Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/159627
Title: Formulasi Strategi Agribisnis Komoditas Unggulan Perternakan Di Kab. Jayapura Propinsi Papua
Authors: Gumbira-Said, E
Harianto
Rumajomi, Hermanus Budiarto
Issue Date: 2003
Publisher: IPB University
Abstract: Pertumbuhan ekonomi yang rendah, meningkatnya angka pengangguran, inflasi dan bahkan berkurangnya ketersediaan kebutuhan pokok, masih dialami oleh sebagian daerah di Indonesia. Namun demikian, di era reformasi ini, pemerintah pusat telah memiliki political will untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitas daerah. Salah satu wujud political will pemerintah pusat yaitu dengan disahkannya Udang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemeritahan Daerah, dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 Tentang perimbangan keuangan antar pemerintahan Pusat dan Daerah. Pemberian wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan di daerahnya secara nyata, luas dan bertanggung jawab (UU Nomor 22 Tahun 1999), yang diimbangi dengan pembagian sumber-sumber pendanaan pembangunan (UU Nomor 25 Tahun 1999) akan berdampak pada terjadinya perubahan mendasar dalam tatanan pemerintahan dan hubungan keuangan antar pemerintah pusat dan daerah. Dalam rangka pemberdayaan ekonomi rakyat dan pelaksanaan otonomi daerah, Kabupaten Jayapura juga mempunyai peluang untuk mengembangkan agribisnis. Salah satu subsektor yang memberikan kontribusi terhadap pendapatan masyarakat dan pendapatan asli daerah adalah subsektor peternakan. Hal ini didukung oleh misi Kabupaten Jayapura dalam meningkatkan pembangunan, antara lain (1) pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi daerah terutama Usaha Kecil Menengah dan Koperasi, (2) mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan dan berbasis sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang produktif, mandiri, maju, berdaya saing, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Dinas Peternakan Kabupaten Jayapura telah menerapkan strategi pengembangan peternakan yang berlaku menyeluruh untuk semua jenis ternak. Namun demikian produksi komoditas peternakan yang dihasilkan berupa daging dan telur belum mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat sehingga perlu dirumuskan suatu strategi khusus untuk pengembangan peternakan yang berbasis pada satu komoditas unggulan. Berdasarkan kondisi tersebut, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini meliputi : (1) faktor-faktor strategis apa yang mempengaruhi pengembangan agribisnis komoditas unggulan peternakan di Kabupaten Jayapura, (2) komoditas unggulan apa yang cocok untuk dikembangkan dalam agribisnis subsektor peternakan di Kabupaten Jayapura, (3) upaya apa yang dapat dilakukan dalam pengembangan agribisnis komoditas unggulan peternakan di Kabupaten Jayapura, serta (4) bagaimana strategi pengembangan agribisnis komoditas unggulan peternakan di Kabupaten Jayapura. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1) menentukan komoditas unggulan dalam agribisnis subsektor peternakan Kabupaten Jayapura, (2) mengevaluasi kemampuan strategi sekarang dalam merespon faktor internal maupun faktor eksternal, (3) menentukan alternatif strategi berdasarkan analisis faktor lingkungan yang berpengaruh dalam pengembangan agribisnis komoditas unggulan peternakan di Kabupaten Jayapura, dan (4) menentukan prioritas strategi untuk mengembangkan agribisnis komoditas unggulan peternakan di Kabupaten Jayapura Provinsi Papua. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif melalui survei, wawancara dan kuisoner kepada responden yang dipilih secara sengaja (purposive), menggunakan analisis berdasarkan Metode Perbandingan Eksponensial dengan pembobotan faktor-faktor kriteria strategis yang mempengaruhi pembangunan peternakan melalui perbandingan berpasangan (paired comparison). Dari beberapa komoditi peternakan berdasarkan penilaian kriteria (responden dan data sekunder), yang layak diangkat menjadi komoditi unggulan Kabupaten Jayapura adalah ternak sapi potong, babi, kambing, ayam buras, ayam petelur, ayam pedaging dam itik. Dengan analisis Metode Perbandingan berpasangan dari ketujuh komoditi tersebut diperoleh komoditas yang paling layak untuk diunggulkan adalah ternak sapi dengan nilai skor nilai 11,36 (peringkat I). Dari hasil penelitian diperoleh 10 faktor-faktor kriteria strategis yaitu (1) potensi pasar, (2) sumberdaya manusia peternak, (3) kondisi sosial budaya, (4) jumlah/populasi ternak, (5) ketersediaan modal, (6) sarana dan prasarana transportasi pendukung, (7) ketersediaan sarana produksi, (8) penggunaan teknologi, (9) kebijakan pemerintah, dan (10) ketersediaan lahan. Dari 10 faktor-faktor kriteria strategis tersebut yang mempunyai pengaruh terbesar (empat faktor dipilih) bagi pembangunan peternakan di Kabupaten Jayapura adalah kebijakan pemerintah (bobot = 0,121), kemudian faktor potensi pasar (bobot = 0,119) dan faktor jumlah/populasi ternak (bobot = 0,110) serta faktor ketersediaan lahan (bobot = 0.109). Untuk memperoleh strategi yang tepat bagi pengembangan komoditas unggulan ternak sapi di Kabupaten Jayapura, dilakukan dengan melihat faktor-faktor lingkungan internal maupun eksternal yang mempengaruhinya. Faktor-faktor internal sebagai kekuatan adalah (1) daya dukung lahan, (2) tersedianya pakan ternak berupa rumput alam, rumput unggul dan limbah pertanian, (3) Sesuai dengan sosial budaya masyarakat, (4) tersedianya teknologi Inseminasi Buatan (IB), (5) adanya infrastruktur pendukung, dan (6) letak geografis. Sebagai kelemahan adalah (1) skala usaha dan kepemilikan ternak, (2) keterbatasan modal, (3) bibit sapi (semen beku) tidak selalu tersedia, (4) produktivitas sapi rendah, (5) minimnya penggunaan sistem informasi manajemen, dan (6) lokasi menyebar.Berdasarkan hasil analisis matriks IFE (Internal Factor Evaluation) diperoleh total skor tertimbang 2,741 yang berarti bahwa secara realita kekuatan Dinas Peternakan Kabupaten Jayapura sudah berada di atas rata-rata, sehingga diharapkan mampu mengatasi kelemahan yang dimiliki dalam rangka pengembangan ternak sapi. Dari hasil matriks EFE (External Factor Evaluation) diperoleh total skor tertimbang 2,699, yang berarti kemampuan Dinas Peternakan Kabupaten Jayapura dalam merespon faktor-faktor lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman berada di atas rata-rata. Berdasarkan analisis matriks SWOT diperoleh 9 (sembilan) alternatif strategi bagi pengembangan komoditas unggulan ternak sapi di Kabupaten Jayapura, yang merupakan kombinasi (pencocokan) antara kekuatan-peluang, kekuatan-ancaman, kelemahan-peluang dan kelemahan-ancaman. Alternatif strategi tersebut adalah (1) pengembangan Kawasan Sentra Produksi (KSP), (2) menciptakan kondisi yang mendukung untuk menarik investor dari luar daerah, (3) pembinaan terpadu, (4) mendorong dan meberikan perlindungan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) bidang peternakan, (5) pengembangan pola kemitraan antara peternak dengan perusahaan lokal sebagai penyedia bibit dan obat ternak, (6) penyediaan modal usaha dengan bunga yang kompetitif agar peternak dapat menambah skala usahanya, (7) membangun sarana dan prasarana usaha ternak, (8) melakukan kerja sama antara daerah dan luar negeri, dan (9) meningkatkan fungsi dan peran dinas peternakan dan di dukung dengan kebijakan yang berpihak kepada petani peternak. Untuk memperoleh prioritas strategi dari sembilan alternatif strategi bagi pengembangan komoditi unggulan agribisnis peternakan di Kabupaten Jayapura, dilakukan dengan analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Prioritas strategi yang dihasilkan berdasarkan nilai Total Attractiveness Score (TAS) adalah (I) pengembangan kawasan sentra produksi (7,0081), (II) pemberdayaan infrastruktur dan kelembagaan petani/peternak (6,7144), (III) pengembangan pola kemitraan antara peternak dengan pemilik modal dan menciptakan kondisi yang mendukung untuk menarik investor dari luar daerah (6.5588), (IV) mendorong dan memberikan perlindungan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) bidang peternakan dan melakukan pembinaan secara terpadu (6,3660), (V) meningkatkan peran dan fungsi dinas peternakan sebagai instansi teknis pemerintah daerah bidang peternakan dan didukung dengan kebijakan yang berpihak kepada petani peternak. Prioritas strategi yang difokuskan oleh Pemerintah Daerah/Dinas Peternakan dalam upaya pengembangan komoditas unggulan agribisnis ternak sapi di Kabupaten Jayapura adalah Pengembangan Kawasan Sentra Produksi. Prioritas strategi ini harus tetap terintegrasi dengan empat alternatif strategi lain, guna keberhasilkan pengembangan komoditas unggulan ternak sapi di Kabupaten Jayapura Provinsi Papua di masa yang akan datang. Pengembangan kawasan sentra produksi haruslah tetap memperhatikan aspek kelestarian alam dan lingkungan serta sosial budaya masyarakat setempat. Keberhasilan pembangunan di Kabupaten Jayapura terutama di sektor peternakan, haruslah melibatkan setiap pelaku agribisnis sehingga perumusan kebijakan, program, peningkatan peran serta, pembinaan dan evaluasi pelaksanaan pengembangan agribisnis komoditas unggulan peternakan dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat/peternak dapat dilaksanakan dengan serasi dan berkesinambungan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/159627
Appears in Collections:MT - Business

Files in This Item:
File SizeFormat 
R252004HBRI.pdf
  Restricted Access
65.46 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.