuan produk yang dihasilkan. Dengan demikian akan mengurangi daya saing produk tersebut terhadap produk sejenis dari produsen lain. Pengawasan mutu di PT Pacific Millenia Pangan Makmur dalam menjaga kualitas mutu dilapangan dilakukan oleh Quality Control. Permasalahan yang ada adalah Biscuits Scrap (BS/ hasil produk yang tidak sesuai dengan standard) yang terjadi cukup tinggi sehingga efisiensi produksi sangat rendah. Hal ini tentunya bertentangan dengan tujuan perusahaan yaitu hasil produksi tinggi dengan mutu produk yang baik. Untuk itu dilakukan perbaikan mutu dibagian proses produksi. Perbaikan mutu yang dilakukan adalah menjaga hasil produk dengan kualitas yang baik dengan jumlah Biscuits Scrap (BS) yang terjadi dibagian proses rendah. Metode perbaikan mutu yang dilakukan adalah menggunakan konsep USE-PDSA Pengawasan mutu yang biasa dilakukan oleh industri makanan atau minuman adalah GMP (Good Manufacturing Practise), HACCP (Hazard Analytical Critical Control Point) dan ISO (International Organization for Standardization) 9000. Untuk dapat menembus pasar dunia baik Asia dan khususnya Eropa dan Amerika pengawasan mutu HACCP dan Iso menjadi syarat yang harus dipenuhi. Sedangkan langkah-langkah perbaikan mutu tidak terdapat dalam sistem ISO, GMP maupun HACCP. Oleh sebab itu banyak industri yang menetapkan sendiri langkah-langkah perbaikan mutu sesuai kebutuhan yang diinginkan. Dalam penelitian ini, dibahas mengenai cara perbaikan mutu di PT Pacific Millenia Pangan Makmur sebagai salah satu industri pengolahan biskuit. Produk pertama dipasarkan pada bulan Oktober 2002 dengan merk dagang Oops. Dengan usianya yang masih cukup muda tetapi memiliki komitmen bahwa produk yang dipasarkan adalah produk dengan mutu yang tetap terjaga dan semakin memiliki yang baik. Penelitian ini dilakukan dengan harapan agar terjadi peningkatan mutu produk biskuit sehingga mampu bersaing dipasar. Peningkatan mutu produk tidak begitu saja terjadi akan tetapi melalui proses yang panjang dan berkesinambungan. Dengan penggunaan metode USE-PDSA dan keterlibatan managemen serta seluruh karyawan pada segala tingkatan diharapkan terjadi perbaikan proses yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu produk. Metode USE-PDSA merupakan langkah yang cukup efisien dan mudah dipahami oleh managemen maupun karyawan yang terlibat dalam proses perbaikan yang terus-menerus. Dengan melihat permasalahan diatas maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah Menentukan pengendalian dan penerapan mutu pada industri biskuit menggunakan metode USE-PDSA, mengetahui kemampuan proses yang menghasilkan produk sesuai dengan mutu yang telah ditentukan pada saat proses sedang berjalan pada industri biskuit, merumuskan strategi perbaikan yang paling sesuai dalam penerapan pengendalian mutu pada industri biskuit. Ruang lingkup penelitian ini dilakukan pada proses produksi biskuit di PT Pacific Millenia Pangan Makmur, Karawang Timur, meliputi penentuan strategi perbaikan mutu, identifikasi pengendalian dan penerapan mutu, mengetahui kestabilan proses dan strategi perbaikan. Penelitian ini dilaksanakan di PT Pacific Millenia Pangan Makmur, Karawang, pada bulan Juni dan Juli 2003. Penelitian dimulai dari menetapkan strategi operasi, mengidentifikasikan masalah mutu prioritas, memantau proses, menghitung indeks kapabilitas dan merumuskan strategi perbaikan dengan metode USE-PDSA. Metode yang dilakukan adalah dalam bentuk deskritif kuantitatif melalui studi kasus dengan melakukan pengamantan dan wawancara Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif yang biasanya didapat dari wawancara serta data kuantitatif yang didapat dari pengamatan langsung maupun dari administrasi perusahaan. Sumber data merupakan data primer dan data sekunder. Teknik pengambilan contoh dilakukan dengan sengaja (purposive) dalam satu periode yaitu satu bulan. Banyaknya contoh dalam satu bulan sebanyak 20 buah. Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara, pengamatan langsung dan data pada administrasi perusahaan. Ada tujuh langkah yang dilakukan dalam metode analisa USE-PDSA yaitu Understand quality improvement needs (memahami kebutuhan peningkatan kualitas), Stare the quality problem (s) (menyatakan masalah kualitas yang ada), Evaluate the root cause (s) (mengevaluasi akar penyebab masalah), Plan the solution (s) (merer.canakar solusi masalah), Do or implement the solution (s) (melaksanakan atau menerapkan rencana solusi terhadap masalah), Study the solution (3) results (mempelajari hasil-hasil solusi terhadap masalah), Act 10 standardize the solution (s) (bertindak untuk menstandardisasikan solusi terhadap masalah). Target pasar dari produk Oops adalah usia anak-anak dan remaja dengan membagi pasar menjadi dua yaitu Pasar Tradisional dan Pasar Modern. Pasar Tradisional adalah pedagang