Model Travel Cost Objek Wisata Alam Muncar, RPTN Pakem-Turi, Taman Nasional Gunung Merapi, Yogyakarta

Abstract

Objek Wisata Alam Muncar merupakan kawasan wisata yang terletak di Taman Nasional Gunung Merapi. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik pengunjung, memaparkan penilaian pengunjung, menduga model travel cost, dan menilai prospek pengembangan OWA Muncar. Hasil penelitian menunjukkan pengunjung didominasi oleh perempuan berusia 17-25 tahun dan berasal dari Yogyakarta. Kawasan dinilai aman dengan fasilitas dan sarana informasi yang memadai, aksesibilitas menuju kawasan mudah, pelayanan baik, harga tiket murah, dan tidak ada masalah pencemaran lingkungan. Model regresi linier menunjukkan variabel umur, waktu tempuh, jumlah tanggungan, waktu yang dihabiskan, dan lama mengetahui berkorelasi terhadap frekuensi kunjungan di OWA Muncar dan sisanya berkorelasi negatif. Prospek pengembangan dapat dilakukan pada aspek alam dengan optimalisasi pemanfaatan sumber daya hayati, aspek fasilitas, sarana dan prasarana dengan perbaikan dan penambahan fasilitas, serta peningkatan harga tiket masuk berdasarkan potensi kesediaan membayar pengunjung.

The Muncar Natural Tourism Object (OWA Muncar) is a tourist area located in the Mount Merapi National Park. This research aims to identify visitor characteristics, present visitor assessments, estimate the travel cost model, and evaluate the prospects for OWA Muncar development. The research results indicate that visitors are predominantly female, aged 17-25, and come from Yogyakarta. The area is considered safe with adequate facilities and information services, easy accessibility to the area, good service, affordable ticket prices, and no environmental pollution issues. The linear regression model showed that the variables of age, travel time, number of dependents, time spent, and length of knowledge correlated with the frequency of visits at OWA Muncar and the rest were negatively correlated. Development prospects can be pursued in terms of natural aspects by optimizing the use of biological resources, improving and adding facilities, and increasing entrance ticket prices based on visitor willingness to pay.