Pengembangan Sistem Informasi Geografi Pengelolaan Lahan Pertanian di Desa Benteng Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor

Abstract

Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki luas daratan lebih dari 191 juta ha (BPS 2021). Total luas lahan pertanian saat ini seluas 70 juta ha, tetapi yang efektif untuk produksi pertanian hanya seluas 45 juta ha. Permasalahan pada lahan pertanian tidak akan terjadi jika data dan informasi dikumpulkan melalui pemetaan lahan pertanian untuk memahami secara utuh karakteristik kualitatif dan kuantitatif lahan pertanian. Penelitian ini bertujuan membuat visualisasi berupa peta lahan pertanian, menampilkan dan menganalisis data dan informasi pada peta lahan pertanian yang dapat mempermudah dan membantu kelompok tani untuk melihat data dan informasi serta mengambil keputusan terhadap lahan pertanian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode waterfall. Penelitian ini melalui tahap analisis kebutuhan sistem, perancangan sistem, digitasi peta, pengumpulan data, integrasi basis data Appsheet dengan QGIS, visualisasi pemetaan, dan evaluasi sistem. Dalam sistem ini terdapat basis data yang berfungsi sebagai penyimpanan data dan informasi sehingga sistem ini diharapkan dapat membantu pembuatan peta yang lebih baik. Hasil dari penelitian ini adalah peta luas petak lahan (ha), peta nama tanaman dalam tiga musim, peta total penggunaan pupuk kompos dalam tiga musim tanam (t/ha), peta total penggunaan pupuk kimia dalam tiga musim tanam (t/ha), peta hasil panen dalam tiga musim tanam (t), peta produktivitas dalam tiga musim tanam (t/ha), peta BC ratio dalam tiga musim tanam, dan peta BC ratio per tahun. Berdasarkan evaluasi didapatkan hasil bahwa sistem berjalan dengan baik. Semua aspek sistem seperti keakuratan data spasial, keandalan analisis, dan kemudahan penggunaan antarmuka dapat berjalan dengan baik sehingga dalam analisis data dari peta yang telah dibuat hasil datanya dapat sesuai dengan beberapa referensi yang akurat dan solusi dalam menanggulangi permasalahan dari data tersebut dapat ditentukan.

Indonesia is an agricultural country with a land area of more than 191 million ha (BPS 2021). The total area of agricultural land is currently 70 million ha, but only 45 million ha is effective for agricultural production. Problems with agricultural land will not occur if data and information are collected through agricultural land mapping to fully understand the qualitative and quantitative characteristics of agricultural land. This study aims to create visualizations in the form of agricultural land maps, display and analyze data and information on agricultural land maps that can facilitate and assist farmer groups to view data and information and make decisions regarding agricultural land. The research method used is the waterfall method. This research goes through the stages of system needs analysis, system design, map digitization, data collection, integration of the Appsheet database with QGIS, mapping visualization, and system evaluation. In this system there is a database that functions as a data and information storage so that this system is expected to help create better maps. The results of this study are a map of land area (ha), a map of plant names in three seasons, a map of total compost fertilizer use in three planting seasons (t/ha), a map of total chemical fertilizer use in three planting seasons (t/ha), a map of harvest results in three planting seasons (t), a map of productivity in three planting seasons (t/ha), a map of BC ratio in three planting seasons, and a map of BC ratio per year. Based on the evaluation, the results showed that the system was running well. All aspects of the system such as spatial data accuracy, analysis reliability, and ease of use of the interface can run well so that in the data analysis of the map that has been made, the data results can be in accordance with several accurate references and solutions to overcome problems from the data can be determined.