eceran, kios-kios rokok dan toko-toko kecil, Sedangkan Pasar Modern adalah supermarket dan toko-toko besar. Pelanggan usia anak-anak dan remaja adalah pelanggan yang tidak begitu loyal dengan sebuah merk, mereka selalu mencoba sesuatu yang baru. Untuk itu kualitas mutu yang baik dan dengan harga yang terjangkau dan menarik diharapkan mampu menjaga konsistensi penjualan Oops dipasaran. Berdasarkan wawancara dengan bagian pemasaran terutama manager pamasaran, didapat beberapa atribut yang dinginkan oleh konsumen Biskuit Oops. Atribut tersebut terbagi dalam tiga kategori yaitu berdasarkan harga, kemasan dan berdasarkan isinya. Sesuai dengan keinginan konsumen bahwa produk Oops memiliki rasa yang gurih, enak, tidak pecah, renyah, dan memiliki bentuk yang menarik maka bagian produksi dan qe berusaha menjaga produk sesuai standard yang ada dan didapat bahwa perlu adanya perbaikan dibagian proses terutama bagian forming Proses produksi dalam pembuatan biscuit Oops adalah menggunakan sistem batch. Tahap pembuatan biscuit Oops dimulai dengan tahap mixing bahan-bahan baku, proses fermentasi selama 10 menit dengan tujuan untuk memperoleh rasa adonan yang lebih enak dan tidak berbau tepung. Proses selanjutnya adalah proses pembentukan laminasi dimana adonan melalui konveyor melewati 6 tahap gauge- roll dengan tujuan untuk memperoleh lapisan dengan ketebalan akhir yang diinginkan yaitu 0,9cm. Setelah adonan memiliki ketebalan 0,9cm adonan siap dicetak dengan rotary-cutter sehingga diperoleh adonan dengan bentuk segi-enam sesuai standard yang sudah ditentukan. Adonan yang sudah tercetak dengan baik sesuai standard selanjutnya masuk dalam oven dengan variasi suhu antara 150°C sampai 250°C sehingga diperoleh biskuit yang keluar dari oven matang dengan warna biskuit sesuai dengan standard warna. Setelah keluar dari oven, biskuit yang sesuai dengan standard selanjutnya dimasukan dalam tumbler untuk dispray dengan minyak dan bumbu. Kecepatan spray minyak, bumbu maupun tambler sesuai dengan jenis produk yang dibuat. Keluar dari tumbler biscuit sudah berlapis minyak dan bumbu dengan berat minyak dan bumbu sesuai standar. Biskuit berbumbu dimasukan dalam kontainer untuk dikemas. Dalam proses pengemasan, penimbangan biskuit dilakukan secara otomatis. Dari analisa pareto, diketahui bahwa proses di forming terjadi paling banyak ketidaksesuaian mutu. Karakteristik mutu yang dipantau adalah kondisi adonan, dimana kondisi mutu adonan dipengaruhi oleh tiga karakteristik mutu yang lain yaitu Kadar Gluten Tepung, Suhu Air, dan Suhu Adonan. Untuk memperbaiki proses digunakan Diagram Sebab Akibat (Fishbone) dengan menelusuri penyebab-penyebab ketidaksesuaian dari factor-faktor utama untuk kemudian dipersempit menuju faktor-faktor yang lebih spesifik. Ada enam penyebab utama yang dapat dijadikan awal penelusuran yaitu manusia, perlengkapan, bahan baku, metode kerja, lingkungan kerja dan pengukuran qualitas, Dari hasil analisa dengan digram sebab-akibat faktor yang paling memungkinkan terjadinya ketidakstabilan adalah pada bahan baku. Penyebab ketidakstabilan bahan baku yang tersedia dikarenakan masalah pesanan, managemen, problem pemasok dan harga. Perbaikan yang perlu dilakukan dalam pemilihan bahan tepung terigu adalah tepung terigu pengganti harus memenuhi standard yang sudah ditentukan terutama kadar gluten., tepung terigu pengganti harus diuji coba (Trial & Error) dalam skala produksi, tepung terigu pengganti harus memiliki qualitas yang stabil dan tidak fluktuatif Dari hasil penelitian konsep USE-PDSA mudah untuk diaplikasikan dan dapat dipakai untuk penelusuran perbaikan mutu. Hal-hal yang harus diperbaiki oleh perusahaan dalam memperbaiki mutu produk adalah memperbaiki kinerja sumberdaya manusia dengan melakukan briefing dan training, maintenance dan penyediaan suku cadang mesin yang terkontrol dengan baik, pemilihan bahan baku alternatif yang tetap mengacu standard yang ada, perbaikan Standard Operation Procedure sehingga mudah dipahami oleh pekerja, memperbaiki lingkungan kerja sehingga karyawan lebih baik dalam melakukan pekerjaannya dan penyediaan alat ukur yang digunakan untuk pengecekan kualitas produk dengan lebih baik lagi. Saran-saran yang perlu dilakukan adalah dalam pemilihan bahan baku terutama tepung sebagai bahan utama pembuat biskuit harus memiliki standard yang jelas dan bahan baku alternatif harus memiliki standard yang sama, maintenance peralatan / mesin harus sesuai skedul dan dilaksanakan secara disiplin dan teliti, kelengkapan spare part mesin harus segera dilengkapi, SOP yang sudah ada segera dibuat sesuai standard ISO 9001:2000.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/159764
Appears in Collections:MT - Business

Files in This Item:
File SizeFormat 
E14AGSN.pdf
  Restricted Access
2.74 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.